Prediksi Wajah Jakarta Setelah Tak Jadi Ibu Kota
Merdeka.com - Ibu Kota Negara Indonesia segera berpindah ke Penajam Paser Utara, di Kalimantan Timur. Artinya, Jakarta tidak lagi menjadi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI).
Melepaskan status sebagai ibu kota negara tidak lantas membuat Jakarta kehilangan daya pikat. Sebelas juta jiwa masih terus meramaikan kota metropolis ini yang direncanakan menjadi pusat perekonomian nasional.
Belum ada gambaran pasti bagaimana posisi Jakarta nantinya. Tetapi pengamat perkotaan Nirwono Yoga menilai tak banyak perubahan di Jakarta meski tidak lagi jadi ibu kota.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta berkurang? Karena, fenomena kemacetan saat jam pulang kerja terjadi karena aktivitas kegiatan menjelang buka puasa.
-
Siapa yang menilai kemacetan di Jakarta? Tomtom International BV adalah lembaga pemeringkat lalu lintas kota dunia mencatat peringkat kemacetan di Jakarta naik menjadi 29 pada 2022.
-
Kenapa kemacetan Jakarta makin parah? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Kenapa kemacetan di Jakarta semakin parah? Indeks kemacetan DKI Jakarta naik dari peringkat ke-46 menjadi posisi ke-29 kota termacet di dunia. Berdasarkan riset TomTom InterInternational.
-
Apa yang menyebabkan kemacetan Jakarta meningkat? Berdasarkan data TomTom Traffic Index pada Februari 2023, terjadi peningkatan signifikan kepadatan lalu lintas di Jakarta. Angkanya mencapai 53 persen.
-
Dimana kemacetan semakin parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
"Tidak akan berubah banyak Jakarta, kondisi seperti ini akan terasa 5 sampai 10 tahun ke depan," katanya berbincang dengan merdeka.com, Kamis (20/1).
Menurutnya, Jakarta masih akan tetap macet. Kemacetan tak bisa dihindari seiring terus berkembangnya pusat perekonomian di Jakarta.
"Jakarta masih tetap macet, jutaan kendaraan motor dan mobil dan akan terus bertambah," jelasnya.
Pembangunan pun masih terus terjadi di Jakarta. Baik pembangunan infrastruktur, peningkatan layanan kesehatan, transportasi, dan fasilitas umum. Sebab pembangunan suatu daerah tidak ditentukan hanya dengan status ibu kota. Peradaban maju justru tergantung kebijakan dari pemimpin daerah. Itu pula yang membuat kepala daerah Jakarta wajib memiliki kebijakan visioner.
Bukan tanpa sebab, pergerakan ekonomi di Jakarta membuat banyak sekali uang beredar. Namun jika salah kelola, inovasi pembangunan berjalan lambat.
"Dengan ekonomi yang tinggi, di situ banyak uang," kata dia.
Dia berseloroh. Perbedaannya mungkin hanya soal gengsi kota penyangga tidak lagi ada. Sebab posisi Jakarta setara setelah tak menyandang ibu kota.
"Karena Jakarta dan Bodetabek sama, Jakarta Raya. Mereka punya kedudukan sama karena Jakarta menjadi kota khusus ekonomi dan jika melihat itu pekerja di Jakarta ditopang oleh warga Bodetabek," jelasnya.
Sementara pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai penumpang dengan perjalanan transportasi udara menuju Jakarta akan mengalami penurunan. Bahkan penurunan mencapai 50 persen.
Sebab mayoritas perjalanan ke Jakarta adalah perjalanan dinas. Artinya, kepentingan perjalanan hanya berkaitan pemerintahan. Maka ketika pusat pemerintahan pindah, maka perjalanan dinas ke Jakarta menjadi berkurang.
"Pemerintahan di Kalimantan Timur sebagai IKN baru ya dimungkinkan perjalanan Jakarta akan berkurang dan meningkatkan rute menuju Kalimantan Timur," kata dia.
Sementara untuk perjalanan angkutan publik seperti Transjakarta, KRL, MRT dan LRT masih tetap diminati warga Jabodetabek untuk mobilitas.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN Nusantara hanya memindahkan fungsi dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
Baca SelengkapnyaRencananya, Ibu Kota bakal pindah dari DKI jakarta ke Kalimantan.
Baca SelengkapnyaJakarta memiliki wisata budaya hingga belanja yang siap memanjakan pengunjung.
Baca SelengkapnyaHeru menyatakan, momentum upacara itu tidak hanya menjadi perayaan bergantinya usia Jakarta, tapi juga merayakan semangat Jakarta menuju pembaharuan.
Baca SelengkapnyaMenurut Heru, Kota Metropolitan sekitar Jakarta juga harus tumbuh. Nantinya, ada pembentukan kawasan aglomerasi.
Baca SelengkapnyaBambang Brodjonegoro menegaskan, Jakarta akan tetap menjadi kota yang paling penting secara ekonomi meskipun Ibu Kota berpindah ke Nusantara, Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaLantas, benarkah Jakarta bukan lagi Ibu Kota sejak 15 Februari 2024? Simak penjelasan berikut.
Baca SelengkapnyaJakarta sebagai kota global ini disiapkan setelah kota tersebut tak lagi menyandang ibu kota negara.
Baca SelengkapnyaSekda menyebut dalam skema Jakarta barunya akan berfokus pada pusat bisnis.
Baca SelengkapnyaTaki berharap tentang kepindahan Ibu Kota harus dikaji secara komprehensif tidak sekadar kepentingan politik semata.
Baca SelengkapnyaDKI Jakarta ke depannya harus bisa menjadi Global City yang sukses seperti Dubai.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, IKN secara hukum akan efektif menjadi ibu kota negara menggantikan Jakarta pada saat Keppres diterbitkan.
Baca Selengkapnya