PTM 100 Persen Jakarta, Siswa Diminta Bawa Bekal dari Rumah Cegah Hepatitis Akut
Merdeka.com - Pemerintah Kota Jakarta Pusat (Pemkot Jakpus) mengimbau orang tua murid dapat mengantisipasi penularan hepatitis akut. Salah satunya dengan membawakan bekal makanan dan minuman dari rumah kepada anak saat pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
"Kami sudah ingatkan juga melalui guru dan kepala sekolah untuk meminta orang tua memerhatikan makanan dan minuman anaknya, dengan membawakan bekal sehingga mereka tidak saling berbagi botol minum atau wadah makanan," kata Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pendidikan Wilayah II Jakarta Pusat Uripasih, saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (12/5).
Menurut dia, membawa makanan dan minuman sendiri, para murid tidak saling berbagi makanan yang memungkinkan adanya penularan penyakit lewat lendir ketika meminjam botol atau wadah makanan. Orang tua juga diimbau dapat memastikan sang anak mengonsumsi sarapan sebelum ke sekolah dan memastikan kesehatan anak agar tidak menularkan kepada teman sekelas.
-
Bagaimana memberikan Finger Food yang aman? Penting untuk memilih finger food dengan hati-hati. Susan M. McCormack, MA, ahli patologi senior di Children's Hospital of Philadelphia, menekankan pentingnya memulai dengan potongan kecil makanan lunak yang mudah larut. Menurutnya, 'Ketika bayi mengembangkan kemampuan mengontrol makanan dengan lidah dan mengunyah, mereka dapat 'mengunyah' makanan yang lebih keras, seperti potongan buah dan sayuran.'
-
Bagaimana cara mencegah anak terkena penyakit menular? Untuk mengurangi risiko anak-anak terserang penyakit menular, orang tua dapat melakukan beberapa hal, seperti:Memberikan anak vaksinasi sesuai jadwal.Mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, dan tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut sebelum mencuci tangan.
-
Bagaimana cara mencegah kontaminasi silang? Simpan makanan mentah dan siap saji secara terpisah di kulkas, dan jangan biarkan cairan dari makanan mentah menetes ke makanan lain.
-
Bagaimana cara menyimpan makanan MPASI saat mudik? Penyimpanan makanan atau bahan makanan juga perlu diperhatikan dengan seksama. Menggunakan kotak pendingin atau cool box dapat membantu menjaga kualitas dan kesegaran makanan, serta mengurangi risiko kerusakan.
-
Bagaimana cara untuk mengajarkan anak berbagi kepada orang lain? Memilih sesuatu yang istimewa untuk diberikan kepada teman sebaya juga dapat mempererat hubungan mereka.
-
Bagaimana cara menjaga keamanan MPASI? Dr Moretta menjelaskan bahwa keamanan dan kebersihan yang dimaksud adalah dalam proses persiapan dan pembuatan makanan pendamping ASI menggunakan metode, bahan, dan peralatan yang aman dan bersih. Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa proses persiapan dan pembuatan MPASI harus memerhartikan kebersihan, minimal dengan mencuci tangan. 'Kemudian, pisahkan pangan mentah dan matang,' ia menyambung. 'Ketiga, masak dengan benar. Lalu, jagalah pangan dalam suhu benar. Terakhir, gunakan air dan bahan baku yang aman.'
"Kalau pun jajan juga sebaiknya anak ketika mau berangkat sekolah sarapan terlebih dahulu supaya lebih kuat. Perhatian orang tua harus lebih maksimal dibandingkan sebelum-sebelumnya," kata Uripasih.
Senada dengan itu, Kepala Sekolah SDN 08 Kenari Jakarta Pusat, Hardi Priyono mengatakan, pihak sekolah sudah mengingatkan orang tua murid tentang bahaya penyakit hepatitis akut.
"Kita tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Saat ini kantin juga belum ada kepastian untuk dibuka, sehingga memang anak-anak disarankan untuk membawa makanan dan minuman dari rumah dan tidak saling memberi," kata Hardi.
