Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ragukan Dinas Kebersihan, DPRD DKI bilang 'ngangkut aja enggak bisa'

Ragukan Dinas Kebersihan, DPRD DKI bilang 'ngangkut aja enggak bisa' Truk sampah Jakarta. ©2013 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Ketua Komisi D DPRD DKI Muhammad Sanusi meragukan niat Dinas Kebersihan DKI yang mengambil alih pengolah sampah yang selama ini dikirim ke TPST Bantargebang, Bekasi. Menurut dia, jika tidak terselesaikan dengan baik, bukan tidak mungkin Jakarta akan menjadi lautan sampah.

"Kita tahu Dinas Kebersihan mengelola sampah seperti apa, ngangkut aja enggak bisa? Ngangkut aja masih susah gitu ya, apa lagi mengolah bantar gebang seratus sekian hektar," ujar Sanusi di gedung DPRD DKI, Jl. Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (2/11).

Menurut dia, persoalan sampah bukanlah perkara gampang. Jika tidak cermat, bukan tidak mungkin anggaran pengolahan sampah akan semakin membengkak tahun depan. Apalagi, sistem pengolahan sampah tak banyak berubah sejak Gubernur Fauzi Bowo masih berkuasa.

"Itu sumber daya manusianya enggak main-main, resistensi sosial-politiknya tinggi sekali, terus kemampuan profesionalnya sangat dibutuhkan, jangan-jangan cost-nya malah jadi lebih besar. Pikirkan itu matang-matang," ujar politikus dari Partai Gerindra ini.

Menurut dia, dari kasus yang ada, yang perlu diantisipasi adalah soal gugatan hukum dari pengelola sampah yakni PT Godang Tua. Sebab, jika sampai pengolahan tidak berjalan dengan maju mundurnya persoalan sampah antar Pemprov DKI dan DPRD Bekasi, bukan tidak mungkin pengelola merasa dirugikan dan akan melakukan upaya hukum dan tentunya sampah akan semakin membeludak di wilayah DKI.

"Itu yang tadi kita sarankan agar anda (Dinas Kebersihan) tanya dulu ke biro hukum, ada celah enggak di mana si Godang Tua partner kita akan gugat. Kalau ada, kecilkan, jangan sampai menjadi status quo (mandek). Kalau status quo, kita pasti berantakan," tegas dia.

Dari volume sampah DKI yang mencapai 6000 ton, Sanusi menyarankan agar Dinas Kebersihan perlu menggunakan teknologi baru seperti ITF atau PTSP. Sebab, dari zaman Fauzi Bowo (FOKE) hingga Jokowi, DKI belum mempunyai alih teknologi yang mumpuni untuk mengolah sampahnya sendiri.

"Produksi sampah 6000 ton enggak pantas lagi menggunakan sanitary landfield, sudah harus menggunakan high technology, ITF atau TPST. Sejak Foke belum sampai, zamannya Pak Jokowi-Ahok juga belum ada," pungkas dia.

(mdk/tyo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
DPRD Jakarta Tolak Anggaran untuk Kaji Reklamasi Pulau Sampah, Ini Alasannya
DPRD Jakarta Tolak Anggaran untuk Kaji Reklamasi Pulau Sampah, Ini Alasannya

Reklamasi pulau sampah di pesisir Jakarta Utara saat ini belum menjadi hal keharusan

Baca Selengkapnya
Geram Tak Kunjung Terima Solusi, Warga Depok Buang Karung-Karung Isi Sampah ke Kantor Wali Kota
Geram Tak Kunjung Terima Solusi, Warga Depok Buang Karung-Karung Isi Sampah ke Kantor Wali Kota

Padahal sampah di rumah warga sudah menumpuk sejak beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya
Sampah Menumpuk di Pasar Kutabumi Bikin Warga Jengkel, Tak Diangkut Karena Dinas Kebersihan Diperiksa Polisi
Sampah Menumpuk di Pasar Kutabumi Bikin Warga Jengkel, Tak Diangkut Karena Dinas Kebersihan Diperiksa Polisi

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang berjanji sasmpah segera diangkut besok.

