Wagub Djarot tegaskan anggaran KUA-PPAS 2016 harus terperinci
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta para pegawai SKPD di DKI merincikan anggaran dalam Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016, saat diserahkan kepada Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI untuk dimasukkan dalam rapat pembahasan. Hal itu harus dilakukan agar anggaran bisa dievaluasi dengan lebih efisien, serta lebih transparan dan mudah dikontrol saat melakukan evaluasi.
"Saya sudah perintahkan (anggaran) gelondongan seperti itu supaya di-breakdown menjadi satuan, supaya SKPD juga lebih mudah eksekusi. Agar saat dievaluasi, bisa terkontrol dan dananya dialokasikan dengan jelas," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (23/9).
"Kalau gelondongan sama saja dong kayak dulu," katanya menambahkan.
-
Bagaimana Jokowi meminta kepala daerah mengelola anggaran? 'Fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas enggak jelas. Ada kenaikan 10% semua diberi 10 persen. Enggak jelas prioritasnya yang mana,' kata Jokowi.
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Apa yang dilakukan Drajat Djumantara? Drajat Djumantara, yang lebih dikenal dengan panggilan Dio oleh keluarga dan sahabatnya, merupakan anak kedua dari lima bersaudara.
-
Siapa yang diingatkan Jokowi soal pengelolaan anggaran? Jokowi mengingatkan Pemda agar program-program harus berorientasi kepada hasil, sehingga ada return ekonomi.
-
Kapan Jokowi menyampaikan pesan tentang pengelolaan anggaran? Jokowi menyampaikan alasan mengapa semua negara memiliki ketakutan terhadap hal-hal tersebut.'Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban fiskal itu akan sangat, sangat besar,' jelasnya.
-
Apa usulan Baleg DPR tentang DKJ? Baleg DPR mengusulkan agar Daerah Khusus Jakarta (DKJ) menjadi ibu kota legislasi.
Adanya sejumlah SKPD yang masih menyerahkan anggaran gelondongan kepada pihak Banggar DPRD DKI, seperti Dinas Tata Air, biasanya menggunakan alibi bahwa salah satu program kegiatan mereka bersifat dinamis, dan belum bisa dipastikan pelaksanaannya.
Djarot mengatakan jika masalahnya seperti itu, para pegawai di SKPD bisa saja memasukkannya dalam anggaran tidak terduga. Sementara untuk anggaran dalam KUA-PPAS itu tetaplah haruslah terperinci.
"Kalau anggaran tak terduga, itu boleh. Tetapi kalau anggaran spesifik, enggak boleh gelondongan. Misalnya trotoar, itu engga boleh gelondongan. Harus jelas di mana dan sampai mana," pungkasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meminta pemerintah pusat dan daerah tidak membuat banyak program.
Baca SelengkapnyaSebelum menyepakati besaran APBD DKI Jakarta 2025, para pimpinan komisi menyampaikan rekomendasi dan usulan hasil dari konsultasi dengan tiap komisi.
Baca SelengkapnyaDalam perumusan R-APBN 2025, saat ini tengah dibahas bersama dengan Badan Anggaran DPR RI. Topiknya adalah pembicataan pendahuluan penyusunan R-APBN 2025.
Baca SelengkapnyaPrabowo meminta bendahara negara memantau duit negara di tiap kementerian agar digunakan untuk kepentingan rakyat.
Baca SelengkapnyaSalah satu interupsi datang dari anggota Dewan Fraksi PDI Perjuangan, Honda Hendarto.
Baca SelengkapnyaDana ini akan digunakan oleh Kementerian dan Lembaga serta pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengingatkan agar anggaran besar tidak dibagikan ke dinas-dinas terkait
Baca SelengkapnyaJokowi menyinggung bahwa anggaran tersebut banyak digunakan untuk hibah-hibah yang arahnya ke politik.
Baca SelengkapnyaBima Arya menyampaikan, Prabowo meminta kepada pemerintah pusat dan daerah untuk hemat agat tidak ada biaya yang dihambur-hamburkan.
Baca SelengkapnyaWali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menghadiri Rapat paripurna DPRD Kota Solo di gedung dewan, Senin (8/7).
Baca SelengkapnyaWakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya mengatakan Presiden Prabowo Subianto meminta kepada seluruh kepala daerah, untuk melakukan penghematan anggaran.
Baca SelengkapnyaSekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra menanggapi soal ucapan Presiden. Meskipun Presiden tak menyebut spesifik daerah yang dimaksud.
Baca Selengkapnya