Tragis, anak nelayan di Marunda ini mengalami gizi buruk
Merdeka.com - Ade Fitria (10) tidak seperti anak se-usianya yang terlihat seria dan senang bermain. Meski berusia 10 tahun, berat badannya hanya berada mencapai 15 kg, belum lagi dirinya harus menahan rasa sakit di kakinya.
Fitria merupakan anak kedua dari pasangan Sukri (41) dan Tariyah (32). Tubuh yang kurus itu lantaran Ade hanya bisa makan seadanya saja. Penghasilan sang bapak hanya sebesar Rp 90 ribu setiap pekan.
Cuaca buruk seperti akhir-akhir ini, membuat pendapatan Sukri juga nihil karena tak bisa melaut. Bahkan tak jarang mereka menahan rasa lapar selama berhari-hari.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan? Batuk kering dan sesak napas dialami Kama, putra bungsu Zaskia Adya Mecca.
-
Siapa yang terdampak dari kurangnya dokter? Pandemi Covid-19 telah menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya mempersiapkan perlindungan baik jiwa maupun kesehatan demi menjaga stabilitas keuangan keluarga.
-
Apa dampak kurang makan pada nutrisi? Melewatkan makan berarti Anda kehilangan peluang untuk mendapatkan asupan nutrisi penting seperti vitamin dan mineral.
-
Kenapa pasien kanker anak susah makan? Anak dengan kanker yang susah makan, bisa disebabkan karena sedang menjalani kemoterapi, atau karena memang ada zat-zat yang dikeluarkan oleh tumornya yang mempengaruhi nafsu makan, kita bisa melakukan bebrapa tips untuk membantu mereka,' kata Yoga.
-
Kenapa kurang makan bahaya? Saat Anda melewatkan waktu makan, tubuh akan beralih ke 'mode bertahan' dan cenderung menyimpan lemak daripada membakarnya untuk energi. Proses ini dapat memperlambat metabolisme, yang pada akhirnya menyulitkan penurunan atau pengaturan berat badan.
-
Kenapa makan bergizi gratis diragukan? Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menggelar rapat kabinet perdana bersama seluruh menteri di Istana Negara, Rabu (23/10). Prabowo menyinggung soal makan bergizi gratis diragukan banyak pihak.
Sukri dan anak istrinya tinggal di rumah semi permanen ukuran 3x4 yang berdinding dari bambu dan triplek serta berlantaikan tanah di Rt 05/ Rw 07, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Warga sekitar sering menyebutnya kawasan Marunda Kongsi.
Pasangan Sukri dan Tariyah hidup sederhana sejak mereka menikah pada tahun 2000. Keduanya ingin sekali mencukupi kebutuhan makanan dan gizi ketiga anaknya, yakni Sutisna (14), Fitri, dan Sri Mulyani (4). Namun, karena kekurangan materi dan pendidikan dari kedua pasangan tersebut, mereka terpaksa harus menjalani hidup dalam kondisi serba terbatas.
Selama ini Tariyah hanya dapat membeli beras untuk rakyat miskin (raskin) sebanyak 25 kg. Beras itu dibelinya seharga Rp 30.000. "Tadi pagi saja Fitri sama adiknya Yani makan mi rebus dibagi berdua," kata Tariyah, Jumat (7/2).
Tariyah mengatakan, berat badan Fitri memang sudah tidak bertambah sejak usia 5 tahun.
"Saya sempat bawa dia ke Puskesmas pake kartu jaminan kesehatan, dokter bilang Fikri gak ada penyakit hanya kurang makan aja," tandasnya.
Namun usaha sang Ibu nyatanya terbentur dengan biaya dan dirinya berpikir seribu kali untuk membawa anak tercinta ke rumah sakit.
"Saya mau bawa ke rumah sakit tapi untuk makan aja susah," keluhnya.
Di sekolahnya, SD Negeri 02 Marunda Jakarta Utara, Fitri yang mengaku menyukai pelajaran bahasa Indonesia tersebut tergolong murid dengan kemampuan biasa saja. Ia sempat tidak naik kelas karena prestasinya sempat menurun. Hal itu disebabkan dirinya tidak bisa belajar dengan tenang saat di rumah karena rasa sakit dan ngilu di kakinya.
Tariyah hanya bisa berharap agar cuaca buruk di perairan Jakarta dan wilayah lain bisa berakhir sehingga suaminya bisa melaut kembali. Ia pun berdoa agar penghasilan suaminya cukup untuk membeli makanan bergizi bagi ketiga anaknya tersebut. Besar harapan Tariyah melihat putra-putrinya tamat sekolah di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tidak seperti dirinya dan suaminya yang hanya tamat SD dan SMP.
Secara terpisah, Camat Cilincing Supriyono mengatakan sudah meninjau ke rumah korban. Untuk penanganan awal, menurutnya, sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh puskesmas.
"Untuk kesehatannya sudah ditangani oleh puskesmas. Sedangkan kelanjutan asupan gizinya kita akan koordinasikan dengan Suku Dinas Sosial dan Kesehatan," pungkas Supriyono. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Marasmus adalah kondisi kekurangan gizi. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak.
Baca SelengkapnyaAyah remaja putri itu sudah tiada sejak bayi dan ibunya kabur saat usianya baru empat tahun.
Baca SelengkapnyaSetelah ibunya meninggal, Iky dan ketiga adik balitanya dan sang nenek mengontrak rumah. Ayahnya pergi meninggalkan mereka tanpa kabar.
Baca SelengkapnyaSeorang anak bernama Gibran menjerit kelaparan. Kondisi ekonomi keluarga membuat Gibran tidak bisa menikmati makanan.
Baca SelengkapnyaMalnutrisi dapat dialami oleh berbagai kelompok usia, mulai dari bayi hingga lanjut usia. Berikut pertanyaan tentang malnutrisi dan jawabannya.
Baca SelengkapnyaUji coba makan gratis di sebuah SD, aksi anak tak makan karena ingin bawa pulang makanan untuk nenek ini viral.
Baca SelengkapnyaKisah ibu pemulung dan lima anaknya ini viral. Mereka anya ingin makan ayam saat ditawari.
Baca SelengkapnyaMasalah kekurangan gizi termasuk salah satu masalah atau penyakit besar di Indonesia, disamping beberapa penyakit lainnya.
Baca SelengkapnyaSekitar 7 persen anak-anak di Jalur Gaza menderita kekurangan gizi akut sejak konflik Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaKartika Putri mengungkap misteri penyakitnya. Dari wajah melepuh hingga keputusan berobat ke Singapura.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita berjanji menangani bayi berinisial LAH secara optimal.
Baca Selengkapnya