Usai Keluar dari 10 Kota Termacet, Kini DKI Jakarta Targetkan Bebas Banjir
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berharap Jakarta bisa terbebas dari banjir, setiap musim hujan. Harapan ini berkaca dari peringkat kemacetan ibu kota di luar 10 besar.
"Hubungan LRT, MRT, Transjakarta, hingga Gojek. Mudah-mudahan kami bisa atasi macet. Kami bersyukur awalnya nomor 4 termacet sekarang keluar 10 besar dan ranking 31. Berharap DKI bebas dari banjir dan macet juga," kata Riza, Sabtu (13/2).
Merujuk pada hasil index TomTom Traffic pada 2020, Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Jakarta berada di urutan ke-31 dari total 416 kota yang diukur oleh lembaga tersebut.
-
Bagaimana Pemprov DKI atasi macet Jakarta? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dishub DKI Jakarta bersama Ditlantas Polda Metro Jaya tengah mengkaji pengaturan pembagian jam kerja.
-
Apa yang dilakukan untuk kurangi macet di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
-
Bagaimana LRT Jabodetabek membantu mengurangi kemacetan? Sebagai bagian dari inisiatif untuk meningkatkan sistem transportasi publik, LRT Jabodetabek dirancang agar dapat memberikan layanan yang cepat, efektif, dan efisien. Dengan hadirnya LRT, perjalanan antar titik di wilayah Jabodetabek menjadi lebih praktis dan nyaman.
-
Apa yang dilakukan Pemprov DKI untuk macet? Langkah ini merupakan salah satu cara untuk mengatasi kemacetan Jakarta.
-
Bagaimana cara mengatasi kemacetan di Jakarta? Diperlukan langkah khusus untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi serta menarik minat masyarakat menggunakan transportasi umum yang memadai.
-
Bagaimana cara LRT Jakarta Fase 1B mengurangi kemacetan? 'Kami berharap pembangunan LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai menjadi solusi kemacetan dan meningkatkan penggunaan transportasi publik, sehingga mengurangi kemacetan di Kota Jakarta,' kata dia.
Sementara itu, Pemprov DKI menjelaskan melalui akun instagram @dkijakarta, hasil penilaian tingkat kemacetan tahun 2020 kini berada di angka rata-rata 36 persen.
Bahkan, hasil tesebut berkurang bila dibandingkan tahun 2019, kemacetan di Ibu Kota mencapai 53 persen dan berada di peringkat 10 kota termacet.
Pada 2017 Jakarta berada di urutan 4 dunia dengan kota termacet, 2018 peringkat turun menjadi urutan ke-7. Pada 2019, kembali turun menjadi urutan 10. Dan, 2020 Jakarta di urutan ke-31.
Riza menyampaikan, upaya Jakarta keluar dari wilayah banjir adalah meningkatkan program-program pengendalian banjir, seperti membuat polder, mengeruk sungai, menambah daya tampung air.
Terpenting, kata Riza, perlu ada partisipasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.
"Tentu partisipasi masyarakat jauh lebih penting sama-sama hidup sehat dan bersih. Tidak buang sampah sembarangan, membersihkan selokan di lingkungannya bersama-sama. Ini kota kita, kota kolaborasi, yang bersinergi dengan masyarakat."
Politikus Gerindra itu juga menuturkan, penyebab banjir Jakarta tidak selalu disebabkan buruknya drainase. Selain faktor dataran Jakarta yang rendah, tanah di beberapa wilayah dikeruk dan mengakibatkan kubangan.
"Memang ada daerah yang jauh di bawah permukaan laut misal di Kalibata, lokasi itu dikeruk yang tanahnya sekarang ini dinikmati Gor Senayan, jadi kubangan," katanya.
Pemprov DKI, kata Riza, telah mengajak warga di lokasi tersebut untuk pindah ke rumah susun. Sebab, saat banjir kembali merendam, durasi surut akan lama. Namun, masyarakat disebut menolak.
Sebagai solusi, Riza menuturkan Pemprov DKI mempertimbangkan membangun rumah susun di daerah dataran rendah.
"Ini kami cari terobosan, di samping mau pindahkan warga ke rusunawa, di lahan yang dataran rendah akan dibangun rusunawa di atasnya. Bawahnya waktu kering dijadikan tempat parkir, main, dan bersosialisasi," ujarnya.
Politikus Gerindra itu menambahkan, dari tahun ke tahun penanganan banjir di ibu kota mulai terkendali dan terjadi perubahan yang signifikan. Indikatornya adalah jumlah pengungsi berkurang, genangan berkurang, tinggi banjir berkurang
"Program yang kami impikan tidak kurang dari Rp5 triliun (per tahun) selama tiga tahun ini untuk penanggulangan banjir," tutup Riza.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masalah kemacetan Jakarta sudah diminimalisir berkat pembagunan MRT, LRT, kereta bandara hingga kereta cepat Whoosh.
Baca SelengkapnyaKondisi ini berakibat pada mengepulnya polusi di langit ibu kota.
Baca SelengkapnyaJokowi pun bersyukur kini LRT yang mengintegrasikan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi sudah bisa dioperasionalkan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Depok meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) 2024 sebagai bentuk pengakuan atas penataan transportasi
Baca SelengkapnyaJokowi mengajak masyarakat untuk menggunakan transportasi publik, untuk mengurangi polusi.
Baca SelengkapnyaLRT Jabodebek merupakan upaya pemerintah mengalihkan kemacetan dan polusi di Jakarta dan sekitarnya
Baca SelengkapnyaWajah Jakarta sudah berubah. Berbagai pembenahan dilakukan. Sebagian kawasan ibu kota kini tertata rapi. Kini, jauh di dalam tanah Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenteri BUMN Erick Thohir menilai bahwa butuh partisipasi semua orang untuk menyelesaikan isu polusi, di antaranya dengan menggunakan transportasi publik.
Baca SelengkapnyaJakarta berhasil mengonversi transportasi umum menjadi ramah lingkungan. Penghargaan itu diberikan karena berhasil melakukan lompatan besar.
Baca SelengkapnyaTahap awal operasi akan dioperasikan sebanyak 10 hingga 12 kereta/train set dan akan terus ditingkatkan jumlahnya dengan memperhatikan animo masyarakat.
Baca SelengkapnyaZulkifli menjabarkan dampak kerugian yang timbul akibat kemacetan yang ada di Jakarta tembus Rp100 triliun per tahun.
Baca SelengkapnyaJika upaya penanganan banjir tidak diatasi dan dijalankan dengan baik, menurut Heru Jakarta akan rawan terhadap air bersih.
Baca Selengkapnya