Sosok APA Terungkap, Ini Reaksi Keluarga David
Merdeka.com - Sosok APA yang belakangan diketahui bernama lengkap Anastasia Pretya Amanda akhirnya menjelaskan siapa dirinya. Lewat kuasa hukumnya, APA mengakui pernah berpacaran dengan Mario Dandy Satriyo (20).
Setelah resmi putus, keduanya tidak lagi menjalani komunikasi intens. Dalam kasus penganiayaan, APA disebut-sebut yang melaporkan perlakuan tidak baik David pada AG yang kini menjadi pacar Mario. Hal itu memicu kemarahan Mario Dandy.
Lalu apa tanggapan keluarga David soal sosok APA?
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
-
Gimana alibi didukung? Saksi, catatan CCTV, atau bukti lainnya dapat menjadi elemen yang memperkuat alibi.
-
Siapa yang dilaporkan ke polisi? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Siapa yang diadukan ke DKPP? Dalam sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP) perkara nomor 19-PKE-DKPP/I/2024, Nus Wakerkwa mengadukan Ketua KPU Hasyim Asy’ari berserta anggota KPU Mochammad Afifuddin dan Parsadaan Harahap.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa yang bisa memberikan alibi? Alibi adalah pernyataan seseorang yang kemungkinan merupakan pelaku kejahatan, tentang di mana ia berada pada saat pelanggaran atau kejahatan dilakukan.
Perwakilan keluarga David, Alto Luger menyampaikan, pihaknya tak ingin mempersoalkan peran dari APA. Sebab secara fakta hukum, ia tak hadir di lokasi penganiayaan yang terjadi di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
"Bahwa itu menjadi tidak relevan dengan kasus tindak pidana yang terjadi. Karena yang, terjadi ada dua orang yang sudah menjadi tersangka. dan tentunya 1 anak yang statusnya anak yang berkonflik dengan hukum Itu yang ada di lokasi," kata Alto saat dihubungi, Selasa (14/3).
Ketika kejadian penganiayaan memang dari proses hukum dan rekonstruksi terkuak hanya ada Mario Dandy, Shane, dan AG di lokasi. Mereka pun kini telah dijerat sebagai orang yang harus bertanggung jawab atas perlakuan penganiayaan kepada David.
"Ini ada perencanaan untuk melakukan tindak pidana penganiayaan berat. Maka motif itu menjadi tidak relevan. Artinya, otomatis si APA tidak relevan karena apapun itu tidak bisa menjustifikasi dilakukan perencanaan penganiayaan berat itu," jelasnya.
Alto menegaskan pihaknya tak ingin mempersoalkan peran dari APA. Karena sesuai alat bukti dan fakta hukum penyidikan polisi, tak menemukan adanya APA di lokasi, dan dia tidak terlibat di dalam perencanaan penganiayaan.
Berkaca dari kasus pembunuhan berencana yang dilakukan Ferdy Sambo Cs, kata Alto, persoalan motif sudah tidak menjadi utama. Karena yang terpenting adalah tindak pidana yang terjadi sehingga mengakibatkan David mengalami luka serius.
"Iya kan kita dejavu kasus Sambo, dan saya pikir dari keluarga pikir. Masyarakat sudah lebih cerdas mana itu noise yang sebenarnya tidak penting didiskusikan dan mana unsur-unsur yang sebenarnya sesuai alat bukti yang penting untuk energi kita fokus ke situ," kata dia.
Alto menilai kemunculan APA saat ini hanya untuk kepentingan klarifikasi. Sebab, sejak awal kasus penganiayaan namanya telah disebut oleh pihak kepolisian.
"Iya saya pikir kehadiran APA ini mereka punya kepentingan untuk mendudukkan posisi APA ini di mana. Karena namanya disebut-sebut apalagi di awal-awal disebut oleh polres. Tapi menurut kami itu sebenarnya tidak penting, karena faktanya sampai hari ke-22 ada anak yang masih belum sadar," jelasnya.
APA Sudah Diperiksa
Sebelumnya, Pengacara Saksi Anastasia Pretya Amanda (APA), Sumantap Simorangkir mengungkap kliennya tidak mengetahui rencana penganiayaan yang dilakukan tersangka Mario Dandy Satriyo kepada David, Senin (20/2) lalu.
"klien kami tidak mengetahui sama sekali adaya suatu perencanaan dan atau apapun itu tentang kejadian yang telah terjadi dan menjadi viral," kata Sumantap dalam keterangannya, Minggu (12/3).
Terlebih, Sumantap menjelaskan ketika penganiayaan berlangsung di sebuah komplek perumahan, di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. APA, tidak berada di lokasi terbukti dari rekaman CCTV yang tidak menampilkan kliennya.
"Padahal patut diketahui klien kami sama sekali tidak berada di tempat kejadian perkara. Sebagai bukti mungkin bisa diperiksa hasil CCTV maupun saksi-saksi yang berada di tempat kejadian," ujarnya.
Sementara dalam kasus penganiayaan ini, Sumantap menegaskan bahwa kliennya masih sebagai saksi yang sempat diperiksa oleh Polres Metro Jakarta Selatan No. S.Pgl/349/II/2023/Reskrim tanggal Februari 2023.
"Sebagai saksi dan pada hari Kamis tanggal 2 Maret 2023 telah dilakukan pemeriksaan oleh penyidik dari Polres Metro Jakarta Selatan sebagai saksi di mana klien kami telah menyampaikan keterangannya serta menandatangani berita acara pemeriksaan," katanya.
"Yang atas hasil pemeriksaan tersebut jelas merupakan kewenangan dari penyidik yang memeriksa pada saat itu.Sehingga dengan kehadiran dan diperiksanya klien kami oleh Polres Metro Jakarta Selatan pada waktu itu, menunjukkan sikap itikad baik," tuturnya.
Sekedar informasi saksi baru berinisial APA terkait kasus penganiayaan dilakukan Mario Dandy Satriyo (20), anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan terhadap putra pengurus GP Ansor David (17).
Polisi menyebut saksi APA merupakan orang yang menyampaikan kepada Mario Dandy mengenai dugaan perbuatan tidak baik dilakukan David terhadap wanita berinisial AG, teman dekat Mario Dandy.
"Saudari APA itu menyampaikan dugaan perbuatan tidak baik yang dilakukan korban kepada AG," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (25/2).
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Trail by the press dari orangnya bukan medianya. Orang ini ngomong, inisialnya G,” ujar Suharyono
Baca Selengkapnya