Reklamasi lanjut, Ahok tegaskan pengembang tak soal bayar kontribusi
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan tetap menerapkan sistem kontribusi tambahan dalam bagi hasil keuntungan reklamasi. Hal ini merujuk keputusan pemerintah yang akhirnya melanjutkan reklamasi Teluk Jakarta yang sempat dihentikan itu.
Basuki atau akrab disapa Ahok ini mengatakan, dirinya tetap berpegang teguh kepada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 52 tahun 1995 dan peraturan daerah (perda) yang sudah ada sebelumnya. Sebab, dalam aturan tersebut mengatur soal kontribusi tambahan.
"Kontribusi tetap dong, itu harus jalan. Sudah jelas kontribusi tambahan ada dasar. Dasar dari Keppres dan perda. Di perda jelas disebutin mau bangun rusun segala macam," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (15/9).
-
Kapan Bea Cukai dibekukan Soeharto? Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1985 untuk memperlancar arus barang demi mendukung ekonomi, setelah berkonsultasi dengan menteri dan mengevaluasi dari BPKP.
-
Apa nama wilayah Jakarta di masa awal? Siapa sangka jika Ibu Kota Jakarta dulunya hanya sebuah wilayah pelabuhan kecil dengan luas wilayah sekitar 125 KM persegi.
-
Bagaimana Soeharto bekuin Bea Cukai? Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1985 untuk memperlancar arus barang demi mendukung ekonomi, setelah berkonsultasi dengan menteri dan mengevaluasi dari BPKP.
-
Siapa yang menyerang Soeharto dengan hoaks? Presiden Kedua Indonesia, Soeharto dan keluarga pernah mendapat serangan berita hoaks terkait Tapos.
-
Kapan Soeharto resmikan proyek Bendungan Asahan? Hingga kemudian, pada tahun 1984 Presiden Soeharto meresmikan proyek Asahan.
-
Bagaimana Soeharto tunjukkan kemarahannya terkait Bendungan Asahan? Dalam benak Soehoed saat itu apakah dirinya melakukan kesalahan. Akan tetapi, ketika Soehoed tiba di kediaman Soeharto. Sudah ada jajaran menteri berkaitan ekonomi termasuk Wakil Presiden. Di hadapan para menteri, Soeharto marah. “Saudara harus sadar, bahwa proyek Asahan ini penting sekali. Ini proyek jangka panjang dan perlu ditunjang dengan anggaran yang cukup, semua perhatikan ini!“ kata Soeharto.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan, pada zaman Presiden Soeharto, kontribusi tambahan yang diwajibkan kepada pengembang sebesar 70:30 dari keuntungan. Kemudian saat ini dikonversi menjadi 15 persen dari nilai jual objek pajak (NJOP).
"Ini dari jaman Pak Harto, kalau 70:30 dari keuntungan dikonversikan jadi 15 persen NJOP, itu yang kami pakai sekarang kepada pengembang," terangnya.
Ahok menambahkan, pengembang juga tidak keberatan dengan nilai kontribusi tambahan tersebut. Namun mereka meminta agar cash flow atau arus kas bisa diatur, mengingat perekonomian saat ini yang sedang tidak stabil.
"Pengembang juga nggak keberatan, cuma minta arus kas saja diatur," tutupnya.
Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memastikan bahwa reklamasi yang ditentang banyak pihak itu lanjut terus. Karena pemerintah tidak memiliki alasan untuk menghentikan proyek reklamasi pulau tersebut.
"Tidak ada alasan untuk menghentikan. Setelah kita periksa aspeknya, legalnya, lingkungan hidup, teknis semua, tidak ada alasan untuk menghentikan itu," ungkap Luhut di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (9/9) lalu.
Luhut menuturkan, keputusan Kementerian Kemaritiman melanjutkan reklamasi pulau G telah mempertimbangkan berbagai hal, baik dari aspek lingkungan hingga maupun hukum.
"Semua yang kita lihat yang punya dampak ditakutkan dari aspek hukum, aspek legal, lingkungan, PLN, tidak ada masalah," ujarnya.
Mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) ini mengatakan, dirinya telah meninjau langsung lokasi Pulau G. Menurut dia, air di lokasi tersebut sudah tercemar lingkungan. Dengan demikian, tidak layak menjadi pusat mata pencaharian para nelayan setempat.
"Ya memang airnya sudah kumuh. Jadi enggak mungkin orang mancing di sana," terangnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam pertemuan tersebut, Pramono Anung-Rano Karno membahas dinamika Jakarta bersama Ahok sebagai bekal maju pada Pemilihan Gubernur.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menyindir mantan Gubernur Jakarta yang hanya mengumbar janji membuat perumahan layak bagi warga.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, pasangan Pramono Anung-Rano Karno ingin mengetahui secara gamblang sejarah pembangunan simpang susun Semanggi.
Baca SelengkapnyaNamun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaAHY mengatakan, proses ganti rugi terhadap lahan itu jadi syarat agar tidak terjadi konflik. Dengan begitu, pihaknya baru bisa mengeluarkan sertifikat.
Baca SelengkapnyaAnies menilai aturan baru yang dibuat punya dampak langsung ke warga Jakarta.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca SelengkapnyaPramono Anung berjanji bakal menindak pengembang nakal bila diberi mandat memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaAhok menilai jika memang penggusuran paling banyak terjadi di era pemerintahannya, berarti programnya mendirikan banyak rusunawa berhasil.
Baca SelengkapnyaAhok menjelaskan, permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada masa yang akan datang dinilai cukup berat.
Baca Selengkapnya