Saling sindir dan kritik soal cara Ahok bangun reformasi birokrasi
Merdeka.com - Calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat mengunggulkan program reformasi birokrasi dan transparansi untuk dilanjutkan jika terpilih menjadi pemimpin Jakarta lima tahun ke depan. Ahok menegaskan, reformasi birokrasi menjadi penting untuk membangun Jakarta yang lebih baik.
Ahok mengklaim, selama dua tahun menjadi gubernur DKI, dia sudah menjalankan program reformasi birokrasi dengan transparansi sistem anggaran, peningkatan mutu pegawai negeri sipil, dan bersih-bersih birokrasi. "Kita temukan banyak PNS bersyukur bangga jadi PNS DKI karena digaji baik. Paling bawah Rp 13 juta, paling tinggi Rp 70 juta," ungkap Ahok dalam debat pemimpin Jakarta yang diselenggarakan Kompas TV, di Djakarta Theatre, Kamis (15/12).
Namun, reformasi birokrasi tidak bisa selesai hanya dalam waktu lima tahun. Ahok mengaku membutuhkan waktu setidaknya 10 tahun untuk membangun reformasi birokrasi. Anak-anak muda yang potensial siap menjadikan birokrasi Jakarta lebih baik.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Bagaimana Golkar menanggapi Anies di Pilgub DKI? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Bagaimana PDIP mengetahui ada yang jegal Anies? Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono mengatakan, Anies Baswedan memenuhi semua unsur kriteria untuk memimpin Jawa Barat. Kapasitas dan pengalaman memimpin wilayah DKI Jakarta, bisa diterapkan di wilayah Jabar.Komunikasi di antara kedua belah pihak sudah intens sejak Rabu (28/8). Hingga Kamis (29/8) sore, pembahasan pengurus partai di tingkat pusat sudah positif.Pengurus PDIP di Jabar sudah diminta untuk mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan keperluan pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar.Namun, semua tiba-tiba berubah pada malam hari. Ia menegaskan, semua upaya yang sudah dilakukan diganggu oleh pihak luar.'Kita menghadapi sebuah tantangan yang sangat besar, tangan-tangan yang tidak menyetujui Pak Anies diusung oleh PDIP Perjuangan, kekuatan-kekuatan yang sangat besar itu pada akhirnya membuat pak Anies tidak jadi diusung oleh PDI Perjuangan,' kata Ono di Kantor KPU Jabar, Jumat (30/8) dini hari.
-
Apa tanggapan Jokowi tentang tudingan menjegal Anies? Jokowi menegaskan, meskipun dituduh-tuduh, urusan Pilkada adalah kembali kepada kebijakan partai politik. Sehingga, ia tidak ada urusan untuk mencampurinya.'Ya tapi kan itu urusan partai politik, mau mencalonkan dan tidak mencalonkan itu urusan koalisi, urusan partai politik,' ucapnya.'Ada mekanisme, ada proses disitu, saya bukan ketua partai, saya juga bukan pemilik partai, supaya tahu semua, apa urusannya' ujar Jokowi.
Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan justru mengkritik cara Ahok membangun reformasi birokrasi. Anies menyindir Ahok yang suka marah-marah dan mengkritik anak buahnya yang tidak becus di depan umum. Menurutnya, cara ini justru membuat demoralisasi bagi PNS.
"Budaya organisasi harus positif. Menghukum tertutup, memuji terbuka. Jangan dibalik. Yang dibangun itu iklim positif. Jangan bilang semua PNS seluruhnya koruptor. Itu namanya pemimpin tidak hadir. Pemimpin itu mendorong agar berubah lebih baik," kata Anies.
Ahok menjawab kritik Anies. Dia mengaku selama ini sudah melakukan kritik pada anak buahnya secara tertutup. Namun itu tidak membuahkan hasil baik bagi reformasi birokrasi. Dia mencontohkan, ketika mengkritik anak buahnya, yang terjadi justru anak buahnya mencoba menyogoknya dengan gratifikasi. Bahkan anak buahnya itu justru memfitnahnya.
"Saya kritik orang terbuka, awalnya tertutup kok. Dia mau nyogok saya jam tangan mahal, uang banyak. Kalau saya kritik terbuka tidak demoralisasi. Buktinya, kepala PTSP berani pecat teman satu kamar waktu kuliah karena memeras dan meminta uang PTSP. Kalau baik-baik, kami baik-baik. Dan yang lain juga tidak sakit hati kok. Buktinya, sungai bersih, jalanan bagus. Tidak mungkin begitu kalau mereka sakit hati," ucap Ahok.
Anies kembali mengkritik Ahok dengan gayanya memperbaiki birokrasi Jakarta. Menurut Mantan mendikbud ini, sistem reformasi birokrasi di Jakarta justru cenderung one man show. Tidak membangun sistem di birokrasi bawah. "Yang bereskan seharusnya bukan yang ada di puncak. Lalu dia turun seolah-olah seperti pahlawan," sindir Anies.
Djarot membalas kritikan Anies. Djarot menegaskan bahwa sistem dan transparansi yang dibangun di Jakarta menjadi acuan seluruh Indonesia Sistem serba elektronik dibangun, sistem persaingan sehat birokrasi pun dibangun. PNS yang berprestasi maka cepat naik pangkat dan digaji tinggi. Tunjangan kerja dinamis diukur berdasarkan kinerja, bukan jam kerja. Djarot menyindir Anies karena mengkritik karena melihat dari luar. "Memang beda antara pengamat dan yang ada dari dalam," sindir Djarot. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggawira menilai Anies Baswedan lupa dengan sejarah soal pernyataannya orang dalam atau 'ordal'.
Baca SelengkapnyaMantan Juru Bicara Anies-Sandiaga pada Pilkada DKI Jakarta 2017, membeberkan fenomena 'ordal' di masa Gubernur Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaCapres nomor urut satu Anies Baswedan menyinggung orang dalam (Ordal) dalam debat capres perdana
Baca SelengkapnyaAnies menuturkan, ada tiga hal prinsip demokrasi. Yaitu kebebasan berbicara khususnya mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaRuhut mengatakan, fakta itu mungkin saja bisa diungkap pasangan Ganjar-Mahfud pada saat debat kemarin. Sayangnya, mereka tak diberikan kesempatan berbicara.
Baca SelengkapnyaBahlil menilai, ada skenario di balik kritikan sejumlah guru besar dan sivitas akademika kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaAnies mengungkit fenomena orang dalam yang merebak di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan angkat bicara terkait tuduhan TGUPP sebagai bentuk orang dalam.
Baca SelengkapnyaCawapres nomor urut 02 itu justru menyerahkan ihwal penilaian tersebut kepada warga.
Baca SelengkapnyaAnies menyebut kenaikan anggaran bantuan sosial (bansos) harusnya tujuannya untuk kepentingan si penerima, bukan kepentingan si pemberi.
Baca SelengkapnyaGibran menganggap kritikan dari Ahok merupakan hal yang biasa.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung soal perbaikan tata negara dan etika pemerintahan.
Baca Selengkapnya