Target Penerima Vaksin Covid-19 Usia 6-11 Tahun di Jakarta 1 Juta Orang
Merdeka.com - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, memperkirakan target penerima vaksin usia 6-11 tahun mencapai 1 juta orang. Namun, saat ini belum ada jumlah tetap.
"Sebagai gambaran kasar saja di Jakarta per tahun itu 100-150 ribu orang, jadi kalau usia 6-11, ada 6 satuan tahun, 6 dikali 150 sekitar 900 -1 juta, kira-kira secara kasar saja," ucap Dwi, Kamis (4/11).
Dari jumlah perkiraan itu, Dwi juga mengaku belum ada stok khusus untuk vaksin bagi usia 6-11 tahun . Mengingat izin darurat yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru dilakukan dalam beberapa hari.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Siapa yang cocok menerima vaksin DBD? Vaksin ini terutama direkomendasikan untuk individu yang telah mengalami infeksi dengue sebelumnya, karena efektivitasnya lebih tinggi pada orang-orang yang telah memiliki kekebalan terhadap setidaknya satu serotipe virus dengue.
-
Siapa yang butuh vaksin cacar api? Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
"Belum, stok vaksinnya sekarang kan kebutuhan vaksin digunakan untuk usia 12 tahun ke atas kan, sekarang usia 6-11 kita menunggu juga stok vaksinnya," lugasnya.
Lebih lanjut, Dwi berharap agar vaksinasi terhadap usia 6-11 tahun dilakukan di sekolah dengan pertimbangan kemudahan mengumpulkan para calon penerima vaksin.
"Mudah-mudahan bisa dilakukan dengan berbaju sekolah ya, karena kita sudah biasa melakukan vaksinasi di sekolah. Kemudian sekolahnya juga sudah biasa dan anaknya juga terkumpul di sekolah," ucap Dwi saat dikonfirmasi, Kamis (4/11).
Kendati demikian, Dwi menuturkan, Pemprov DKI masih menunggu petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan terhadap kegiatan vaksinasi bagi anak.
Sementara saat proses skrining terhadap anak calon penerima vaksin, Dwi menyebutkan bahwa orang tua boleh tidak mendampingi. Namun sebelum dilakukan vaksinasi, pihak sekolah dan Dinkes terlebih dahulu menyampaikan sosialisasi vaksin Covid-19 terhadap anak-anak mereka, termasuk menyampaikan ada tidaknya komorbid pada anak.
"Pelaksanaannya biasanya boleh didampingi tapi orang tua sudah terinfo dengan baik dan merupakan bagian rutin yang dilakukan di sekolah biasanya anak bisa mandiri tapi tentu kita juga memberikan kesempatan kalau orangtua mau lihat anaknya," jelasnya.
Diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin penggunaan vaksin Sinovac sebagai vaksin Covid-19 pada usia 6-11 tahun. Dengan demikian, usia anak di bawah 17 tahun dapat mengikuti vaksinasi menggunakan Sinovac.
"Telah diterbitkannya izin vaksin Covid-19 dari vaksin Sinovac untuk anak usia 6-11 tahun," ucap Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers, Senin (1/11).
"Jadi ini menyusul pada izin penggunaan sebelumnya yaitu 12 sampai 17 tahun jadi sekarang penggunaan dari vaksin Sinovac bisa digunakan untuk vaksinasi anak untuk usia 6 sampai 17 tahun," sambungnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaPenerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaVaksin HPV diberikan untuk melindungi diri dari inveksi HPV yang merupakan penyebab kanker serviks.
Baca SelengkapnyaTercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaPolio merupakan penyakit yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi kepada anak-anak.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, hanya 33.590 penyandang HIV atau sekitar 51 persen saja yang rutin mengonsumsi obat hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca Selengkapnya