Baca Selengkapnya
DPRD DKI Tolak Usulan Pemprov Utang Rp1 Triliun untuk Kelola Sampah: Jangan Sampai Korbankan Masyarakat
DPRD DKI Tolak Usulan Pemprov Utang Rp1 Triliun untuk Kelola Sampah: Jangan Sampai Korbankan Masyarakat

Seluruh pimpinan Fraksi dan Komisi di DPRD DKI Jakarta mayoritas tidak menyetujui permohonan pinjaman daerah itu.

Baca Selengkapnya
Kementerian Lingkungan Hidup Kirim Surat Peringatan ke 306 Kepala Daerah, Ini Masalahnya
Kementerian Lingkungan Hidup Kirim Surat Peringatan ke 306 Kepala Daerah, Ini Masalahnya

Kementerian LH meminta, pemerintah daerah di seluruh Indonesia segera memperbaiki pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.

Baca Selengkapnya
Kesal Sampah Tak Diurus Pemerintah, Warga Kalbar Nekat Angkut Bertruk-truk Sampah lalu Dibuang di Kantor Bupati & DPRD
Kesal Sampah Tak Diurus Pemerintah, Warga Kalbar Nekat Angkut Bertruk-truk Sampah lalu Dibuang di Kantor Bupati & DPRD

Berikut momen warga Kalimantan Barat nekat buang sampah bertruk-truk di kantor Bupati dan DPRD.

Baca Selengkapnya
Petugas Kebersihan Ketahuan Buang Sampah ke Sungai, Ternyata Ada Alasan Penting di Baliknya
Petugas Kebersihan Ketahuan Buang Sampah ke Sungai, Ternyata Ada Alasan Penting di Baliknya

Viral petugas kebersihan sengaja buang sampah ke sungai sampai bikin pro kontra warganet. Simak ulasannya.

Baca Selengkapnya
Geger Sampah Warga BSD Tangerang Dibuang Ilegal Bikin Warga Bogor Kesal, Polisi Turun Tangan
Geger Sampah Warga BSD Tangerang Dibuang Ilegal Bikin Warga Bogor Kesal, Polisi Turun Tangan

Geger Sampah Warga BSD Tangerang Dibuang Ilegal Bikin Warga Bogor Resah, Polisi Turun Tangan

Baca Selengkapnya
Viral Warga di DIY Buang Sampah Sembarangan di Beberapa Lokasi, Begini Kata Sultan HB X
Viral Warga di DIY Buang Sampah Sembarangan di Beberapa Lokasi, Begini Kata Sultan HB X

Walaupun masalah sampah belum selesai, namun Sri Sultan HB X optimis kabupaten/kota mampu mengelola sampah secara mandiri

Baca Selengkapnya
Luhut Akui Kesulitan Tangani Sampah di Bali
Luhut Akui Kesulitan Tangani Sampah di Bali

Target pemerintah, setahun ke depan sampah di Bali dapat berkurang banyak.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Tumpukan Sampah di Sungai Pesanggrahan Depok yang Semakin Memprihatinkan
FOTO: Potret Tumpukan Sampah di Sungai Pesanggrahan Depok yang Semakin Memprihatinkan

Sampah yang menumpuk di area tersebut sebagian besar terdiri dari sampah rumah tangga.

Baca Selengkapnya
DPRD DKI Beberkan Penyebab Rusunawa Marunda Terbengkalai hingga Akhirnya Dijarah
DPRD DKI Beberkan Penyebab Rusunawa Marunda Terbengkalai hingga Akhirnya Dijarah

DPRD DKI membeberkan penyebab Rusunawa Marunda terbengkalai hingga akhirnya dijarah

Baca Selengkapnya