Sudin Pendidikan Jakarta Pusat mencatat belum ada temuan kasus penyakit hepatitis akut yang menjangkit pelajar. Oleh karenanya, orang tua dan murid diharapkan terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menerapkan protokol kesehatan dan tidak saling memberikan makanan dan minuman yang dikonsumsi kepada orang lain.
Siswa Kurang Sehat Dianjurkan Tak Ikut PTM
Sementara itu, Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara menganjurkan siswa kurang sehat untuk tidak mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen setelah libur Lebaran 2022. Hal itu guna mencegah penularan penyakit menular, termasuk infeksi hepatitis akut.
"Indikasinya, kalau mau masuk sekolah, badannya panas, itu tidak kami perkenankan masuk. Jadi, kami minta istirahat atau belajar di rumah," kata Kepala Seksi Pendidikan Dasar, Pendidikan Khusus, dan Layanan Khusus (Dikdas PKLK) Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara Jaanan kepada wartawan di Jakarta Utara, Kamis (12/5).
Dia mengatakan di beberapa sekolah, memang belum semua siswanya masuk 100 persen dengan pelbagai macam kendala, salah satunya karena kondisi kurang sehat.
Jaanan juga sudah memonitor kegiatan pelaksanaan hari pertama masuk sekolah untuk melihat sejauh mana yang sudah dipersiapkan oleh sekolah terkait pembelajaran tatap muka, khususnya penerapan protokol kesehatan.
Dia memberikan contoh, pengecekan telah dilakukan di SMP Negeri 30 Jakarta di Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara.
"Khususnya prokes, kami lihat sejauh mana dipersiapkan sekolah. Dari dia (siswa) masuk pintu gerbang sampai dia hadir di kelas. Jadi, siswa wajib mengikuti prokes di sekolah," kata dia.
Menurut Wakil Kurikulum SMP Negeri 30 Jakarta Emi Priyanti, pada hari pertama pelaksanaan PTM, Kamis ini tercatat sebanyak dua orang tidak masuk ke sekolah. Adapun alasannya karena masih berada di tengah perjalanan pulang dari dinas orang tuanya di luar negeri dan satu lagi alasannya tidak disebutkan.
"Hari ini juga yang terlambat cuma dua orang dan tidak masuk juga cuma dua. Jadi, sudah semangat semuanya, sudah 100 persen masuk," kata Emi.
Adapun jam pelajaran di SMP Negeri 30 Jakarta juga diatur masing masing pelajaran berdurasi 45 menit. Siswa masuk sekolah sejak pukul 06.30 WIB dan jam pulang pada pukul 11.00 WIB.
"Jumlah siswa 829 dari kelas 7-9. Tapi yang masuk hanya kelas 7 dan 8 karena kelas 9 sudah selesai ujian," kata Emi, dikutip Antara.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat wabah tersebut, sekolah meliburkan sementara.
Baca SelengkapnyaMemberikan bekal makanan untuk anak ke sekolah bukan hanya tugas orang tua, tapi juga langkah bijak untuk mengontrol asupan makanan anak.
Baca SelengkapnyaAda keadaan yang mesti di antisipasi misalkan anak tersebut dikhawatirkan punya gangguan organ hati yang berat.
Baca SelengkapnyaDisdik Jakarta mengimbau para pelajar tak perlu bagi-bagi takjil dengan konvoi motor
Baca SelengkapnyaSiswa di sini diajarkan untuk memilah sampah sejak dini.
Baca SelengkapnyaMusim hujan membuat berbagai jenis mikroba mudah berkembang biak, hal itu menyebabkan beberapa penyakit sering datang saat musim penghujan.
Baca SelengkapnyaPenjual yang melanggar peraturan akan dicabut izin berjualan di sekolah atau denda.
Baca SelengkapnyaBiasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.
Baca SelengkapnyaKebiasaan jajan sembarangan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak, mulai dari keracunan makanan hingga obesitas.
Baca SelengkapnyaSeorang pelajar kelas 2 bernama Keyla di sekolah tersebut tidak menyantap makanan yang bergizi yang dibagikan
Baca SelengkapnyaPj Gubernur DKI Teguh menyampaikan pemerintah pusat telah menyediakan sekitar 565 paket makanan sehat bergizi gratis untuk dibagikan kepada siswa.
Baca Selengkapnya