Tawuran di Pasar Rebo diduga aksi balas dendam dipicu saling ejek
Merdeka.com - Polres Jakarta Timur masih mendalami motif tawuran antara SMK Budi Murni yang bergabung dengan SMK Bunda Kandung melawan SMK Adi Luhur, di flyover Pasar Rebo, Jakarta Timur pada 14 Februari 2017. Satu orang pelajar SMK Bunda Kandung bernama Andika tewas dalam peristiwa tersebut.
Kapolres Jakarta Timur Kombes Agung Budijono mengatakan, aksi tak terpuji itu diduga sebagai balas dendam. "Kalau sering tidak, itu mungkin ada dendam tersembunyi dahulu, kan dulu sering yah terjadi tawuran," katanya di Polres Jakarta Timur, Senin (27/2).
Dia mengatakan, tawuran bermula dari aksi saling ejek dan hina antar pelajar SMK. Pelajar yang tersinggung dan tidak terima, akhirnya memicu terjadinya tawuran.
-
Apa penyebab utama tawuran pelajar di Jakarta? Tidak ada alasan yang jelas mengapa sering terjadi tawuran antar pelajar di Jakarta. Namun biasanya penyebab utama tawuran adalah adanya singgungan antar pelajar, seperti saling ejek, saling hina, dan mengaku paling menguasai wilayah yang dilalui pelajar dari sekolah lain.
-
Siapa yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Kapan pertama kali tawuran pelajar di Jakarta tercatat? Menurut Hendi, tawuran pelajar yang pertama kali tercatat dalam koran adalah terjadinya tawuran pelajar di depan Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia.
-
Di mana tawuran pelajar biasanya terjadi di Jakarta? Biasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah.
-
Kenapa anak SD di Jombang tega menganiaya temannya? Diduga korban takut karena di lokasi kejadian ada teman pelaku.
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
"Ini yang disayangkan tawuran pakai sajam, tapi ini masih kita dalami," sambungnya.
Pihaknya juga sedang mendalami keterlibatan senior dari sekolah tersebut. "Kita belum tahu, itu perlu pendalaman," katanya.
Kapolres menuturkan, dari empat pelaku yang diamankan, polisi menyita barang bukti 4 bilah celurit dan 1 arit serta pakaian yang dikenakan tersangka.
"Pasti dipersiapkan ada, kalau dilihat dari barang-barang ini kan tak layak dipegang pelajar. Jadi mereka sembunyikan dulu, enggak mungkin dibawa ke sekolah," ucapnya.
Atas perbuatannya, pelaku diganjar Pasal 170 KUHP dan Pasal 80 UU RI Nomor 35 Tahun 2014, tentang pengeroyokan dan atau kekerasan terhadap anak.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Jadi awal mulanya dari ledek-ledekan tentang pemuda," kata Kapolsek Palmerah, Kompol Sugiran
Baca SelengkapnyaBiasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah.
Baca SelengkapnyaPagi tadi tawuran kembali pecah. Padahal, hari minggu sebelumnya tawuran juga telah terjadi
Baca SelengkapnyaSejauh ini motif tawuran diduga akibat saling ejek di media sosial.
Baca SelengkapnyaPemuda ini malamnya gagah perkasa. Saat ditemui anggota polri, dia langsung berubah jadi Ultramen.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dari dua SMA ini memang sudah berjanjian untuk tawuran
Baca SelengkapnyaAksi tawuran tersebut terekam dan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi telah meringkus empat dari total tujuh pelaku. Sisanya, tiga orang masih dalam perburuan.
Baca SelengkapnyaTawuran Kembali Pecah di Jalan Jatinegara Jakarta Timur, Pengendara Terganggu
Baca SelengkapnyaVideo tersebut beredar di media sosial, terlihat para kelompok remaja dari dua kubu saling lempar
Baca SelengkapnyaAksi ini dilakukan oleh dua siswa SMK inisial AP (17) dan PAF (17) kepada korban MR saat ketiganya hendak terlibat tawuran.
Baca SelengkapnyaTawuran antar-warga kerap terjadi berulang di lokasi dekat pasar gembrong
Baca Selengkapnya