Warga Rawajati ogah pindah ke Marunda: WC mampet, air enggak ada
Merdeka.com - Pemprov DKI Jakarta sudah menyiapkan rusun untuk korban penggusuran warga Rawajati, Kalibata, Jakarta Selatan, di Marunda. Warga Rawajati telah ditertibkan oleh Pemprov DKI, Kamis (1/9) kemarin.
Namun, warga keukeuh enggan pindah ke rusun tersebut. Pasalnya, warga menilai Rusun Marunda yang disediakan sangat tidak layak huni.
"Ada yang sudah ke sana terus balik lagi. Di sana WC mampet, air enggak ada, terus bocor. Kita jualan di sini, di sana nggak boleh jualan, dari mana dapat duit," ujar Dinar (31) saat ditemui merdeka.com di Rawajati, Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (2/9).
-
Kenapa Rusunawa Marunda dijarah? Ada beberapa barang berharga seperti besi, tralis besi, dan barang bernilai lainnya sudah dibongkar oleh para pencuri atau penjarah.
-
Apa yang terjadi di Rusunawa Marunda? Sejak ditinggal oleh para penghuninya yang direlokasi ke tempat lain, bangunan tersebut tampak rusak parah.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Dimana Rusunawa Marunda berada? Pemandangan kondisi terkini Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda pascapenjarahan aset-aset yang tersisa di Jakarta, Jumat (21/6/2024).
-
Siapa yang biasanya menjalani ruwatan? Dari cerita itu, muncul tradisi bahwa setiap anak tunggal harus menjalani ruwat agar terhindar dari malapetaka dan kesialan.
-
Apa alasan warga Kampung Mati pindah? Pada zaman dulu, ada sekitar 20 KK yang tinggal di kampung itu. Namun kehidupan di sana sungguh sulit. Selain berada di zona rawan longsor, hasil pertanian di sana sering menjadi serangan monyet ekor panjang. Hal inilah yang membuat warga tidak betah dan akhirnya memilih pindah.
Dalam hal ini, Pemprov DKI selain menyediakan tempat pindah di Rusun Marunda, pemerintah juga memberikan lahan untuk berjualan, salah satunya di Pasar Tebet, Jakarta Selatan.
"Jauh mas, terus di Tebet penuh, sewa atau nggak kita nggak tahu. Belum lagi ngurus anak sekolah pindahan, ntar kalau sudah pindah apa iya dapat bangku," tegasnya.
Hingga kini, Dinar beserta enam keluarganya dan putranya yang masih berumur 8 bulan, Abi, belum tahu akan sampai bertahan.
"Belum tahu, ya sampai ada barang yang layak kita jual untuk ngontrak. Kita juga ingin tempat layak mas," katanya seraya mengkipaskan anaknya dari gigitan nyamuk.
Atas hal ini, Dinar bersama warga yang lain geram atas tindakan semena-mena Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Bahkan, Ahok dibilang tidak berperikemanusiaan.
"Dulu waktu jadi wakil diam, nggak bisa berkutik. Sekarang sudah jadi gubernur semena-mena, mencak-mencak orang, warga dibuat susah," geramnya. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak ditinggal para penghuninya yang direlokasi ke tempat lain, bangunan tersebut menjadi sasaran penjarahan.
Baca Selengkapnya"Mereka mau direlokasi tapi tuntutan mereka minta dipenuhi juga," ujar Maulana.
Baca SelengkapnyaRelokasi warga korban kebakaran di Manggarai bertahap.
Baca SelengkapnyaRumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara dijarah.
Baca SelengkapnyaAda 3 kesepakatan dengan Pemprov agar warga Kampung Bayam mau tinggal di Rusun Nagrak.
Baca SelengkapnyaDPRD DKI membeberkan penyebab Rusunawa Marunda terbengkalai hingga akhirnya dijarah
Baca SelengkapnyaSebanyak 400 hangus terbakar dan 1.000 orang dilaporkan mengungsi imbas kebakaran di Penjaringan.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca Selengkapnya"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaKorban penggusuran Dukuh Pakis curhat nasib yang ia alami usai rumahnya digusur. Ia kebingungan hendak tinggal di mana.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca Selengkapnya