Prestasi Bang Ali membangun Jakarta
Merdeka.com - Ketika resmi menjabat orang nomor satu di DKI Jakarta pada 28 April 1966, Ali Sadikin dihadapkan pada kondisi ibu kota yang kurang baik. Mulai dari birokrasi pemerintahan daerah sampai soal pembangunan kota. Kondisi dan tata kerja organisasi pemerintah tidak memungkinkan dimaksimalkan untuk menyelesaikan segudang masalah yang jadi beban ibu kota.
Untuk membangun Jakarta yang disebut kampung besar, Bang Ali sapaan akrabnya, dibuat pusing karena anggaran belanja Jakarta pada tahun itu cuma Rp 66 juta, itu pun sudah termasuk suntikan dana dari pemerintah pusat. Anggaran itu dinaikkan menjadi Rp 266 juta, tapi masih saja jauh dari kebutuhan pembangunan infrastruktur dan fasilitas perkotaan.
Bang Ali mulai mencari solusi mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembangunan Jakarta baik pembangunan ekonomi maupun sosial budaya. Salah satu solusi yang paling kontroversial mengatasi keterbatasan pemasukan daerah adalah melegalkan perjudian. Bang Ali melegalkan judi demi menambah pundi-pundi pendapatan daerah dari pajak.
-
Siapa yang memimpin pembangunan kota? Tim arkeolog mengumumkan mereka menemukan kota yang tersembunyi di bawah pasir dengan usia sekitar 3.000 tahun yang berasal dari masa pemerintahan firaun Amenhotep III, dan digunakan oleh Tutankhamun juga Ay.
-
Apa yang dicapai oleh DKI Jakarta? Sebanyak 267 kelurahan yang berada di wilayah administratif DKI Jakarta kini telah sepenuhnya berpredikat sadar hukum.
-
Apa julukan Jakarta? Menariknya, sematan kata 'The Big Durian' membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Kapan pemukiman itu menjadi kota besar? Hasil penelitian menunjukkan pemukiman tersebut mulai mengalami proses urbanisasi sekitar 5000 tahun lalu dan berkembang menjadi kota besar pada periode sekitar 4000 tahun lalu.
-
Bagaimana Kebayoran Baru dibangun? Timbunan tanah, batu hingga pasir digunakan untuk menguruk area tersebut agar bisa didirikan kompleks bangunan.
-
Siapa yang mendirikan Jatinegara? Terkait asal usul Jatinegara menjadi wilayah permukiman, cikal bakal munculnya ketika Pangeran Jayakarta yang merupakan putra Kesultanan Banten diburu oleh VOC.
Tak hanya itu, warga Jakarta saat itu pasti masih ingat kebijakan Bang Ali melokalisasi pelacuran Kramat Tunggak dan membuka tempat hiburan malam. Meski menimbulkan beragam kecaman, tapi Bang Ali berhasil menarik pajak untuk pembangunan ibu kota.
Bang Ali cukup berhasil menyulap Jakarta menjadi kota metropolitan meski anggarannya terbatas. Sejarawan Ridwan Saidi menceritakan, saat memimpin Jakarta, Bang Ali cukup gencar membangun kota dengan proyek-proyek buah pikirannya. Pada 1968 Bang Ali membangun Taman Ismail Marzuki sebagai pusat pengembangan kesenian dan kebudayaan. Tempat ini dibangun untuk menampung segala kegiatan kesenian masyarakat.
"Salah satu prestasi yang menonjol oleh beliau, berhasil membangun kampung Jakarta," ujar Ridwan Saidi saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (18/3).
Di bawah komando Bang Ali, kata dia, Jakarta mengalami banyak perubahan. Bang Ali dikenal sebagai gubernur yang keras namun membangun kota dengan manusiawi. Ridwan melanjutkan, Bang Ali menyediakan tempat hiburan bagi warga Jakarta. Mulai dari Kebun Binatang Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol, Monas, hingga pelestarian budaya Betawi di Condet.
"Menyelenggarakan pekan raya Jakarta atau yang lebih dikenal dengan nama Jakarta Fair, membangun persepakbolaan Persija dan lain-lain," katanya.
Namun bukan berarti Bang Ali tidak berhadapan dengan persoalan politik dalam pembangunan kota. Contohnya saat Bang Ali mengeluarkan kebijakan melarang beroperasinya becak karena terlalu banyak berkeliaran di Jakarta.
Kebijakan itu menimbulkan gejolak di ibu kota. Apalagi dengan predikat sebagai ibu kota negara, Jakarta menjadi barometer dan pusat kegiatan politik serta organisasi masyarakat. Tapi Bang Ali cukup terbantu karena kebijakan itu lahir di era orde baru di mana masyarakat takut mengkritik kebijakan pemerintah. Mau tidak mau menuruti kebijakan pemerintah.
"Dia juga pernah berantas becak dan taksi jam-jaman. Memang saat itu mengalami guncangan. Tapi pada zaman orde baru tidak bisa dilawan, Bagaimana mau melawan, nanti di door," kata Ridwan Saidi. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Orang-orang Jakarta dulu menjuluki Ali Sadikin sebagai "Gubernur Monyet"
Baca SelengkapnyaSaat itu pembangunan dilakukan untuk menunjang Jakarta sebagai ibu kota negara. Kota satelit kemudian dirancang, salah satunya Kebayoran Baru dengan alat modern
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan sebuah perkampungan transmigran di Kalimantan yang sudah mulai maju karena terdampak pembangunan IKN.
Baca SelengkapnyaUrbanisasi besar-besaran di Jakarta dimulai pada tahun 1949, ketika Ibukota dipindahkan kembali ke Jakarta. Sebelumnya ibu kota berada di Yogyakarta.
Baca Selengkapnya