Ratusan Pengaduan Tetap Masuk ke Jakarta Smart City
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus menjaring setiap keluhan warga, baik melalui media sosial maupun aplikasi pengaduan seperti Qlue. Sekalipun DPRD DKI Jakarta membuka posko pengaduan, ternyata keluhan warga ibu kota yang dihimpun Jakarta Smart City (JSC) tak pernah berkurang.
Pengembangan terus dilakukan oleh JSC, awalnya mereka hanya melayani 8 kanal untuk pos pengaduan warga. Namun untuk bisa memberikan pelayanan terbaik, pengaduan akhirnya ditampung melalui 12 kanal.
Adapun 12 kanal tersebut, akun twitter @DKIJakarta, akun Facebook Pemprov DKI Jakarta, Qlue, email dki@jakarta.go.id, Balai Warga di Jakarta.go.id, kantor kelurahan, kantor kecamatan, pendopo Balai Kota DKI, kantor inspektorat, sms melalui nomor 08111272206, lapor melalui 1708 dan pengaduan melalui ke akun media sosial Gubernur DKI Jakarta.
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Siapa anggota DPRD Jawa Tengah? Wafa dipastikan menjadi anggota DPRD Jawa Tengah, sedangkan Luthfi dipastikan terpilih menjadi anggota DPRD Rembang.
-
Apa yang diminta DPRD DKI Jakarta terkait Wisma Atlet? Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Pemprov memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat rekapitulasi dan gudang logistik Pemilu 2024.
-
Kapan DPR mengapresiasi rencana Polda Metro Jaya? Mengomentari hal itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni ikut mengapresiasi.
-
Kenapa Kejaksaan Agung diajak kerja sama? “IDSurvey berperan penting dalam memastikan mutu dan kuantitas barang dan jasa dalam perekonomian nasional sehingga berperan sebagai benteng ekonomi nasional. Kami turut berterima kasih atas kesediaan JAMDATUN untuk melakukan kerjasama dengan kami dalam melakukan pendampingan-pendampingan yang diperlukan,“
-
Kenapa DPR RI apresiasi Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
Kasatpel Operasional JSC, Ardhika mengatakan, dalam sehari pihaknya bisa menerima ratusan laporan. Sehingga dalam sebulan ada lebih dari seribu laporan yang harus mereka tindaklanjuti. Itu semua dikerjakan semenjak JSC dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
"Bisa sampai 10 ribu laporan perbulan. Paling banyak masuk soal sampah, parkir liar, pkl sama kondisi jalan," katanya kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.
Laporan yang masuk, dia menjelaskan, nantinya akan langsung dimasukan dalam sistem Cepat Respon Masyarakat (CRM). Nantinya, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait akan dapat mengetahui aduan yang masuk. Sehingga penanganan dapat dieksekusi.
"Karena CRM ini menjadi KPI (key Perfomance Indicator) dari Pemprov DKI, sehingga seluruh laporan ke 12 kanal itu wajib ditindaklanjuti, karena sudah ada aturannya," terangnya.
Mengenai adanya pos pengaduan di DPRD DKI, Ardhika mengaku, laporan yang masuk ke pihaknya tak pernah surut. Sehingga jika nantinya ada rencana sinergi antara legislatif dan eksekutif untuk menyelesaikan masalah warga Jakarta, semua tergantung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Sampi saat ini belum ada (sinergi dengan DPRD soal pengaduan). Karena itu tergantung pimpinan kalau pimpinan menghendaki itu ya kita integrasikan," ujarnya.
Wacana untuk melakukan integrasi dengan JSC sempat disampaikan oleh PSI. Menurut mereka, partai yang membuka posko pengaduan di DPRD DKI Jakarta juga bisa mendapatkan ruang di JSC. Sehingga permasalahan warga dapat terselesaikan dengan cepat.
Ketua Fraksi PSI Idris Ahmad mengatakan, dengan menggunakan teknologi yang ada di JSC maka pengaduan yang masuk dapat terpantau dan akuntabel.
"Sebenarnya kompetisinya bukan mana yang lebih banyak ngadu ke mana, tapi mana masalah yang bisa diselesaikan. Integrasi sistem sih yang kita harapkan. Jadi jangan sampai tidak termonitor. Karena sistem ini tujuannya keterbukaan. Semangatnya di situ juga. Jadi termonitor, ini sudah diproses, selesainya kapan," katanya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Program serupa juga pernah Ridwan Kamil terapkan di rumah dinas saat menjabat Gubernur Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, melempar candaan saat ditanyai solusi mengatasi buruknya kualitas udara di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaUsulan Pansus Polusi Jakarta muncul setelah menerima tuntutan dari warga
Baca SelengkapnyaPKS ingin agar IKN Nusantara menjadi pusat pemerintahan atau eksekutif
Baca Selengkapnya