Rapat Soal Anggaran dengan PNS DKI, Ketua Komisi A Ingatkan Anggota DPRD Tak Ngegas
Merdeka.com - Komisi A DPRD DKI Jakarta menggelar rapat bersama eksekutif Pemerintah Provinsi Jakarta untuk pertama kali. Rapat hadiri oleh seluruh Wali Kota Jakarta dan Kepulauan Seribu dengan pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020.
Pihak eksekutif dihujani pertanyaan dari para anggota Komisi A DPRD. Kebanyakan dari anggota meminta penjelasan mata anggaran. Misalnya, dua anggaran pengurusan perkara di Pengadilan Negeri Tingkat Kota Jakarta Pusat.
Dua anggaran KUA-PPAS untuk perkara tersebut senilai Rp47,8 juta per tahun dan Rp38 juta. Anggota Komisi A dari Fraksi PSI, August Hamonangan, mengingatkan ketelitian Wali Kota Jakarta Pusat mengenai anggaran tersebut sebab menurutnya, anggaran itu bisa masuk ke dalam anggaran biro hukum.
-
Apa yang DPR minta KPK usut? 'Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi.'
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Apa yang diminta DPR untuk KPK dan Polri? Lebih lanjut, Sahroni tidak mau kerja sama ini tidak hanya sebatas formalitas belaka. Justru dirinya ingin segera ada tindakan konkret terkait pemberantasan korupsi 'Tapi jangan sampai ini jadi sekedar formalitas belaka, ya. Dari kolaborasi ini, harus segera ada agenda besar pemberantasan korupsi. Harus ada tindakan konkret. Tunjukkan bahwa KPK-Polri benar-benar bersinergi berantas korupsi,' tambah Sahroni.
-
Siapa yang minta tambah anggaran? Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim meminta tambahan anggaran sebesar Rp25,01 triliun dalam APBN 2025.
-
Apa yang diminta DPR dari polisi? Sahroni meminta kepolisian mengusut tuntas dugaan penganiayaan setelah ditemukannya mayat remaja laki-laki bernama Afif Maulana (AM) di bawah jembatan Kuranji, Kota Padang yang diduga dianiaya kepolisian.
-
Bagaimana DPR meminta polisi usut kasus? Sahroni meminta polisi menjawab pertanyaan publik dengan hasil penyelidikan yang objektif.
"Bukankah ini anggarannya ada di biro hukum? Atau ini anggaran turunan di biro hukum atau anggaran tersendiri? Kalau bisa dimasukan ke biro hukum ini bisa dimasukan. Biar jangan ada dobel anggaran," kata August, Jakarta, Senin (28/10).
Senada dengan rekan satu fraksinya, William Aditya Sarana, meminta penegasan variasi anggaran honor untuk PPSU. Ia membandingkan biaya PPSU di Kelapa Gading sangat tinggi dibandingkan wilayah Menteng.
"Kenapa di Kelapa Gading PPSU-nya Rp10 miliar, tapi di Menteng cuma Rp2 miliar, rasionalisasinya apa," kata William.
Banyaknya pertanyaan mengenai detil mata anggaran KUA-PPS yang diajukan anggota Komisi A membuat pimpinan rapat bereaksi.
Ketua Komisi sekaligus ketua rapat, Mujiyono, mengingatkan agar anggotanya tidak berapi-api menguliti segala pengajuan mata anggaran dari pihak eksekutif. Menurutnya untuk detil seperti itu ada pada tahapan selanjutnya.
"Saya ingatkan begini, untuk detilnya itu bisa waktu RAPBD, jadi nge-gasnya nanti saja, detilnya per mata anggaran nanti aja," kata Mujiyono.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggota DPR memarahi Ketua KPU terkait berbagai hal dalam rapat Komisi II.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR mendesak agar perkara tersebut segera dibereskan agar KPK kembali mendapat kepercayaan publik.
Baca SelengkapnyaHeru mengatakan, seluruh anggota DPRD sudah memiliki salinan rincian dokumen anggaran.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi III DPR dari Fraksi PDIP, Bambang Pacul, menegaskan pihaknya cinta terhadap Polri
Baca SelengkapnyaBerbagai masalah ditanyakan anggota dewan kepada Panglima dan jajarannya.
Baca SelengkapnyaKomisi X DPR RI menggelar rapat kerja dengan Mendikbudristek RI pada Rabu (6/5).
Baca SelengkapnyaBenny menyoroti bagaimana Kepolisian Sektor (Polsek) daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki kantor layak huni.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR RI menggelar rapat kerja dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaSalah satu interupsi datang dari anggota Dewan Fraksi PDI Perjuangan, Honda Hendarto.
Baca Selengkapnya"DKPP ini pelanggaran etik tidak? Etik manajemen pekerjaan ya enggak pal? Masa kantor ditinggal semuanya," Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli
Baca SelengkapnyaDia pun mengatakan bahwa ketidaktepatan alokasi anggaran menjadi alasan kenaikan UKT perkuliahan yang sempat menjadi polemik beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan menggadaikan SK ke lembaga keuangan bukanlah sesuatu yang baru.
Baca Selengkapnya