Survei LPP UI: Risma dan Emil jadi pesaing kuat Ahok di Pilgub DKI
Merdeka.com - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Ridwan Kamil (Emil), dan Tri Rismaharini (Risma) menjadi tiga kandidat terbaik sebagai calon Gubernur DKI Jakarta 2017 dalam survei Opinion Leader "Menakar Kandidat DKi!" yang dirilis Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (LPP UI).
Survei ini menilai dua dimensi terpenting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin politik, yaitu kapabilitas dan karakter personal yang terbagi menjadi integritas moral dan tempramen.
Dari rilis survei ini diketahui bahwa dari skala 1 sampai 10, Ahok mendapat nilai tertinggi pada aspek kapabilitas dengan poin sebesar 7.87. Sementara pada aspek karakter personal, Risma mendapat nilai tertinggi pada dimensi integritas moral, dan Ridwan Kamil mendapat nilai tertinggi pada dimensi tempramen.
-
Bagaimana agar pemilu dapat mencerminkan kehendak rakyat? Pemilihan umum atau pemilu adalah salah satu mekanisme penting dalam sistem demokrasi, karena melalui pemilu, rakyat dapat menentukan siapa yang akan mewakili dan memimpin mereka di lembaga-lembaga negara.
-
Mengapa Pilkada 2024 diharapkan melahirkan pemimpin yang kapabel? Maka segala ide-ide dan hal baik pada Pemilu 2024, diharapkan dapat diteruskan, direplikasi, dan ditingkatkan penerapannya pada Pilkada serentak 2024 mendatang.'Dengan begitu, harapannya Pilkada ini dapat melahirkan pemimpin daerah yang benar-benar kapabel. Karena memang benar-benar dinilai dan diuji langsung oleh masyarakat di daerahnya. Dan menurut saya, politik yang sehat memang harus seperti itu,' tutup Ghifari.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Bagaimana Pemilu membantu terciptanya kepemimpinan yang mendekati kehendak rakyat? Pemilu juga memiliki fungsi untuk menciptakan kepemimpinan yang mendekati kehendak rakyat, di mana pemimpin yang terpilih diharapkan mampu mewakili dan menjalankan kebijakan sesuai dengan keinginan masyarakat.
-
Gimana caranya memilih pemimpin yang baik? Cara memilih pemimpin yang baik pertama adalah dengan melakukan riset serta analisis pada calon pemimpin. Cari tahulah tentang latar belakang, pengalaman hingga visi misi calon pemimpin. Tak hanya itu, Anda juga perlu memastikan mengevaluasi kinerja dan rekam jejak calon pemimpin yang pernah dilakukan di masa lalu.
-
Kenapa Menteri Bahlil meminta agar masyarakat menilai calon presiden? Bahlil meminta agar masyarakat dapat menilai mana calon presiden (capres) yang hanya berbicara di pidato dan mana sosok yang mampu meneruskan keberlanjutan di bidang ekonomi.
"Dari keseluruhan aspek, hasil survei ini menunjukkan bahwa Ahok, Emil, dan Risma secara konsisten berada di peringkat tiga terbaik dari semua calon yang dinilai," kata Pimpinan LPP UI Hamdi Muluk di Jakarta, Senin (1/8).
Sementara itu dalam simulasi terbuka tanpa memberikan nama tokoh, Ahok menjadi top of mind para pakar dengan elektabilitas 47.29 persen. Disusul Risma dengan 11.33 persen dan Ridwan Kamil 6.9 persen.
"Kami ingin publik dan parpol lebih memahami kualitas pemimpin yang akan dipilihnya nanti, supaya enggak kayak beli kucing dalam karung. Jangan sampai hanya terpaku pada popularitas dan elektabilitas. Survei ini adalah bentuk partisipasi publik yang rutin dilakukan oleh Lab yang saya pimpin," jelas Hamdi.
Menurut dia, sebanyak 206 orang pakar yang lebih dari 60 persen berlatar belakang professor atau doktor dilibatkan dalam survei ini. Mereka diminta menilai sembilan orang tokoh yang telah dipilih melalui focus group discussion (FGD) para pakar sebelum survei Opinion Leader ini dilakukan.
Kesembilan tokoh yang dinilai tersebut adalah Basuki Tjahja Purnama (Ahok), Djarot Syaifulah, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Suyoto, Sjafrie Sjamsudin, Tri Rismaharini, Yoyok Riyo Sudibyo, dan Yusril Ihza Mahendra.
Para tokoh ini dipilih berdasarkan kriteria rekam jejak dan prestasi, serta beberapa tokoh dipilih karena telah mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Untuk tokoh yang paling direkomendasikan oleh pakar, pada prioritas pertama Ahok dipilih oleh 79.74 persen, Ridwan Kamil dipilih 38.88 persen, dan Tri Rismaharini dipilih oleh 38.67 persen responden.
Lebih lanjut, pada prioritas pertama untuk tokoh yang paling tidak direkomendasikan pakar
untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah Yusril Ihza Mahendra, 43.8 persen. Prioritas kedua, Sjafrie Sjamsuddin sebesar 17.33 persen dan Sandiaga Uno dipilih oleh 29.78 persen responden, sisanya adalah nama-nama lain. (mdk/sho)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
LSI Denny JA membagi kategori popularitas menjadi dua, yaitu tingkat pengenalan dan kesukaan publik kepada cagub.
Baca SelengkapnyaElektabilitas tiga nama besar di Pilkada Jakarta saling berkejaran
Baca SelengkapnyaSampai saat ini nama Ahok juga masih menjadi pertimbangan bagi PDIP untuk di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaLSI memenangkan pasangan Pramono-Rano selang satu bulan rilis terakhir. Berbeda dengan hasil lembaga survei lainnya.
Baca SelengkapnyaTerlebih, menurut dia, penampilan RIDO di debat perdana dianggap unggul dari pesaingnnya.
Baca SelengkapnyaSiapa yang paling berpotensi menang di Pilkada Jakarta 2024? Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil survei terbaru di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaHasil survei PPI berbeda dengan LSI yang menunjukkan elektabilitas Pramono-Rano unggul dari kandidat lain.
Baca SelengkapnyaGerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies
Baca SelengkapnyaAhok di mata Said Abdullah adalah sosok pemimpin yang bekerja dengan sangat baik selama memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaSampel berasal dari seluruh Kota Administratif di Provinsi Daerah Khusus Jakarta yang terdistribusi secara proporsional.
Baca SelengkapnyaPaslon Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak menduduki posisi teratas, disusul Paslon Tri Rismaharini - Zahrul Azhar Asumta.
Baca SelengkapnyaSurvei dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Poltracking Indonesia dan Parameter Politik Indonesia (PPI) selama periode Oktober.
Baca Selengkapnya