Terkunci di Dalam Rumah, Kakek 67 Tahun Tewas Terendam saat Banjir Datang
Merdeka.com - Seorang kakek berusia 67 tahun meninggal dunia akibat terkunci di dalam rumah saat banjir melanda RW 06, Jatipadang, Jakarta Selatan. Sutarmo diketahui tinggal di RT 013.
Arief yang merupakan Ketua RW 06 tersebut membenarkan jika salah satu warganya itu meninggal akibat terendam banjir dengan ketinggian hampir sekitar 1 meter di kediaman kakek sendiri.
"Iya betul (meninggal), jadi memang dia hidup itu kan sendiri di rumah itu. Tetapi dia ada saudara-saudaranya yang jarak rumahnya 200 meter dari rumah almarhum," kata Arief saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (20/2).
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai? Rumah ini dulunya dimiliki oleh almarhum artis Suzzanna.
-
Apa yang ditemukan di rumah tersebut? Tim penyelamat terkejut saat berhasil menggali dan mengumpulkan total 92 ular dalam dua kunjungan berbeda.
-
Siapa yang tinggal di rumah nyaris roboh? Sang pemilik, Abun (63), tak bisa berbuat banyak lantaran hidup di bawah garis kemiskinan.
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai itu? Bangunan kuno milik artis terkenal yang terbengkalai sejak 1990-an, kini menjadi pusat perhatian di kanal YouTube Sang Penjelajah Amatir.
-
Siapa yang memiliki rumah itu dulu? Rumah yang dulu ditempati oleh almarhumah Nike Ardilla dan kini diubah menjadi museum, berlokasi di Komplek Arya Graha, Jalan Aria Utama No. 5, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jawa Barat.
-
Kenapa makam itu dibuat seperti rumah? 'Kami menemukan sejumlah tengkorak masih mengenakan stoking dan sepatu,' kata arkeolog pemimpin penggalian Emanuele Giannini kepada CNN. 'Semua orang kaya ini dan fakta bahwa tulang mereka tidak menunjukkan ada kebiasaan kerja kasar maka mereka bukanlah petani setempat, melainkan warga Romawi kelas atas yang datang dari kota.'
Ia menjelaskan, saat kejadian tersebut kondisi rumah almarhum dalam keadaan telah terkunci dari luar rumah. Karena, hal ini memang sudah terbiasa dilakukan oleh saudaranya sebelum adanya musibah banjir.
"Memang kebiasaannya setiap jam 9 malam itu sudah dikunci sama saudaranya dari luar, dikunci ditinggalah dan buka lagi subuh kan. Nah karena ini datangnya (air) jam 1 malam secara tiba-tiba ya langsung tinggi, kebetulan memang almarhum ini tidurnya di bawah begitu. Jadi langsung ya tenggelam begitu," jelasnya.
Untuk mengevakuasi korban, tidak bisa jika tidak menggunakan alat bantu seperti perahu karet. Karena, arus di lokasi tersebut, katanya, deras dan tinggi.
"(Evakuasi) Jam setengah 8 pagi, pakai perahu dari damkar. Karena memang medannya agak sulit. Karena air deras, tinggi, kencang betul itu harus pakai perahu kita juga evakuasinya. Jadi kendalanya memang terlalu deras tinggi," ujarnya.
Saat dilakukan evakuasi, jenazah almarhum sudah dalam kondisi mengambang di atas air di ruang tamu rumahnya itu. Untuk jenazah korban sendiri sudah dimakamkan setelah Ashar di Kampung Kandang, Jakarta Selatan.
"(Kondisi) Sudah ngambang, memang kan rumahnya agak kecil ya. Dia juga memang tidurnya di bawah, di ruangan tamu," ucapnya.
Lalu, terkait dengan alasan kakek tersebut dikunci oleh saudaranya dari luar rumah. Lantaran, sang kakek kerap keluar rumah hingga jauh.
"Jadi memang almarhum ini suka keluar-keluar begitu, dia suka jalan-jalan agak jauh-jauh perginya. Kadang-kadang suka kita cariin begitu kan," ungkapnya.
"Iya (almarhum pikun) dia agak seperti itulah penyakit tua," tambahnya.
12 RT Terdampak Banjir
Ia menyebut, untuk kondisi sekarang ini di wilayahnya itu masih terendam banjir yang masih cukup tinggi. Di sana sendiri, sebanyak 12 RT terkena banjir.
"(Kondisi) Masih tinggi, tapi agak surut dikit doang. Kita RW 06, ada 15 RT, yang terdampak ada 12 RT. Kita 70 persen dataran rendah, kita hitung ada 700 KK terdampak banjir," sebutnya.
"Untuk sekarang ada 5 titik (pengungsian), di Masjid Ar Ridwan, Masjid Hayatul Ihsam, Mushollah Annur, di Sadili dan di lapangan RT 14," sambungnya.
Dengan masih terendam banjir di wilayahnya itu, saat ini warganya membutuhkan bantuan seperti pakaian. Karena memang saat banjir, pakaian mereka juga ikut terendam. Terlebih, banjir saat ini disebutnya terparah.
"Sering (banjir), tapi enggak separah ini. Paling parah, paling parah," ujarnya.
"(Bantuan) Nasi bungkus sudah sampai. Ini pertama secara tiba-tiba dan langsung tinggi, jadi barang-barang rata-rata tidak terselamatkan untuk masalah pakaian. Jadi pengungsi ini sedang minta diusahakan pakaian dalam begitu," pungkasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perempuan Tua Ditemukan Tewas Berlumuran Darah dalam Rumahnya di Bekasi
Baca SelengkapnyaSeorang pria ditemukan tewas tenggelam di aliran kali di Kali Pesing, Jalan Kali Sekertaris, Kebon Jeruk Jakbar.
Baca SelengkapnyaHujan disertai angin kencang di Depok menyebabkan sejumlah rumah mengalami karena ambruk.
Baca SelengkapnyaKorban dan pelaku sempat cekcok beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaIroninya, pelaku adalah ayah kandung empat bocah itu sendiri.
Baca SelengkapnyaApi muncul dari atap rumah lalu cepat membesar karena seluruh rumah terbuat dari kayu yang sudah lapuk.
Baca SelengkapnyaTiga unit rumah terbakar di Desa Marumpa, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Rabu (9/8) malam. Seorang nenek berusia 1 abad meninggal dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaHingga kini, belum diketahui sebab keluarga mengakhiri hidup dengan cara tragis.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan tewas pada Senin (1/1) sekira pukul 02.45 WIB.
Baca Selengkapnya