Serapan anggaran DKI rendah, Hanura desak Anies definitifkan pejabat Plt
Merdeka.com - Gubernur DKI Anies Baswedan diminta segera mendefinitifkan pejabat yang masih Pelaksana tugas (Plt) di jajaran Pemprov DKI. Hal tersebut, berpengaruh dengan serapan anggaran. Hingga Selasa (24/7), data penyerapan belanja langsung baru Rp 9,665 triliun atau 24 persen, dari total anggaran belanja langsung Rp 40,175 triliun.
Ketua Fraksi Hanura DPRD DKI Mohamad Ongen Sangaji menyatakan, pejabat Plt tidak berani menggunakan anggaran untuk menjalankan program karena takut berurusan dengan hukum. Sebab, mereka menilai seorang Plt tidak memiliki kewenangan penuh.
"Setiap saya turun ke bawah, warga mengeluhkan pembangunan jalan lambat. Ada beberapa tembok kali hampir roboh, kali belum dikeruk, dan pekerjaan pembangunan yang menggunakan anggaran besar tak jalan," kata Ongen di gedung DPRD DKI, Selasa (24/7).
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Apa nama lengkap Anies Baswedan? Anies Baswedan, dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, merupakan salah satu kandidat presiden untuk tahun 2024, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 7 Mei 1969.
-
Apa yang disepakati PDIP dan Anies? Meski akhirnya PDIP tidak mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, menurut Basarah, Anies mengakui gagasan dan rencana baik untuk menjadi jembatan silaturahmi antara kelompok Islam dan kalangan Nasionalis Soekarnois akan terus dijalankan karena hal itu menjadi kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia.
-
Bagaimana Jokowi meminta kepala daerah mengelola anggaran? 'Fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas enggak jelas. Ada kenaikan 10% semua diberi 10 persen. Enggak jelas prioritasnya yang mana,' kata Jokowi.
-
Siapa yang meminta anggaran Rp20 triliun? Jelang rapat, Menteri HAM Natalius Pigai sempat dicecar terkait permintaan anggaran Rp20 triliun.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura DKI itu mengungkapkan banyak pejabat vital di lingkungan Pemprov DKI masih berstatus Plt. Di antaranya, Badan perencanaan pembangunan daerah (Bappeda), Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman, dan Kepala Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ).
Selanjutnya, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik serta Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Menurut dia, ini efeknya sangat besar ketika Anies-Sandi lamban menetapakan para pejabat tersebut.
"Ini sudah ingin pembahasan APBD Perubahan 2018. Makanya segera didefintifkan dan ganti yang tak bisa kerja. Hanura ini, partai pendukung pemerintah. Baik pusat maupun daerah. Kami ingatkan ini," tegas dia.
Wakil Ketua Komisi B DPRD DKI itu mengultimatum, Anies-Sandi jika dalam waktu 10 hari tidak mendefinitifkan pejabat dan mengganti yang tak produktif, Hanura DKI akan menjadi oposisi. Jangan, sampai anggaran ada tak terserap secara baik akibat lamban kerja.
"Ini demi warga DKI. APBD untuk pembangunan. Kalau saja, belanja langsung masih 24 persen, itu mengerikan. Kami akan jadi oposisi sejati nanti. Kalau masih lemot," tambah dia.
Dia menegaskan, langkah ini diambil bukan karena ada titipan pejabat atau proyek. "Hanura, Insya Allah tidak ada seperti itu. Ongen mengaku, prihatin dengan warga yang mengadu. Pejabat juga takut mau jalankan program menggunakan APBD, kalau masih Plt," ungkapnya.
Ongen juga mengingatkan, Anies-Sandi harus evaluasi kinerja lurah Pisangan, Jakarta Timur karena menyusahkan warga. Ada warga meninggal mengurus surat kematian susah. "Warga hampir serbu itu kantor. Akhirnya, urus di kelurahan Rawamangun, Jakarta Timur. Saya kembali ingatkan, segera serapan dinaikkan dan Plt didefinitifkan. Satu lagi, Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Sudin SDA Jakarta Timur harus diganti karena lambat kerjanya," tandasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Heru mengatakan, seluruh anggota DPRD sudah memiliki salinan rincian dokumen anggaran.
Baca SelengkapnyaSebelum menyepakati besaran APBD DKI Jakarta 2025, para pimpinan komisi menyampaikan rekomendasi dan usulan hasil dari konsultasi dengan tiap komisi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan mengungkapkan kendala kesejahteran rakyat (kesra) karena kurangnya sinergi antara pemerintah pusat dengan daerah.
Baca SelengkapnyaMinimnya realisasi belanja ini berdampak pada peredaran uang di kabupaten/kota dan menunjukkan daya beli masyarakat yang rendah.
Baca SelengkapnyaDana disalurkan melalui KPU dan Bawaslu selaku penyelenggara Pilkada Serentak.
Baca SelengkapnyaDPRD DKI Jakarta mengesahkan Raperda tentang Perubahan APBD tahun anggaran 2024 menjadi peraturan daerah (Perda) dengan besaran Rp85.190.596.577.676.
Baca SelengkapnyaRencana belanja daerah tersebut terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga, dan belanja transfer.
Baca SelengkapnyaAPBDP 2023 terdiri dari Pendapatan Daerah yang diproyeksikan mencapai Rp70,63 triliun.
Baca SelengkapnyaPras berharap, Pemprov DKI dapat menggunakan anggaran itu sebaik mungkin.
Baca SelengkapnyaSaat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memotong TKD ASN DKI Jakarta sebesar 25 persen.
Baca SelengkapnyaRapat dilakukan bersama Ketua dan jajaran DPRD Kota Tangerang, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Tangerang,
Baca Selengkapnya