Rusun belum siap, Ahok minta penertiban Kampung Leuser ditunda
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, penertiban Kampung Leuser Hang Jebat, RT 08 RW 08, Kelurahan Gunung, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu harus ditunda. Alasannya adalah karena ketersediaan rusun sebagai ganti rugi masih minim.
"Nah sekarang saya tanya ke Dirut PAM Jaya, kamu mau tertibkan itu untuk apa? Kan rusun agak terbatas. Kalau rusunnya belum siap, perlu enggak ditertibkan?," kata Ahok di Balai kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (10/5).
Berdasarkan laporan dari PAM Jaya, warga yang menempati lahan itu sebagian besar adalah pengontrak. Ahok pun akhirnya tahu bahwa permukiman itu dulunya ditempati oleh keluarga pegawai PAM Jaya, tapi telah banyak disewakan.
-
Siapa yang menghuni kampung tersebut? Pasalnya di sini, seluruh penghuninya merupakan perempuan dan tidak ada laki-laki sama sekali.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Siapa yang tinggal di kolong rumah? 'Biasanya suara itu terdengar larut malam, dan kami mengira itu hanya hewan yang berada di kolong rumah,' ungkap Ricardo Silva, menantu pemilik rumah tersebut. 'Suara-suara itu mirip ketukan, seperti saat istri saya berjalan, dan terdengar seperti suara balasan dari bawah rumah, sehingga dia berkata, 'kamu tahu ada yang salah'.'
-
Siapa yang tinggal di Kampung Popok? Kampung Popok terdiri dari 14 KK.
-
Kenapa warga kampung terisolir tidak memiliki tanah hak milik? Salah seorang warga di sana berkata, tanah di kampung itu bukan tanah hak milik, melainkan masih dimiliki PT KAI.
-
Siapa yang tinggal di gubuk reyot itu? Seperti inilah gubuk yang ditempati Samudi, seorang kakek berusia 66 tahun warga Kampung Cipalid, Desa Banjarsari, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak.
"Terus mereka lapor lagi ke saya, 'itu mah bukan orang rusun pak, orang nyewa semua. Jadi keluarga PAM nyewain'. Oke kalau gitu salah," ujar dia.
Dia pun menuturkan, jika benar sebagian warga di sana adalah pengontrak dan memiliki KTP DKI, maka Pemprov DKI wajib memberikan unit rusun kepada mereka.
"Kamu tanya dulu sama mereka, penyewa ada KTP DKI enggak? 'ada'. Kalau ada KTP DKI ya wajib juga menyediakan walaupun prioritas bawah. Kalau belum ada rusun? ya tunda dulu," kata dia.
Sebelumnya, Asisten bidang pemerintahan Wali Kota Jakarta Selatan, A Jayadi mengatakan, banyak warga yang tinggal di Kampung Leuser adalah keturunan dari pegawai PAM Jaya. Berdasarkan data yang dihimpun, ada 63 KK yang akan terkena gusuran dan 30 KK diantaranya adalah pengontrak.
"Asal tahu saja ini tanah PAM mengapa mereka bisa ada di sana karena orang tua mereka itu pegawai PAM, disuruh tinggal di sana. Dan sudah banyak juga yang ngontrak di sana, ada 30 KK yang mengontrak," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rencana relokasi warga di kolong Jembatan Pakin sudah dibahas bersama Menteri Perumahan, Menteri Sosial, dan Menteri Dalam Negeri.
Baca Selengkapnya"Mereka mau direlokasi tapi tuntutan mereka minta dipenuhi juga," ujar Maulana.
Baca SelengkapnyaAnies Heran Nasib Warga Kampung Bayam Terkatung-Katung: Kunci Rusun Sudah Diberikan Kok
Baca Selengkapnya"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaRespons Heru Budi soal penonaktifan NIK warga Jakarta dikritik Ahok
Baca SelengkapnyaWakil Wali Kota Jakarta Barat Hendra Hidayat mengatakan, pihaknya akan memanusiawikan warga yang tinggal di bawah kolong Tol Angke, Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaPrasetio berharap berharap eksekutif dan legislatif duduk bersama mencari jalan keluar mengenai Kampung Susun Bayam.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengkritik langkah Pemerintah Provinsi Jakarta terkait penonaktifan puluhan ribu NIK KTP
Baca SelengkapnyaDelapan imigran gelap ini berangkat dari Bangladesh ke Malaysia dan melanjutkan perjalanan ke Medan, Sumatera Utara hingga tiba ke Kabupaten Belu, NTT.
Baca SelengkapnyaDPRD DKI Jakarta mempertanyakan warga menengah atas yang tinggal di rusunawa.
Baca SelengkapnyaDPRD DKI membeberkan penyebab Rusunawa Marunda terbengkalai hingga akhirnya dijarah
Baca SelengkapnyaPenghuni hanya membayar biaya air dan listrik sesuai dengan pemakaian melalui autodebet Bank DKI.
Baca Selengkapnya