Temuan makam fiktif buktikan praktik suap sudah lama terjadi
Merdeka.com - Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta menemukan ratusan makam fiktif di sejumlah Tempat Pemakaman Umum (TPU). Dikatakan makam fiktif karena ternyata tak ada jasad di dalamnya.
Temuan makam fiktif ini mengindikasikan praktik suap di TPU terpelihara subur sejak lama.
"Ada. Karena semua kan sudah dicopot dari jabatan kepala TPU. Dan berdasarkan laporan masyarakat, PHL atau pengurus makam yang secara sadar menyampaikan adanya pungutan-pungutan tidak semestinya. Ini sudah sistemik. Mereka sudah menikmati dulu pungutan itu," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Djaffar Muchlisin, kepada wartawan di Balai Kota, Senin (1/8).
-
Siapa yang bisa dilapor? KDRT dapat berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, atau ekonomi yang dilakukan oleh anggota keluarga terhadap anggota keluarga lainnya.
-
Bagaimana proses kasus ini? 'Pada, 17 Mei 2024 Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kantor Kejati DKI Jakarta telah menyatakan lengkap berkas perkara (P21),' kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak dalam keteranganya, Selasa (21/5).
-
Siapa yang melaporkan kasus ini? Pembeli dan korban pengeroyokan saat saat jual beli mobil, Ahmad Paisal Siregar melaporkan penjual R Acoka ke Polres Metro Jakarta Timur karena diduga telah melakukan penipuan sekaligus penganiayaan massal.
-
Siapa yang menemukan makam palsu itu? Tim yang terjun menyelidiki keaslian makam justru menemukan fakta kalau tempat itu hanyalah kolam dan taman terbuka hijau.
-
Kapan Polda Metro Jaya akan gelar perkara? 'Setelah itu dijadikan satu dilakukan gelar perkara,' ucap dia.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
Namun, dia tak bisa memproses hukum praktik curang ini selama belum ada delik aduan masyarakat.
"Masyarakat harus ada yang melaporkan bahwa mereka merasa diperas oleh oknum-oknum itu. Nah, laporan masyarakat ini yang kita tunggu. Justru sekarang kita dorong masyarakat yang merasa memesan agar berani melaporkan berbagai kecurangan itu. Seperti di Tegal Alur itu," tambahnya.
Terkait pendataan di sejumlah TPU, dia menyebut sampai ditemukan 376 lebih makam fiktif. Menurutnya, temuan makam fiktif karena terjadi perbedaan data antara yang dimiliki dinasnya dengan ketersediaan di lapangan.
"Kalau orang mau butuh makam, tapi dikatakan jumlahnya sudah penuh, di PTSP juga sudah penuh, tapi kok kenapa ada calo atau oknum-oknum yang menawarkan saya bisa sediakan. Nah ini awal-awalnya, sehingga terjadi transaksi. Ini dimulai dari data yang tidak akurat tadi. Data registrasi di TPU, PTSP tidak sama dengan data fisik di lapangan. Ini sedang kita upayakan supaya, setelah dilakukan penertiban ini diketemukanlah sudah berapa sih yang terpakai, ada berapa ketersediaan lahan makam kosong. Nah, data inilah yang akan disampaikan ke PTSP sehingga masyarakat semua bisa mengetahuinya," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, ada juga makam yang dibuat seolah sangat tua dan kramat, dengan menambahkan bangunan serta kain kafan di batu nisan.
Baca SelengkapnyaDi Wonosobo, terdapat makam para wali yang ternyata palsu. Makam-makam itu muncul secara misterius tahun 2022.
Baca SelengkapnyaKeberadaan makam keramat palsu ini sempat viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaHana memenuhi panggilan Polda Riau pada Kamis (5/12) kemarin dan diperiksa selama sembilan jam.
Baca SelengkapnyaPencabulan tersebut terjadi pada 25 Juni 2024 sekira pukul 22.00 WIB dengan modus pengobatan terhadap korban.
Baca SelengkapnyaHana bolak balik meminta maaf karena tidak bisa memberikan komentar. Dia menyerahkan semua keterangan ke pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan perusakan makam itu diselidiki kepolisian setempat.
Baca SelengkapnyaDesain sumur ini memberikan kesan seperti gundukan pemakaman.
Baca Selengkapnya