Sumarsono soal fatwa atribut Natal: Tak dilarang tapi jangan dipaksa
Merdeka.com - Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa haram menggunakan atribut non-Muslim seiring fenomena saat peringatan hari besar agama non-Islam terdapat umat Islam menggunakan atribut atau simbol keagamaan non-Muslim. Yang sering jadi sorotan adalah saat Natal, sejumlah karyawan Muslim ikut mengenakan busana Santa atau Natal.
Menanggapi hal tersebut, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono berinisiatif untuk melakukan komunikasi dengan MUI sebelum terjadi kericuhan di Ibu Kota. Menurut Sumarsono, masalah fatwa tersebut menjadi besar karena banyak pemberitaan yang berbau provokatif yang disebarkan di media sosial sehingga menimbulkan banyak kesalahpahaman di kalangan masyarakat.
"Bahwa sebenarnya maksud MUI itu bagus jangan juga dipaksakan mereka (karyawan muslim) memakai ornamen Natal terutama di kalangan hotel untuk karyawan yang Muslim kalau memang merasa keberatan jangan dipaksakan," kata Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (21/12).
-
Kenapa MUI adakan Halal Bihalal? 'MUI ingin merawat tali silaturahmi dengan berbagai mitra kerja dan komponen bangsa untuk memperkuat persatuan dan kesatuan, serta meningkatkan sinergi dan integrasi berbagai potensi untuk kemaslahatan dan kemajuan bersama,'
-
Kenapa sholat Idul Fitri dianjurkan? Sholat Idul Fitri ini merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam.
-
Mengapa orang mengucapkan Ucapan Halal Bihalal Idulfitri? Halal bihalal umumnya diisi dengan kegiatan bermaaf-maafan dan mengucapkan kata-kata ucapan halal bihalal Idulfitri yang menyentuh hati.
-
Kenapa Idul Fitri dirayakan? Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran menjadi salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam. Tidak heran, apabila Hari Kemenangan ini disambut dengan penuh sukacita kegembiraan.
-
Bagaimana ucapan Idul Fitri perusahaan bisa merangkul semua karyawan? Di dunia kerja, perusahaan memiliki peran yang besar dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung keberagaman. Salah satu wujud dari komitmen tersebut adalah melalui penyampaian ucapan Idul Fitri yang hangat dan merangkul seluruh karyawan, tanpa memandang perbedaan latar belakang.
-
Mengapa aturan negara penting bagi MUI? Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud berbicara mengenai pentingnya aturan dalam sebuah negara untuk menjaga kemaslahatan umat.
Sumarsono mencontohkan, jika menjelang Hari Raya Idul Fitri tidak mungkin menyuruh karyawan non-Muslim memakai atribut atau ornamen Idul Fitri.
"Enggak mungkin dong disuruh pakai jilbab atau kopiah dan baju koko," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa pada dasarnya prinsip di Indonesia ini pluralis di mana semua agama harus dilindungi oleh negara.
"Pada intinya jangan dipaksakan memakai ornamen tertentu untuk dipakai pemeluk agama lain. Tidak berarti ornamen Natal itu dilarang, dulu aja bisa sekarang masa enggak bisa," tegasnya.
Oleh karena itu, lanjut Sumarsono, pihaknya akan melakukan sosialisasi dan membuat surat edaran tentang larangan adanya paksaan memakai atribut Natal untuk karyawan non-Kristen.
"Kita akab berikan surat atau bentuknya nanti publikasi di website, ada di LED nanti kita lakukan langkah-langkah. Nanti saya akan rumuskan karena belum ada perintah resmi," tandasnya.
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyinggung soal perbedaan awal Ramadan dengan Muhammadiyah. Masyarakat diingatkan untuk saling menghormati perbedaan.
Baca SelengkapnyaPihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.
Baca SelengkapnyaMengucapkan selamat Natal dalam Islam, perlu memperhatikan hukumnya.
Baca SelengkapnyaPerayaan malam tahun baru bertentangan dengan syariat Islam dan mengganggu ketertiban.
Baca SelengkapnyaLarangan penulisan ucapan "Selamat Natal" pada produk makanan ini dikeluarkan pada 2020, namun dicabut pada Senin kemarin.
Baca SelengkapnyaMa'ruf Amin meminta masyarakat tidak memperdebatkan perbedaan
Baca SelengkapnyaMUI melarang umat Islam mengucapkan salam lintas agama
Baca SelengkapnyaWapres Maruf Amin menegaskan perbedaan sudah menjadi hal yang biasa.
Baca SelengkapnyaMemperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaPentingnya mengedepankan kerukunan agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan damai
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Mahfud menegaskan enggan menyindir siapa-siapa.
Baca Selengkapnya