Polisi Selidiki Dugaan Keracunan Makanan saat Acara Ulang Tahun di Penjaringan
Merdeka.com - Kepolisian Sektor (Polsek) Metro Penjaringan menyelidiki dugaan keracunan makanan massal saat hajatan ulang tahun di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara pada Minggu (14/11) kemarin. Kepala Polsek Metro Penjaringan Komisaris Polisi Rinaldo Aser mengatakan anggota di lapangan sedang memeriksa penyelenggara dan pembuat makanan hajatan tersebut.
"Kami sudah memeriksa pemilik hajatan, pembuat makanan, sampai saat ini prosesnya masih berjalan terus," kata Rinaldo kepada wartawan di Jakarta Utara, Senin (15/11).
Ia menambahkan memang ada dugaan bahwa makanan yang dimasak oleh penyelenggara hajatan itu penyebab keracunan massal tersebut. Untuk membuktikan dugaan itu, polisi pun mengambil sampel makanan tersebut untuk diperiksa lebih lanjut di Laboratorium Forensik (Labfor) Polri.
-
Bagaimana uji makanan mengidentifikasi komposisi zat makanan? Uji makanan merujuk pada serangkaian metode dan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengevaluasi komposisi zat makanan, serta untuk memastikan keamanan dan kualitas pangan.
-
Bagaimana cara BPOM Semarang memeriksa takjil? Fakta itu terungkap setelah tim Kefarmasian dan Perbekalan Medis Dinkes Tulungagung melakukan sidak mengambil sampel makanan dan aneka takjil di area sekitar MAJT Semarang, kamis (4/4).
-
Mengapa uji makanan penting untuk keamanan pangan? Pengujian dilakukan untuk mendeteksi keberadaan bahan kimia berbahaya, mikroorganisme patogen, atau zat-zat lain yang dapat membahayakan kesehatan manusia jika terdapat dalam makanan.
-
Bagaimana menangani keracunan makanan? Pada saat mengalami keracunan makanan, sejumlah tindakan penanganan bisa dilakukan. Mencegah dehidrasi juga merupakan cara utama agar gejala keracunan ini tidak memburuk.
-
Apa yang ditemukan BPOM di Semarang pada takjil? Balai Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Semarang menemukan sejumlah makanan takjil berupa mie basah, bakso, dua kue moho, dan satu krupuk mengandung formalin dan rhodamin B atau pewarna tekstil yang berbahaya bagi tubuh.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
"Sudah kami ambil sampelnya dan akan kami periksa ke Labfor," ungkap Rinaldo.
Saat ini belum diketahui penyebab pasti warga mengalami gejala keracunan tersebut. Namun menurut Rinaldo Aser, saat ini sudah tidak ada korban keracunan yang menjalani rawat inap (opname) di Rumah Sakit.
"Jadi setelah tadi malam mendapatkan perawatan di klinik, langsung pulang, dan tidak ada yang diopname," ucap Rinaldo.
Menurut keterangan pengurus Rukun Tetangga (RT) setempat, terdapat 16 orang yang merasakan dampak dari menyantap makanan berupa nasi kuning, mi, ayam, dan telur yang disajikan pada hajatan tersebut. Sejumlah warga merasa dampak, seperti lemas, mual, muntah, jantung berdebar, hingga diare.
"Menurut pengaduan masyarakat, ada warga yang sedang berulang tahun kemudian mengundang teman-teman rekanan, anak kecil, kemudian mengonsumsi hidangan yang disediakan oleh pemilik hajat ternyata dampaknya waktu pulang pada muntah-muntah, diare, panas," tutur Ketua RT 019/ RW 017 Kelurahan Penjaringan, Tarso.
Menurut pengakuan warga RT019, Nurhasanah, makanan yang disantap tidak langsung menimbulkan gejala, namun ada jeda beberapa waktu sebelum terjadinya mual dan muntah-muntah tersebut.
"Saya makan sehabis Maghrib, nasi yang dari orang yang ulang tahun itu, terus pukul 22.00 WIB-nya saya muntah-muntah. Terus saya keluar, kata orang-orang bilang banyak yang pada keracunan makanan," ungkap Nurhasanah.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyidik yang menggelar Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) lanjutan hari ini menyita sejumlah barang bukti.
Baca SelengkapnyaBeberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa dua orang pemilik acara, yakni pasangan suami istri (pasutri) SY dan DM.
Baca SelengkapnyaBeberapa sampel diambil guna diteliti di Laboratorium Forensik.
Baca SelengkapnyaPuluhan pegawai Pemkab Gowa dilarikan ke RSUD Syekh Yusuf. Mereka diduga keracunan seusai menyantap hidangan acara pernikahan di Gedung Adi Jaya.
Baca SelengkapnyaRatusan karyawan pabrik mengeluh mual, muntah-muntah, kepala pusing, dan badan lemas.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaHasil pengecekan laboratorium itu, seluruh sampel makanan-minuman dalam kondisi layak konsumsi.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaPuluhan warga ini mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini diperparah dengan badan yang lemas dan hanya bisa berbaring.
Baca SelengkapnyaAcara reses anggota DPRD dari PPP diduga menjadi pemicu keracunan ratusan warga. Mereka menyantap makanan yang disediakan sebelum sakit.
Baca SelengkapnyaSaat ini, siswa siswi SD 1 Klepu Jepara yang keracunan sudah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan.
Baca Selengkapnya