Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Reklamasi membunuh kami'

'Reklamasi membunuh kami' Reklamasi Teluk Jakarta. ©2016 Merdeka.com/zulatsari

Merdeka.com - Suara penolakan terkait proyek reklamasi di Teluk Jakarta sudah lama terdengar. Salah satu pihak yang paling vokal menolak keberadaan pulau buatan itu adalah nelayan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara.

Nelayan protes karena proyek reklamasi membuat tangkapan ikan maupun kerang mereka menjadi berkurang. Sebabnya, banyak ikan dan kerang mati akibat tercemar limbah proyek reklamasi.

Khusus nelayan Muara Angke, reklamasi Pulau G milik PT Muara Wisesa Pramono, anak perusahaan Agung Podomoro Land, paling mengganggu. Sebab lokasinya berada di jalur lintasan mereka biasa melaut.

"Yang tadinya bisa lurus sekarang harus muter jauh untuk sampai ke tengah," ungkap Hery, salah satu nelayan Muara Angke, saat berbincang santai dengan merdeka.com, Senin (25/4) kemarin.

Hery menceritakan, di lokasi pembangunan Pulau G, jenis ikan yang ditangkap bisa beragam. Jumlahnya pun sangat banyak. Tapi itu cerita lama, sebelum pengembang membangun pulau buatan.

"Sekarang jadi sedikit, kalau dulu bisa dapat 30 kg untuk berbagai jenis ikan, sekarang cuma 10 kg, itu juga harus nunggu lama," keluhnya.

reklamasi pulau g

reklamasi pulau G ©2016 merdeka.com/arie basuki

Dari biaya operasional, lanjut dia, untuk biaya solar juga lebih besar dari sebelumnya. Jika dulu hanya membutuhkan 30 liter, kini butuh 50 liter untuk sekali jalan sampai ke tengah laut.

"Karena dulu 1.000 meter dari daratan ikan sudah ada, sekarang enggak ada lagi harus ke jarak sampai 1-2 km. Itupun tangkapnya enggak langsung dapat, harus nunggu dulu agak lama," tambahnya.

Dengan tangkapan sedikit dan biaya operasional tinggi, terkadang membuat nelayan pesimis untuk melaut. "Saya ngapain melaut kalau udah banyak buang solar, eh tangkapan sedikit."

Minimnya hasil tangkapan otomatis membuat pendapatannya menurun. Padahal, Hery punya tiga anak, dua diantaranya masih bersekolah dan balita.

"Paling cuma dapat Rp 100.000, itu juga kadang kurang. Tapi ya mau gimana lagi," ucapnya lirih.

reklamasi teluk jakarta

Reklamasi Teluk Jakarta ©2016 merdeka.com/arie basuki

Saat merdeka.com berkeliling di Teluk Jakarta, sempat terlihat ada kapal nelayan membantu kapal proyek reklamasi. Namun dipastikan Hery, itu bukan bagian dari nelayan Kali Adem.

"Kalau kita enggak ada, kita bersatu tolak reklamasi. Itu paling nelayan luar yang kapalnya disewa, saya dengar-dengar sewanya sampai Rp 2 juta sehari," ucap pria asal Semarang ini.

Sebenarnya, kata Hery, saat proyek reklamasi Pulau G mulai dikerjakan, para nelayan sempat ditawarkan menjadi bagian dari proyek misalnya untuk pengamanan. Namun nelayan menolak.

"Tapi waktu kemarin kita mau segel itu, kita sempat lihat juga ada nelayan yang antar-antar orang proyek. Tapi khusus Kali Adem bersatulah menolak reklamasi yang membuat hidup kami jadi susah begini," tegasnya.

Kini, Hery dan puluhan nelayan Kali Adem lainnya hanya bisa pasrah. Keputusan pemerintah melakukan moratorium reklamasi nyatanya tak berdampak banyak khususnya untuk Pulau G.

Kapal pengangkut pasir, crane, alat berat, truk masih beroperasi seperti sedia kala. Bahkan kapan nelayan yang mendekat langsung diusir petugas keamanan yang berjaga.

