Soal calo kamar RS, Ahok ngeles bisa dipindah ke kelas 1 & 2

Merdeka.com - Persoalan hal-hal fiktif di Jakarta rupanya belum usai. Setelah ditemukan makam fiktif, kini muncul kamar rawat inap fiktif di RS Umum Daerah.
Temuan ini pertama kali diungkap oleh Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi. Dalam temuannya, pihak rumah sakit ternyata menipu pasien yang ingin rawat inap dengan mengatakan kamar penuh padahal masih tersedia.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, seolah tak ingin menanggapi lebih jauh persoalan itu. Dia hanya menjelaskan, persoalan ketidaktersediaan kamar di RSUD harusnya bisa disiasati.
Misalnya dengan menaikkan kamar rawat inap si pasien. Semisal pasien berhak atas kamar kelas 3, namun karena keterbatasan boleh dimasukkan ke kelas 1 atau 2 termasuk VIP.
"Kalau VIP, kelas 1 dan 2 itu kosong, itu bisa dinaikin. Boleh memang," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (26/8).
Ahok memastikan, mengupgrade kelas kamar rawat inap tak membuat si pasien menambah beban biaya.
"Itu enggak nambah beban biaya. Sebetulnya makanya dulu kan enggak kepikir bikin kelas 1, kelas 2 supaya semua sama. Ngapain kamarnya sama kamu ganti 2 ranjang kamarnya 8. Cuma kalau kayak gitu banyak orang kelas menengah enggak mau, kan BPJS ada yang kelas 1, kelas 2 juga," tambahnya.
Sebenarnya, kata dia, mungkin penuh yang dimaksud untuk rawat inap kelas 3. "Tapi dibilang kamar penuh jadi mau enggak mau ke kelas 1 atau kelas 2," sambungnya.
"Maka itu kelas 1 harusnya gratis. Sama kaya naik pesawat aja," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya