Terbuai janji manis dinas pemakaman DKI Jakarta
Merdeka.com - Terbongkarnya kasus makam fiktif di DKI Jakarta membuat para pemesannya pasrah. Mereka harus merelakan makam pesanannya hilang. Namun, ada saja petugas Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI tetap menjanjikan pengadaan makam.
Kondisi itu dialami pasangan suami istri, S dan SK, warga Jakarta Utara. Makam fiktif miliknya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, di Blok AA1, Jakarta Pusat, akhirnya terbongkar Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Menurut S makam tersebut kini sudah diberikan kembali kepada pihak TPU Karet Bivak.
Makam itu sebenarnya sudah dipesan sejak enam tahun lalu. Niat awalnya, agar keduanya bisa dikubur berdampingan.
-
Kapan makam itu dibuat? Pemakaman ini berasal dari zaman Kerajaan Pertengahan (1938 SM-1630 SM), ditemukan di nekropolis Asasif Selatan, dekat Kuil Hatshepsut di Tepi Barat Sungai Nil di Luxor.
-
Kapan makam tersebut dibangun? Tumulus Besar menjadi saksi bisu dari misteri sejarah dengan mengandung tiga makam penting, dikenal sebagai Makam Kerajaan I, II, dan III, yang diperkirakan berasal dari akhir abad ke-4 SM.
-
Kapan makam itu dibangun? Makam yang diberi nama M1033 ini ditemukan di pemakaman Dahekou milik Dinasti Zhou Barat di Yicheng County.
Sejak dibongkar, S mengakui tetap dijanjikan para petugas makam dapat lahan pengganti. "Tapi saya dapat poin, kata pihak sana, 'Bapak, kalau ada apa-apa kita akan carikan tempat Pak'," kata S kepada merdeka.com, Jumat (29/7) kemarin.
"Jadi saya enggak pesen lagi, jadi dia sudah siapin di suku dinas, Ya Alhamdullilah, tapi enggak tahu saya mati di Jakarta atau enggak atau sama istri saya atau enggak ya dan enggak tahu juga apa dia masih ngejabat atau enggak. Ya kita percaya saja," tambahnya.
Dia pasrah lantaran terbentur aturan. Pasal 37 Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Permakaman menyebutkan bahwa pemesanan makam hanya diperuntukkan bagi jenazah atau kerangka dan tidak dibolehkan untuk memesan persediaan bagi orang belum meninggal. "Saya enggak masalah kalau besok, kalau peraturan daerah dan sekarang enggak boleh ya dikembalikan saja," ungkapnya.
S mengaku sebelum memesan makam, pernah bercerita kepada petugas pembersih makam agar dikuburkan satu liang lahat dengan almarhum ayahnya. "Awalnya seperti itu tapi kalau enggak dapet juga enggak apa-apa, itu cerita saya waktu sama petugas pembersih makam yang dia juga tukang minuman di makam tersebut," jelasnya.
S menceritakan, butuh beberapa hari untuk mendapatkan makam itu. Setelah mendapatkan makam, petugas penjaga makam juga membuat surat perjanjian dan diantar ke kantor TPU Karet Bivak. Tetapi, dia tidak mau membeberkan berapa uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan makam yang sudah kedaluwarsa dan menjadi makam baru. "Orang pembersih ini dekat sama orang kantor, dan sama saya. Ya jadi itu semua diurus kantor," terangnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ridwan Kamil berzirah ke Makam Pangeran Jayakarta, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (7/10).
Baca SelengkapnyaUsai Salat Idul Fitri 1445 Hijriah, TPU Karet Bivak dibanjiri warga yang melakukan ziarah.
Baca SelengkapnyaBerikut momen Komjen Fadil Imran memenuhi janji mengajak anggota polisi dan Ibu lurah dari Probolinggo ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaData KPU per Senin 19 Februari 2024 mencatat jumlah petugas Pemilu meninggal dunia mencapai 71 orang.
Baca SelengkapnyaRombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam
Baca Selengkapnya