Sumarsono yakin ada kelalaian dalam tragedi terbakarnya KM Zahro
Merdeka.com - Kewenangan seluruh pelabuhan di Indonesia, termasuk pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, ada di bawah Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Termasuk Navigasi, izin kapal, dan lainnya.
Meski segala wewenang pelabuhan Muara Angke ada di tangan Kementerian Perhubungan, Pemprov DKI minta dilibatkan dalam investigasi dan penyelidikan terkait kasus terbakarnya kapal Zahro Xpress hari Minggu, (1/1). Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono punya alasan kuat ingin dilibatkan. Sumarsono yakin ada kelalaian yang berujung tewasnya 23 penumpang kapal.
"Walaupun ini kemenangan pemerintah pusat, saya berharap pemerintah daerah ikut di libatkan karena ini bagian dari wilayah DKi juga," ujar Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (3/1).
-
Kenapa kapal terbakar di Cilacap? Ia mengatakan bahwa penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.
-
Kenapa banyak kapal karam di Karimunjawa? Perairan Karimunjawa juga terkenal karena keangkerannya. Sudah banyak kapal yang karam atau tenggelam tanpa sebab yang jelas.
-
Bagaimana kebakaran kapal di Cilacap terjadi? Akan tetapi berdasarkan informasi dari sejumlah saksi mata, tiba-tiba saja terlihat kobaran api di Kapal Mulia 16 GT 50 dan selanjutnya merambat ke kapal-kapal lainnya.
-
Dimana kebakaran kapal itu terjadi? Kebakaran itu diketahui terjadi di Dermaga 3 PPS Cilacap sekitar pukul 18.45 WIB.
-
Siapa korban kebakaran kapal di Cilacap? Ia mengatakan, mayat nakhoda itu ditemukan pada Jumat (26/4). Menurut Sarjono, korban meninggal dunia yang merupakan nakhoda salah satu kapal yang terbakar itu langsung dibawa ke Ruang Jenazah RSUD Cilacap.
-
Apa penyebab kebakaran? 'Dugaan penyebab korsleting listrik pada kulkas,' kata Huda dalam keterangannya, Sabtu (30/3).
Namun, kelalaian yang dimaksud bukan kelebihan kapasitas. Dia menyebutkan, kapal tersebut berkapasitas 285 orang. Saat kejadian, kapal itu diisi 247 orang. "Jadi masih ada sisa ruang yang masih bisa diisi," tuturnya.
Sumarsono mengatakan, kelalaian yang dimaksud adalah human error data manifest yang simpang siur. Data manifest jumlah penumpang tidak sesuai dengan kenyataannya.
"Jelas ada kesalahan sebelumnya kalau manifes 100 tapi yg berangkat 200 an ya berarti ada kesalahan," paparnya.
Dirjen Otda Kementerian Dalam Negeri ini juga meminta pihak berwenang menyelidiki harga tiket yang ternyata dipatok jauh lebih murah dari harga pada umumnya.
"Kalau mereka jual tiket Rp 50.000 padahal harusnya Rp 79.000 , jelas pasti ada kesalahan dalam manajemen," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejauh ini, kepolisian menyimpulkan kecelakaan yang dialami bus disebabkan karena human error atau kelalaian manusia.
Baca SelengkapnyaTragedi Bintaro 1987 menjadi evaluasi perkeretaapian Indonesia.
Baca SelengkapnyaKecelakaan yang menyebabkan tujuh orang meninggal dunia dipicu murni human error.
Baca SelengkapnyaYLKI soal Kecelakaan Maut Bus SMK Lingga Kencana: Sering Terjadi karena Sopir Kurang Tidur
Baca SelengkapnyaTepat 19 Oktober 1987 silam. Dua kereta terlibat tabrakan dasyat di perlintasan Bintaro.
Baca SelengkapnyaTerjadi kecelakaan beruntun di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat pada Senin (8/4) pagi.
Baca SelengkapnyaTerdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan adu banteng dua kereta itu.
Baca SelengkapnyaTidak ditemukan ada bekas pengereman dari bus Putera Fajar di lokasi kejadian
Baca SelengkapnyaKecelakaan bus Putera Fajar itu menewaskan 11 orang.
Baca SelengkapnyaAirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca SelengkapnyaDi hadapan para jemaah salat Jumat, Zain mengaku bersama Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang
Baca SelengkapnyaDirlantas Polda Jabar Kombes Wibowo mengatakan penyelidikan kecelakaan tersebut menggunakan metoda TAA (Trafic Accident Analysis).
Baca Selengkapnya