Wagub Djarot sesalkan copet di Manggarai dihakimi warga hingga tewas
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku kecewa atas aksi main hakim sendiri, yang dilakukan oleh warga sehingga menyebabkan tewasnya seorang copet di Stasiun Kereta Api Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (8/7) kemarin.
Djarot menilai, aksi main hakim sendiri ini tidak dapat dibenarkan, lantaran Indonesia memiliki aparat penegak hukum untuk mengurus masalah semacam itu.
"Jangan main hakim sendiri lah, enggak boleh sebetulnya. Serahin ke aparat polisi aja. Tapi mungkin mereka juga gemes kali ya," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (9/7).
-
Apa yang dibantah oleh Hadi Tjahjanto? Dalam momentum tersebut, Mahfud MD sempat memberikan pernyataan bahwa belum ada satu pun sertifikat redistribusi tanah yang terbit selama era Jokowi. Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
-
Kenapa Hashim Djojohadikusumo menolak dibantu membawa kursi? 'Saya masih kuat kok,' kata Hashim Djojohadikusumo.
-
Apa yang diceritakan Hadi Tjahjanto? Hadi juga memberikan imbauan agar para orang tua membantu mempersiapkan anak dengan baik. Ia juga mengimbau untuk tidak memberikan handphone dengan mudahnya kepada anak. Takutnya, kalau sudah terbiasa sejak kecil nantinya saat dewasa bisa mencoba bermain judi online. Mengingat judi online belakangan semakin marak terjadi di masyarakat.
-
Bagaimana Hashim Djojohadikusumo menolak dibantu? Mengetahui akan dibantu, ia jusru meminta untuk membawakan kursinya yang ia pakai sendiri. 'Pak Hashim bilang saya masih kuat kok, kenapa ini harus ditolong segala 😅,' tulis keterangan.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Diketahui sebelumnya sesosok mayat menghebohkan para penumpang di Stasiun Kereta Api Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (8/7), sore hari. Kepala Seksi Humas Polsek Tebet, Aiptu Reky Tansil, menjelaskan, dugaan mayat tersebut merupakan pelaku pencopetan.
"Iya betul ditemukan mayat, untuk identitas masih belum jelas. Mayat ditemukan oleh satpam dan saksi di tempat ada Kapten Marinir Dedi Ellyadi Putra," ujar Reky, saat dikonfirmasi.
Reky menjelaskan, peristiwa bermula saat korban berada di dalam gerbong kereta jurusan Tanah Abang ke arah Manggarai. Dari keterangan para saksi, kata Reky, korban diamankan petugas satpam akibat melakukan pencopetan dari wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
wilayah Sukolilo sempat mendapat stigma dari masyarakat sebagai ‘kampung penadah’
Baca SelengkapnyaKapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara, Senin (4/11), menyebut kini JS dan BA telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polda Banten.
Baca SelengkapnyaDadang pun melawan dengan membantah sejumlah pernyataan yang dilontarkan penuntut.
Baca SelengkapnyaWali kota Medan Bobby Nasution meminta pihak kepolisian untuk menindak tegas para pelaku begal
Baca SelengkapnyaWali kota Medan Bobby Nasution meminta pihak kepolisian untuk menindak tegas para pelaku begal, salah satunya dengan menembak mati para begal
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri jengkel dengan putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) yang membatalkan hukuman mati Ferdy Sambo.
Baca SelengkapnyaApa yang dilakukan GT terhadap korban DSA (29) dinilainya sebagai salah satu cara untuk membunuh korban.
Baca SelengkapnyaWali Kota Medan Bobby Nasution dikritik LBH seusai menyatakan dukungannya untuk menembak mati begal, namun dia bergeming dan tetap mendukung tindakan tegas itu.
Baca SelengkapnyaAda dua permintaan Sahroni ke Kapolda Sumbar buntut anak buahnya tembak sesama solisi
Baca SelengkapnyaSigit juga memerintahkan agar memberikan hukuman yang berat terhadap Dadang karena dianggap telah mencederai institusi Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan terhadap AKP Dadang disorot lantaran pelaku terlihat tidak diborgol hingga diduga dibiarkan sambil merokok.
Baca Selengkapnya