Proyek reklamasi & Giant Sea Wall diragukan jika Jokowi nyapres

Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memaparkan rencana proyek reklamasi pulau di Jakarta Utara kepada Komisi IV DPR. Selain itu, Jokowi juga menyinggung rencana pembangunan proyek tanggul raksasa atau Giant Sea Wall dalam rapat dengar pendapat (RDP).

Namun, Anggota Komisi IV DPR Fraksi PKB Jazilul Fawaid meragukan realisasi proyek yang digadang Jokowi tersebut. Pasalnya, mega proyek tersebut dikawatirkan tidak akan berjalan sesuai tenggat waktu yang direncanakan, terlebih Jokowi santer disebut-sebut sebagai calon presiden 2014.

"Kalau Jokowi Presiden sih kuat. Sebab pak Jokowi ini kan santer. Kalau hanya sampai 2014, ya jelas terkatung-katung kalau Jokowi nyapres. Kalau dicapreskan apakah gagasan ini mampu diteruskan oleh penerusnya atau Jokowi mikir nggak soal pengembangan Jakarta. Jangan-jangan lupa," kata dia kepada Jokowi di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (12/12).

Sebetulnya, diakui Jazilul, segenap anggota komisi kelautan DPR salut akan pemaparan Jokowi tentang reklamasi dan tanggul raksasa tersebut. Namun, yang paling penting menurut Politisi PKB itu adalah permasalahan banjir dan macet yang belum teratasi di Jakarta.

Selain itu, Jazilul juga menyayangkan pemaparan Jokowi yang tidak menyinggung sama sekali akan dampak negatif daripada proyek reklamasi pulai dan Giant Sea Wall.

"Saya perlu paparan dari gubernur soal dampak dari Giant Sea Wall ini. Kenapa dampak negatif tidak dibicarakan di sini," tegasnya.

Jazilul menambahkan, wacana pemindahan pusat pemerintah ke daerah reklamasi tersebut akan membuat pembangunan tanggul raksasa menjadi sia-sia.

"Pemindahan ibu kota, apakah ini dipikirkan oleh Pak Gubernur dan Presiden, kalau mau dipindah, gak usah dikembangkan, daripada ini ramai, sudah ada reklamasi, ternyata dipindahnya ke Jonggol. Atau mungkin kalau Pak Jokowi jadi presiden, jangan-jangan nanti pusat ibukotanya di sana," ketus politisi PKB itu. (mdk/did)