"Mereka biasa numpahin pasirnya malam, jadi pagi udah beres. Kita bingung entah mana yang harus kita percaya kini. Reklamasi seperti membunuh kami," pungkasnya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ridwan Kamil: Reklamasi di Utara Jadi Masa Depan Jakarta
Ridwan Kamil: Reklamasi di Utara Jadi Masa Depan Jakarta

RK percaya, selama reklamai tidak merusak lingkungan, maka hal itu menjadi sesuatu yang baik seperti dicontohkan negara maju lainnya.

Baca Selengkapnya
DPRD Jakarta Tolak Anggaran untuk Kaji Reklamasi Pulau Sampah, Ini Alasannya
DPRD Jakarta Tolak Anggaran untuk Kaji Reklamasi Pulau Sampah, Ini Alasannya

Reklamasi pulau sampah di pesisir Jakarta Utara saat ini belum menjadi hal keharusan

Baca Selengkapnya
MK Tolak Gugatan Warga Kepri soal Proyek PSN Rempang Eco City, Ini Alasannya
MK Tolak Gugatan Warga Kepri soal Proyek PSN Rempang Eco City, Ini Alasannya

Pembangunan PSN Eco City membuat warga Rempang berang hingga melakukan perlawanan beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Pengadaan Lahan Belum Tuntas, Proyek Rempang Eco City Belum Bisa Jalan
Pengadaan Lahan Belum Tuntas, Proyek Rempang Eco City Belum Bisa Jalan

Warga asli Pulau Rempang menolak keras relokasi dan penggusuran rumah yang sudah mereka tinggali.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Periklanan Menjerit Terancam Gulung Tikar, Minta PP Kesehatan Direvisi
Pengusaha Periklanan Menjerit Terancam Gulung Tikar, Minta PP Kesehatan Direvisi

PP Kesehatan disusun tanpa melibatkan para stakeholder yang terlibat di dalamnya.

Baca Selengkapnya
PBNU Ingatkan Pemerintah Investasi di Rempang Tak Boleh Korbankan Rakyat
PBNU Ingatkan Pemerintah Investasi di Rempang Tak Boleh Korbankan Rakyat

PBNU tidak ambil soal terkait tujuan investasi yang ingin dikembangkan.

Baca Selengkapnya
Real Estate Indonesia Respons Begini Saat Muncul Moratorium Pembangunan Vila di Bali
Real Estate Indonesia Respons Begini Saat Muncul Moratorium Pembangunan Vila di Bali

Adanya moratorium diharapkan dapat menertibkan para investor asing yang membangun vila.

Baca Selengkapnya
Konflik Pulau Rempang Tak Hentikan Investasi, Warga Disiapkan Rumah Baru dan Kompensasi Rp1,2 Juta
Konflik Pulau Rempang Tak Hentikan Investasi, Warga Disiapkan Rumah Baru dan Kompensasi Rp1,2 Juta

Bahlil mengatakan kegiatan investasi tersebut diperlukan untuk menggerakkan roda ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

Baca Selengkapnya
Wamen ATR/BPN Harap PT TUM Tak Ajukan Kasasi: Agar Bisa Ditetapkan Tanah di Pulau Mendol buat Objek TORA
Wamen ATR/BPN Harap PT TUM Tak Ajukan Kasasi: Agar Bisa Ditetapkan Tanah di Pulau Mendol buat Objek TORA

Raja Juli Antoni menilai Pulau Mendol, Pelalawan, Riau bisa segera dijadikan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA)

Baca Selengkapnya
FOTO: Resah Nelayan Muara Angke Terdampak Reklamasi di Teluk Jakarta, Kini Melaut Makin Jauh
FOTO: Resah Nelayan Muara Angke Terdampak Reklamasi di Teluk Jakarta, Kini Melaut Makin Jauh

Proyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:

Baca Selengkapnya
Kubu Galumbang Menak Klaim Proyek BTS Kominfo Tak Ada Mark Up dan Tidak Mangkrak
Kubu Galumbang Menak Klaim Proyek BTS Kominfo Tak Ada Mark Up dan Tidak Mangkrak

Banyak desa di 3T yang belum memiliki infrastruktur jalan yang layak dan aliran listrik yang mengakibatkan membengkaknya biaya pembanggunan.

Baca Selengkapnya