Warga Kampung Pulo tak berani tempati area bekas penggusuran
Merdeka.com - Masa bakti Gubernur Basuki Tjahaja Purnama tersisa 6 bulan. Segala pekerjaan Pemprov DKI Jakarta dikebut sebelum Gubernur terpilih Anies Baswedan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan.
Salah satunya penggusuran atau relokasi warga yang tinggal di titik-titik terlarang khususnya di bantaran kali. Kampung Pulo misalnya, sempat diwarnai aksi ricuh saat proses penggusuran. Kini sebagian warga korban penggusuran menempati Rumas Susun (Rusun) Jatinegara, Jakarta Timur.
Efrizal (43), Ketua RT 14 Kampung Pulo mengatakan warga yang terkena relokasi dipastikan tidak akan kembali mendirikan bangunan di bantaran kali Ciliwung.
-
Kenapa warga Kampung Teko tetap tinggal di kampung yang tenggelam? Masyarakat di kampung apung disebut tak ingin meninggalkan daerah tersebut karena merupakan tanah kelahiran. Selain itu, alasan lainnya adalah daerah tersebut merupakan tempat mencari nafkah sehingga sulit jika harus pindah ke tempat baru.
-
Kenapa rumah dinas bupati terbengkalai? Dilansir dari kanal YouTube Bucin TV, istana putih itu dari awal direncanakan akan menjadi rumah dinas bupati. Namun setelah selesai dibangun pada tahun 2013, rumah itu tidak pernah digunakan sama sekali.
-
Dimana bangunan terbengkalai diubah? Berikut ini adalah potret bangunan terbengkalai yang telah diubah fungsi menjadi lebih menarik, seperti yang dilansir oleh Liputan6.com dari Bored Panda pada Minggu (15/12/2024).
-
Kenapa warga kampung terisolir tidak memiliki tanah hak milik? Salah seorang warga di sana berkata, tanah di kampung itu bukan tanah hak milik, melainkan masih dimiliki PT KAI.
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai itu? Bangunan kuno milik artis terkenal yang terbengkalai sejak 1990-an, kini menjadi pusat perhatian di kanal YouTube Sang Penjelajah Amatir.
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
"Kalau untuk bangun lagi sih kayaknya enggak. Lagian kan udah dijadiin jalan," kata Efrizal kepada merdeka.com di kediamannya, Sabtu (29/4).
Pantauan merdeka.com sepanjang jalan di Kampung Pulo tidak terlihat adanya bangunan semi permanen yang kembali dibangun di wilayah yang sempat terkena gusuran tersebut. Bekas rumah warga yang sebagian terkena imbas gusuran pun terlihat tidak diperbaiki.
"Iya emang ada yang sepotong rumah sama bangunannya ada yang kena, itu kalau sekarang ya enggak ada yang berani kayaknya buat nambahin kan udah dibatesin sampai sini saja misalnya gitu," ujarnya.
"Udah dibatesin juga sama DTR (Dinas Tata Ruang) batas bangunan sampai sini," imbuhnya.
Pernyataan serupa dibenarkan oleh Suci, salah seorang warga yang sebagian rumahnya terkena gusuran. Sempat memiliki keinginan untuk kembali membangun sebagian namun hal itu urung dilakukan, khawatir mendapat teguran dari Pemrpov DKI Jakarta.
"Iya gimana yah, kalau mau (renovasi) sih mau saja cuma ntar kalau di suruh rombak lagi sayang," kata Suci.
Dia menuturkan meski cukup berat kehilangan sebagian rumahnya, namun hal itu masih disyukurinya mengingat dia dan sekeluarga yang berisi 5 orang itu tidak direlokasi ke rusun.
"Yah enggak apa-apa deh mending di sini daripada di Rusun," tukasnya.
Berbeda dengan Kampung Pulo yang hampir sebagian warganya tidak akan kembali mendirikan bangunan di wilayah terdampak relokasi. Di Kampung Akuarium, Jakarta Utara, sekitar 150 bangunan masih bertahan di lahan gusuran.
Umumnya warga masih belum rela meninggalkan wilayah yang berpuluh-puluh tahun dihuninya. Ibu Tapos (57) salah satunya, mengaku sedih saat tahu wilayah yang ia tempati akan digusur. Bukan hanya itu kekecewannya bertambah ketika diakuinya Pemprov DKI tak membayar sepeser uang ganti rugi yang dijanjikan.
Meski begitu, Ahok, panggilan akrab Basuki, menegaskan pihaknya akan tetap melakukan penggusuran terhadap bangunan yang masih berdiri di wilayah tersebut.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaPemerintah masih bersengketa dengan warga yang ingin menetap dan enggan meninggalkan wilayah IKN.
Baca SelengkapnyaAHY mengatakan, proses ganti rugi terhadap lahan itu jadi syarat agar tidak terjadi konflik. Dengan begitu, pihaknya baru bisa mengeluarkan sertifikat.
Baca SelengkapnyaHotel Sultan kini kembali menjadi hak milik negara.
Baca SelengkapnyaMenteri AHY akan menertibkan kawasan Puncak Bogor dari bangunan liar tak berizin.
Baca SelengkapnyaAnies Heran Nasib Warga Kampung Bayam Terkatung-Katung: Kunci Rusun Sudah Diberikan Kok
Baca SelengkapnyaAHY mengatakan, secara prinsip dasarnya pembangunan tentu harus berjalan dengan baik. Namun, katanya, warga juga harus mendapatkan keadilan.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil menyindir penggusuran di Jakarta yang terjadi di era kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Baca SelengkapnyaPrasetio berharap berharap eksekutif dan legislatif duduk bersama mencari jalan keluar mengenai Kampung Susun Bayam.
Baca SelengkapnyaAnies juga memeluk sambil menenangkan salah satu warga yang menangis mengeluhkan nasib mereka.
Baca SelengkapnyaRencana relokasi warga di kolong Jembatan Pakin sudah dibahas bersama Menteri Perumahan, Menteri Sosial, dan Menteri Dalam Negeri.
Baca SelengkapnyaMereka menolak keras penggusuran Pulau Rempang. Mereka juga menuntut pemerintah agar menghentikan praktik perampasan tanah terhadap warga Pulau Rempang.
Baca Selengkapnya