Polisi Ungkap Kendala Usut Anak Diculik di Jakpus, Saksi Idap Keterbelakangan Mental
Merdeka.com - Polisi mengungkap kendala penyelidikan kasus dugaan penculikan terhadap seorang anak perempuan di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Saksi-saksi yang minim informasi menjadi salah satu faktor penyelidikan tersebut terhambat.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin menerangkan, saksi pengemudi bajaj misalnya. Dia mengantarkan terduga penculik dan korban ke kawasan Stasiun Kota.
Saat pemeriksaan si sopir diketahui punya riwayat keterbelakangan mental. Masalah lain, saksi merupakan sopir tembak atau sopir asli.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Bagaimana polisi menangani kasus perundungan ini? Polisi memastikan bahwa kasus ini diproses secara hukum meski kedua tersangka masih di bawah umur. Polisi akan menerapkan sistem peradilan anak terhadap kedua pelaku. Kedua pelaku terancam pidana penjara selama tiga tahun dan denda Rp72 juta.
-
Siapa yang menjadi tersangka perundungan? Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka. Kedua tersangka merupakan kakak kelas korban.
"Ini juga yang termasuk salah satu kendala kami dalam melakukan pemeriksaan. Mudah-mudahan misteri ini bisa segera kami ungkap," ujar Komarudin di Polda Metro Jaya, Senin (19/12).
Periksa CCTV
Polisi masih mencari CCTV di Stasiun Kota, Jakarta Barat. Hal ini menjadi lokasi pemberhentian korban dan pelaku sebagaimana keterangan dari sopir bajaj. Sayangnya sampai ke titik di dekat stasiun kota tidak ditemukan CCTV.
"Tidak ada CCTV yang bisa kita ambil. Ini yang masih terus kita upayakan arah perjalanan dari pinggir rel sampai ke Stasiun Kota," ucap dia.
Kendati begitu, polisi mendapatkan gerobak yang biasa digunakan oleh terduga penculik. Adapun, Ciri-ciri samping gerobak berwarna kuning, di roda ada kipas dan gerobak menggunakan pedal pengayuh.
"Itu yang masih kita cari keberadaannya," ujar dia.
Komarudin mengatakan, pencarian terhadap terduga penculik masih berlangsung. Diduga, antara pelaku dengan korban sudah saling mengenal satu sama lain.
Tampak dari video yang beredar, si anak naik duluan ke dalam bajaj. Rekaman diperkuat dengan keterangan penjual makanan ayam cepat saji.
"Ini yang masih kita terus berupaya mengidentifikasi dulu siapa sesungguhnya orang ini. Kita lacak, tim IT kita sedang mencari untuk aktifitas termasuk titik-titik kemana keberadaan yang bersangkutan," ujar dia.
Reporter: Ady Anugrahadi/Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov Sumbar telah memberikan pendampingan kepada Cahaya.
Baca SelengkapnyaPolisi diharapkan mengungkap sebab kematian dan menemukan pelaku atas tewasnya empat anak tersebut.
Baca SelengkapnyaSalah satu yang menjadi hambatan adalah kasus ini sudah terjadi delapan tahun silam.
Baca SelengkapnyaKasus ini mencuat setelah viral pengakuan ibu korban putrinya dilecehkan ayah kandung.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM RI menduga kuat terjadi perintangan penyidikan atau "obstruction of justice" dalam kasus kematian Afif Maulana.
Baca SelengkapnyaKorban diduga dicabuli oleh saudara sepupunya sendiri, mahasiswa ilmu kesehatan berinisial I-O, berkuliah di salah satu kampus terkemuka di Jember.
Baca SelengkapnyaKonfrontir tersebut dilakukan karena terdapat perbedaan keterangan dari para saksi.
Baca SelengkapnyaKombes Ade mengatakan kasus tersebut sempat lama diproses, karena mediasi antara pelaku dan korban tak menemukan titik terang.
Baca SelengkapnyaPolisi mengaku masih terus berupaya mengidentifikasi dan mencari predator seksual yang mengincar anak-anak dibawah umur
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan fakta baru kasus ibu bernama TY yang membanting anak kandungnya hingga tewas di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Baca Selengkapnya