Sekeluarga Tewas di Kalideres, DPRD DKI Minta Peran RT/RW Lebih Dihidupkan Lagi

Merdeka.com - Mayat sekeluarga di Kalideres diduga sudah berhari-hari. Meskipun rumah antartetangga berdempetan, warga mengaku tidak menyadari keempat orang tersebut sudah lama tak kelihatan bahkan sudah menjadi mayat di rumahnya sendiri.

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Nasrullah menyesalkan peristiwa tragis ini. Dia menyoroti kinerja Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT/RW) hingga tak menyadari ada warganya yang sudah tewas berhari-hari di dalam rumah.

"Peran RT/RW juga seharusnya dihidupkan lagi ya minimal ada kontak-kontak. Terutama tetangga deh, ini yang harus dihidupkan oleh seluruh warga. Warga harusnya perhatian jangan cuek kalaupun mungkin orang samping rumahnya tertutupnya," kata Nasrullah saat dihubungi merdeka.com, Senin (14/11).

Harusnya, kata dia, seorang RT/RW bukan sekadar jabatan administratif. RT atau RW harus rutin memantau kondisi warganya. Apalagi jika merasakan hal-hal mencurigakan.

"Seharusnya memang RT/RW ini bukan cuma membantu masyarakat, tapi juga perhatian ke warganya," lanjutnya.

Politikus dari Fraksi PKS ini menyadari, interaksi antara warga kompleks dan permukiman biasa memang jauh berbeda. Namun jangan dijadikan alasan untuk tidak saling membantu. Apalagi, bila warga sudah curiga ada sesuatu.

"Bagaimana seharusnya manusia saling membantu. Yang saya prihatinkan itu, hidup di wilayah komplek kok enggak ada kontak-kontakan. Enggak bingung 'ada apa ya?'. Walaupun memang berbeda suku, berbeda agama, lampu rumahnya nyala atau enggak, harusnya ada kecurigaan lah," ucapnya.

Nasrullah tak bermaksud menyalahkan perangkat daerah setempat. Namun, menurutnya diperlukan peran RT/RW dalam mengimplementasikan hubungan antar warga dengan mengutamakan prinsip kemanusiaan.

"Makanya, perlu ada urun rembuk sebulan sekali atau apa sebagai pengikat hubungan gitu. Kalau ada yang sakit kan perlu dibantu, siapa yang bantu? Tetangga. Ini bagaimana hubungan dengan tetangga saja nggak ada," tutupnya.

Reporter Magang: Syifa Annisa Yaniar