Rumah ambruk, warga Waduk Pluit enggan direlokasi Jokowi
Merdeka.com - Salah satu rumah di bantaran Waduk Pluit roboh dan hampir menimpa pemilik rumah bernama Daeng Sahrul (42), awal Januari lalu. Meski rumahnya di Rt 19/Rw 17, Penjaringan, Jakarta Utara roboh, Daeng tetap menolak untuk direlokasi oleh Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi).
Alasannya, dirinya tak memiliki tempat tinggal lagi. Pengusaha pelelangan ikan di Muara Baru tersebut sementara ini tinggal di rumah saudaranya yang tidak jauh dari rumah tersebut.
"Ya mau bagaimana lagi, soalnya tidak ada rumah lagi, pihak Camat dan Lurah baru datang meninjau, belum ada bantuan dari mereka," ujar Daeng kepada merdeka.com di lokasi, Kamis (6/2).
-
Dimana rumah itu ambruk? Viral di media sosial video yang memperlihatkan detik-detik rumah ambruk di Tuban, Jawa Timur.
-
Kenapa rumah itu ambruk? Ternyata bangunan tersebut bukan rumah hunian, melainkan kandang hewan yang sudah tak digunakan.
-
Bagaimana kondisi rumah setelah ambruk? Tampak rumah yang langsung ambruk tak tersisa. Kondisinya pun begitu parah.
-
Bagaimana angin kencang merusak rumah warga? 'Kebanyakan itu genteng mbak, jadi ada yang asbes. Kalau genteng sampai kabur kena putting beliung itu. Kalau korban Alhamdulillah tidak ada,' kata Heru Cahyono, Kepala Desa Watuagung, mengutip YouTube Liputan6 pada Jumat (12/1).
-
Siapa yang tinggal di rumah nyaris roboh? Sang pemilik, Abun (63), tak bisa berbuat banyak lantaran hidup di bawah garis kemiskinan.
-
Siapa yang terdampak broken home? Dan dampaknya? Lebih kepada anak-anak.
Daeng merasa beruntung karena sempat menolong ibu, istri dan kedua anaknya. Rumahnya roboh sekitar pukul 06.00 WIB, kata Daeng, dia mendengar suara gemuruh seperti bom, sekitar pukul 08.00 pagi baru rumahnya tersebut amblas sebagian ke Waduk Pluit.
"Enggak tahu deh kalau kejadiannya malam, saya mungkin sudah enggak ada dan juga enggak bisa ketemu saya," ujarnya.
Namun, dia juga tidak mengelak bahwa sebenarnya rumah yang dia tempati di atas bantaran Waduk Pluit tersebut akan terkena program normalisasi Waduk Pluit.
"Iya saya tahu bakal direlokasi, tapi tetap saja bakal saya bangun lagi. Kalau misal memang harus dipindah, saya terima saja, namanya warga harus nurut sama pemerintah, tapi saya enggak mau kalau dipindah ke rusun, cukup ganti rugi saja," ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Utara, Heru Budi mengatakan, pihaknya sudah meninjau lokasi rumah rubuh tersebut. Namun dirinya menolak bila diminta untuk bertanggung jawab mengenai robohnya rumah tersebut, menurutnya, dirinya sudah mengimbau kepada warga untuk pindah ke Rusun karena posisi rumah mereka yang tinggal di atas air.
"Kita kan juga sudah himbau untuk tidak tinggal di situ," ujar Heru.
Heru menambahkan pihaknya tidak akan memberikan ganti rugi, hanya memfasilitasi Rusun. Karena bila ada ganti pemerintah daerah akan disalahkan karena memberikan pihak yang tidak berwenang, "Nanti dibilang pemborosan dong, terlebih daerah tersebut kan akan dinormalisasi," pungkasnya.
Dari pantauan merdeka.com, rumah berukuran panjang 6 meter dan lebar 4 meter tersebut roboh dan terperosok masuk ke dalam air Waduk Pluit, tidak hanya itu sebagian pemukiman warga di sisi selatan juga masih terendam air setinggi 10-20 meter. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaSudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Baca SelengkapnyaKampung Bulak Barat sempat direndam banjir hingga menutupi rumah-rumah warga
Baca SelengkapnyaMenurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan proses relokasi rumah warga yang rusak akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat (Sumbar) segera dimulai.
Baca SelengkapnyaKondisi rumah Idris rapuh. Atapnya terbuat dari daun rumbia yang hampir hancur, dinding anyaman bambunya juga berlubang dan penuh rongga. Ia butuh bantuan.
Baca SelengkapnyaKarena tidak terima, emak-emak sekitar langsung menggeruduk pabrik tersebut.
Baca SelengkapnyaFasilitas maupun rumah warga yang rusak akibat pembangunan itu harus segera diperbaiki atau diganti dalam waktu singkat.
Baca SelengkapnyaKakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup.
Baca SelengkapnyaYadi dan Onih jadi salah satu warga Kota Sukabumi yang hidup dalam garis kemiskinan dan membutuhkan bantuan.
Baca SelengkapnyaHujan deras yang melanda Kota Bogor tadi malam telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa lokasi.
Baca Selengkapnya