Usut Kasus Pinjol Ilegal, Polisi Temukan Keterlibatan WNA di China
Merdeka.com - Keterlibatan warga negara asing (WNA) China dalam praktik pinjaman online (Pinjol) ilegal terus didalami kepolisian. Kasus ini diselidiki setelah polisi menerima laporan dari seorang wanita bernama Morlin (33).
Morlin mengaku menerima teror dan ancaman dari perusahaan pinjol ilegal tersebut. Padahal dia, telah melunasi seluruh uang pinjaman.
Wakapolres Metro Jakarta Barat, AKBP Bismo Teguh Prakoso, menerangkan pihaknya menelusuri informasi itu. Dalam penyelidikan menemukan adanya komunikasi antara pekerja pada bagian desk collection dengan WN China.
-
Siapa yang menggunakan internet di China? Hampir 3 dari 4 orang (74,36%) di China menggunakan internet.
-
Siapa saja yang terlibat dalam komunikasi? Pengirim pesan adalah orang atau entitas yang mengirimkan pesan, sedangkan penerima pesan adalah orang atau entitas yang menerima pesan.
-
Bagaimana Gen Z berkomunikasi di tempat kerja? Meskipun anggota generasi ini sering dipuji sebagai penduduk asli digital, hal itu tidak selalu berarti keterampilan interpersonal yang kuat dalam lingkungan kerja tradisional. Tumbuh besar dengan media sosial dan komunikasi berbasis teks berarti banyak karyawan muda mungkin kesulitan dengan percakapan tatap muka, terutama yang diharapkan dalam lingkungan profesional.
-
Bagaimana TIK membantu komunikasi antar perusahaan? Di dunia bisnis, perusahaan menggunakan TIK untuk mengelola data, melakukan analisis bisnis, dan memfasilitasi komunikasi internal maupun eksternal.
-
Bagaimana cara komunikasi terjadi? Komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung, yaitu dengan lisan/verbal, dan secara tidak langsung, melalui media tertentu, seperti bahasa tubuh, tulisan, telepon, radio, dan lain sebagainya.
Bismo menyebut, aplikasi percakapan memiliki keunggulan menterjemahkan bahasa asing ke dalam Bahasa Indonesia. Sehingga, memudahkan para pekerja di desk collection menerima perintah jaringan pelaku yang ada di China.
"Tersangka ini menggunakan aplikasi, suatu aplikasi yang memungkinkan untuk video conference, kemudian menggunakan aplikasi tersebut tanpa sim card. Dan kedua pelaku ini, berhubungan dengan jaringan pelaku dari China," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (13/11).
Oleh sebab itu, Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat bekerja sama dengan Divisi Hubungan Internasional Polri untuk mencari keberadaan pelaku lainnya.
"Nanti kami akan koordinasi dengan Internasional Polri," ujar dia.
Ditambahkan Kanit Krimsus Polres Metro Jakarta Barat, AKP Fahmi Fiandri, kedua pekerja bagian desk collection mengandalkan video conference melalui suatu aplikasi.
"Jadi dia berkomunikasi melalui suatu aplikasi itu. Mereka tidak bisa berhubungan langsung karena mereka bekerja melalui virtual office semuanya. Jadi semuanya komunikasi terputus karena mereka tidak pernah bertemu. Mereka bertemu kalau mengadakan rapat aja melalui virtual office," ujar dia.
Berdasarkan struktur di organisasi perusahaan tersebut pimpinan tertingginya adalah Mr H, Mr S dan Mr Y yang ada di China.
"Ini yang langsung berikan perintah kepada TL TL salah satunya ya ke sodara AH," terang dia.
Hasil penyelidikan mengungkap bahwa, kedua pekerja di desk collection wajib menginformasikan perkembangan kegiatan yang mereka lakukan dalam tempo tiga jam sekali.
"Jadi aktivitas dalam apliaksi ini harus report terus ke sana sehingga kalau tidak ada akan terputus. Kalau misalnya ada penjelasan dari team leader atau tim desk collection baru dihubungkan lagi," tandas dia.
Sebelumnya, peneror dan pengancam Morin telah ditangkap di dua lokasi berbeda yakni di Tangerang Selatan dan Garut. Kedua ya adalah RA dan AH yang bekerja di desk collection perusahaan tersebut.
Adapun, AH adalah pimpinan dari desk collection. Dialah yang menyuruh RA mengancam korban. Adapun, bentuk ancaman menyebarluaskan data-data pribadi. Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 27 ayat 4 Undang-Undang ITE No 19 tahun 2016.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rumah kontrakan ini dihuni puluhan pengangguran asal China.
Baca SelengkapnyaDari 3 WNI ini, dua di antaranya perempuan dan satu pria.
Baca SelengkapnyaWN China itu baru berada di Indonesia selama dalam hitungan bulan.
Baca SelengkapnyaDua orang oknum karyawan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi pun ditangkap.
Baca SelengkapnyaPodus yang dipakai para pelaku merupakan praktir terbaru dalam kejahatan menyelundupkan orang ke Australia.
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaUntuk mengelabui petugas, mereka masuk ke wilayah Bali tidak secara bersamaan.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya memulangkan warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja pada bidang terkait judi online di luar negeri.
Baca Selengkapnyakasus bermula dari 189 laporan polisi tersebar di sejumlah Polda.
Baca SelengkapnyaSebanyak empat tersangka ditangkap dalam operasi yang dilakukan di dua lokasi berbeda, yaitu di Bandara Ngurah Rai Bali dan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaAset yang disita diduga hasil tindak pidana penipuan sindikat yang beroperasi dari Dubai.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia, praktik judi online ini melibatkan WN Tiongkok.
Baca Selengkapnya