Sekelompok Orang yang Kritik Penerapan PSBB DKI Dibebaskan
Merdeka.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, pihaknya membebaskan sekelompok orang yang sempat ditangkap itu karena diduga mengkritik penerapan PSBB karena berimbas terhadap penghasilan mereka dalam video berdurasi 57 detik yang beredar di media sosial.
"Memang benar dia sempat kami jemput dan kami amankan. Tetapi tidak kita tahan, kita bebaskan," kata Yusri saat dihubungi, Jakarta, Selasa (14/4).
Alasan pihaknya tak menahan, karena pihaknya hanya memberikan edukasi kepada sekelompok orang yang sempat viral itu. Sekelompok orang itu pun juga telah mengaku bersalah dengan apa yang sudah mereka perbuat.
-
Mengapa kejadian ini viral? Video penemuan tersebut dibagikan di platform Douyin (media sosial China) dan menarik perhatian publik.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang menyebarkan video viral tersebut? Sebelumnya akun sosial media (Instagram, Tiktok, Facebook) Rama News (@ramanews) pada 23 April 2024 mengunggah sebuah video yang diambil dari akun TikTok widia_pengamatpolitik dengan narasi bahwa adanya kejadian nasabah BRI yang kehilangan uang merupakan efek dari pemilu yang membutuhkan uang untuk serangan-serangan bansos dan juga untuk membantu pemerintah yang merusak demokrasi.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
"Kita berikan dia edukasi-edukasi pemahaman terkiat situasi saat ini. Alhamdulillah dia mengerti," ujarnya.
Yusri menjelaskan, motif mereka melakukan hal itu karena ingin merespon situasi yang saat ini dihadapi Indonesia. Setelah diberikan pemahaman, mereka pun akhirnya mengerti dengan kondisi Indonesia yang sedang dihadapi dengan virus Covid-19 atau corona.
"Motifnya itu dia hanya merespons situasi yang saat ini terjadi," ujarnya.
Sebelumnya, polisi menangkap sekelompok orang diduga mengkritik penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sekelompok orang itu sebelumnya diduga mengkritik penerapan PSBB karena berimbas terhadap penghasilan mereka dalam video berdurasi 57 detik yang beredar di media sosial.
"Sudah ditangkap, siang ini dirilis Polda," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus saat dikonfirmasi merdeka.com mengenai penangkapan sekelompok orang tersebut, Senin (13/4).
Dihubungi terpisah, Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Jerry Siagian mengatakan, penangkapan para pelaku dilakukan akhir pekan lalu. Namun kasus ini baru akan dirilis Polda Metro siang nanti.
"Benar ditangkap hari Jumat dan Sabtu," kata Jerry.
Sementara itu, beredar pula video permintaan maaf para pelaku. Pelaku mengaku menyesal atas perbuatannya.
"Kita semua mensupport dalam upaya pencegahan virus Corona ini melalui Program Sosial Berskala Besar (BSBB). Kita tidak butuh hasutan, kita juga tidak butuh propaganda maupun manuver memecah belah, yang kita butuhkan hanyalah motivasi, kita saling support untuk saling menguatkan bersatu padu tetap dalam kesatuan agar kita dapat bersama-sama melewati masa sulit ini. Tidak lupa pula tetap memperhatikan kaidah dalam menjaga kesehatan dan semakin tertib dalam mengikuti peraturan pemerintah maka insya Allah ini semua dapat selesai dengan baik dan itu sudah terbukti negara lainnya. Untuk kawan-kawan semua jangan lupa untuk pakai maskernya, cuci tangan dengan hand sanitizer, jaga jarak aman dan lebih baik di rumah aja. Sekali lagi seluruh komponen bangsa Indonesia kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahpahaman ini dan atas ketidak rasionalan kami dalam berpikir dan berpendapat, kami keliruh dan kami berjanji tidak akan mengulangi hal tersebut dan menjadi pelajaran di hari-hari setelah hari ini," ujar salah seorang pelaku.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polda Metro Jaya memulangkan 16 pendemo yang ditangkap saat demo berujung ricuh di depan KPU dan DPR/MPR RI
Baca SelengkapnyaKe-50 orang yang segera dibebaskan itu dipastikan tidak terlibat tindak pidana berat saat kericuhan di sekitar gedung DPR, Kamis (22/8).
Baca SelengkapnyaAksi pembubaran diskusi kebangsaan ini menuai kritikan publik.
Baca SelengkapnyaPermintaan maaf tersebut dibacakan langsung oleh para pegawai yang dijatuhi sanksi berat oleh Dewan Pengawas (Dewas) KPK.
Baca SelengkapnyaKapolri tidak mentolerir segala bentuk tindakan premanisme dan anarkis.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, sedikitnya 15 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaSebanyak 10 pelaku yang awalnya tak dikenal kini sudah diketahui identitasnya dan segera ditangkap.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, hanya lima orang yang menjadi tersangka. Kini bertambah empat, sehingga totalnya menjadi sembilan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, dua orang sudah ditetapkan sebagai tersangka terkait pembubaran diskusi tersebut.
Baca SelengkapnyaPemanggilan itu dilakukan setelah viral vidro di media sosial terkait pembubaran diskusi dilakukan sekelompok orang diduga preman
Baca SelengkapnyaYoutuber itu menegur pemotor lalu memancing amarah warga dan ojek online
Baca SelengkapnyaPolisi membenarkan ada sekelompok aktivis yang sedang melaksanakan diskusi di dalam ruangan hotel di Jalan Hayam Wuruk Denpasar.
Baca Selengkapnya