Selidiki kematian Fahreza, polisi akan tanyai petugas pintu GBK
Merdeka.com - Mapolda Metro Jaya memastikan akan mengusut tuntas kasus tewasnya suporter Persija Muhammad Fahreza (16). Reza diduga dianiaya aparat polisi saat kisruh pertandingan Persija VS Persela di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jumat (13/5) kemarin.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono mengatakan, akan memeriksa seluruh petugas pengamanan yang berada di antara pintu VIII hingga pintu XII Stadion Utama GBK, guna mencari titik terang kejadian yang sebenarnya.
"Antara Pintu VIII sampai XII akan kami cek siapa yang bertugas di situ. Katanya memang terjadi kerusuhan (antara yang) berebut masuk dan berebut tiket, karena infonya tiket sudah habis," ujar Awi di Polda Metro Jaya, Senin (16/5).
-
Siapa yang bentuk tim investigasi? Kementerian Perhubungan membentuk tim investigasi internal, usai penganiayaan yang dilakukan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.
-
Siapa yang meminta Polda Jatim untuk melakukan investigasi? Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mendorong Polda Jatim untuk segera melakukan investigasi karena dikhawatirkan Briptu FN mengalami depresi pasca persalinan alias baby blues.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
Awi menyebut, pihaknya sudah membentuk dan menugaskan sebuah tim, untuk menemukan fakta yang sebenarnya terjadi. Selain itu, lanjut Awi, tim juga sudah menemui keluarga korban dan akan mengecek langsung ke lokasi kejadian.
Awi mengaku, sebelumnya pihak kepolisian tidak menerima laporan terkait tindakan kekerasan terhadap suporter tersebut, karena pada evaluasi seusai pengamanan itu. Pihaknya hanya mendapat laporan bahwa ada personelnya yang terkena lemparan batu.
"Klarifikasi ke keluarga korban untuk mengetahui fakta-fakta. Saksi tinggal kakaknya. Dia juga hanya mendengar cerita adiknya. Tidak melihat siapa yang mukul, atau ikut tawuran atau tidak," ujar Awi.
"Sampai pukul 24.00 WIB kami konsolidasi, tidak ada laporan itu. Sehingga kami pikir tidak ada permasalahan. Evaluasi malam itu memang tidak ada masalah, lancar, yang ada anggota kami dilempar batu dua orang. Bahkan saya sendiri hampir kena batu es dan botol minuman," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pegi Setiawan menjalani pemeriksaan oleh tim psikologi selama dua hari pada akhir pekan lalu.
Baca SelengkapnyaPenyidik akan mereview kembali temuan dengan fakta yang didapat dari lapangan.
Baca SelengkapnyaPolisi juga melakukan olah TKP kembali untuk mendapatkan benang merah dari fakta-fakta yang diperoleh penyidik.
Baca SelengkapnyaPetugas telah memeriksa 14 saksi yang berada di sekitar rumah dinas korban saat peristiwa itu terjadi.
Baca SelengkapnyaHaniyah ditemukan tewas di garasi rumah majikannya, Masrukhin, pada 4 Desember 2016, dengan luka-luka akibat kekerasan benda tumpul.
Baca SelengkapnyaJika ada temuan dugaan tindak pidana yang terjadi, maka ditingkatkan statusnya dari tahap penyelidikan menjadi penyidikan.
Baca SelengkapnyaTim gabungan yang ikut dalam olah TKP ulang hari ini antara lain Ditreskrimum, Ditjatanras sebagai penyidiknya.
Baca SelengkapnyaTim psikolog melakukan pengetesan kepada sejumlah saksi, termasuk orang tua Pegi Setiawan.
Baca Selengkapnya"Saat ini penyidik sedang mendalami mengumpulkan bukti-bukti di TKP.
Baca Selengkapnya