Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di Jakarta, Sekolah Harus Laporkan Kesehatan Siswa
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi melakukan uji coba pembelajaran tatap muka mulai hari ini, Rabu (7/4) hingga Kamis (29/4). Uji coba ini melibatkan 85 sekolah yang sudah lolos penilaian dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Kriteria penilaian mulai dari sarana prasarana protokol kesehatan hingga kondisi kesehatan guru dan tenaga pendidik lainnya.
Humas Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Sonny Juhersoni memastikan, peserta didik yang mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka dalam kondisi sehat. Pihaknya mewajibkan sekolah untuk melaporkan kondisi kesehatan peserta didik sebelum uji coba dilaksanakan.
-
Siapa yang ikut tes kesehatan? Pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono tes kesehatan di RSUD Tarakan Jakarta, Sabtu (31/8).
-
Gimana cara sekolah bantu anak sehat? 'Di sekolah itu gurunya harus mengajarkan kepada muridnya tentang makanan yang sehat dengan gizi seimbang. Karena anak sekarang pintar-pintar, mereka yang nanti dapat menjadi jembatan edukasi kepada orang tuanya,' jelas Inge.
-
Bagaimana cara mengetahui kesiapan anak sekolah? Selain itu, untuk anak usia dini perlu diperhatikan hal-hal berikut yang menunjukkan ketertarikan anak pada sekolah.
-
Dimana tes kesehatan dilaksanakan? Pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono tes kesehatan di RSUD Tarakan Jakarta, Sabtu (31/8).
-
Kenapa Ridwan Kamil-Suswono tes kesehatan? Pasangan diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus ini menjalani tes kesehatan sebagai syarat bakal cagub dan bakal cawagub Jakarta.
-
Kenapa tes kesehatan penting untuk Pilkada Jakarta? Maka dari itu, tes Kesehatan ini menjadi sangat penting, karena seorang pemimpin harus sehat secara jasmani dan rohani.'ini juga mengindikasikan para pemimpin warga Jakarta harus sehat salah satunya olahraga mengkonsumsi makanan yang baik,' sambung RK.
Bahkan, kata dia, ke depannya, pihak sekolah harus melaporkan kondisi kesehatan para peserta didik setiap 2 minggu sekali melalui aplikasi Jakarta Kini (Jaki).
Laporan tersebut, kata dia, merupakan rekap dari skrining kondisi kesehatan yang dilakukan sekolah setiap hari melalui google form.
"Kalau dari sekolah itu setiap hari skriningnya melalui google form untuk mengetahui anak itu sehat atau tidak. Nah kalau setiap 2 minggu itu melalui aplikasi Jaki. Kalau anak tidak sehat, tidak boleh ke sekolah," kata Sonny saat ditemui di SMKN 28 Jakarta Selatan, Rabu (7/4).
Sonny menjelaskan, para peserta didik tidak pergi ke sekolah selama 5 hari berturut-turut, namun selang-seling. Saat di rumah, orang tua diharapkan bisa mendampingi anaknya belajar secara daring.
Dia pun berharap, orang tua bisa bekerjasama dengan guru dalam mengontrol kondisi kesehatan anak-anaknya.
"Jadi sekarang ini metodenya blended learning ya lebih tepatnya, bukan PTM (pembelajaran tatap muka). Karena selang-seling, hari ini belajar di sekolah, besok belajar online di rumah," ujarnya.
"Jadinya orangtua memang harus sering komunikasi sama guru," imbuh Sonny.
Dia mengapresiasi para orang tua murid yang telah mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini. Menurutnya, tanpa adanya dukungan dan kepercayaan orangtua, PTM ini tidak akan berjalan lancar.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite SMKN 28 Jakarta Selatan, Hacky mengungkapkan, hampir seluruh orang tua murid menginginkan anaknya belajar di sekolah. Terlebih lagi SMK merupakan pendidikan vokasi, di mana yang diutamakan adalah praktik, dibandingkan teori.
"Syukurnya tidak ada yang protes sih ya saat sekolah mau dibuka. Soalnya anak-anak sudah bosan juga. Apalagi kan mereka vokasi ya dan kelas 11 juga sekarang kan lagi PKL (Pelatihan Kerja Lapangan), kalau di rumah tuh semua jadi pusing, anaknya, orangtuanya," terangnya.
Dia mengatakan, respon anak-anak terhadap pembelajaran tatap muka juga sangat baik. Berdasarkan laporan yang masuk, anak-anak sangat antusias. Bahkan kata dia, para peserta didik memohon kepada pihak sekolah agar tidak membatasi jumlah peserta didik yang hadir setiap harinya.
"Anak-anak antusias ya, karena sudah setahun tidak bertemu temannya. Anak-anak bahkan bilang 'pak mengapa tidak semua saja (murid yang masuk ke sekolah)' tapi kita kasih pemahaman bahwa mereka tetap harus jaga jarak makanya dibatasi," ujarnya.
Salah satu siswa SMKN 28, Aghvan mengaku, sangat senang dengan kebijakan belajar tatap muka ini. Aghvan berharap, kedepannya pembelajaran tatap muka bisa tetap dilaksanakan. karena kata dia, selama pembelajaran online, mereka tidak bisa praktik dengan maksimal karena fasilitasnya ada di sekolah.
Selain itu, kata dia, selama belajar daring juga sering mengalami kendala internet atau sinyal yang terputus.
"Lebih senang belajar offline kaya gini soalnya kan fasilitasnya di sekolah lebih lengkap, kalau di rumah itu terbatas, apalagi sinyal suka terputus karena kalau online kan tergantung sama internet. online juga jadi lebih banyak teori," tutup Aghvan.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat wabah tersebut, sekolah meliburkan sementara.
Baca SelengkapnyaKadisdik mengatakan berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud masih diutamakan menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca SelengkapnyaJakarta masih masuk kategori kota dengan tingkat polisi udara buruk pada Senin (21/8) pagi ini.
Baca SelengkapnyaAkibat kondisi itu, pemkot menerapkan kebijakan belajar jarak jauh.
Baca SelengkapnyaPenjual yang melanggar peraturan akan dicabut izin berjualan di sekolah atau denda.
Baca SelengkapnyaUji coba makan bergizi gratis ini sudah kelima dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam kurun waktu satu bulan.
Baca SelengkapnyaTes gula darah ini menjadi bagian dari kegiatan skrining untuk mendeteksi masalah kesehatan yang mungkin dialami para siswa.
Baca SelengkapnyaHeru mengimbau siswa fokus belajar serta menaati peraturan sekolah.
Baca SelengkapnyaAksi perundungan itu terjadi pada Agustus 2024 setelah orangtua korban melihat gelagat aneh anaknya.
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah
Baca SelengkapnyaTercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota
Baca SelengkapnyaPemerintah kota Jambi mewajibkan anak-anak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Baca Selengkapnya