Warganet Ramai Bahas Hujan Badai, Ini Penjelasan BMKG
Merdeka.com - Hujan deras mengguyur sejumlah wilayah termasuk DKI Jakarta. Intensitas hujan yang cenderung tinggi ramai dibicarakan warganet. Warganet menyebut saat ini Jakarta dan sekitarnya tengah dilanda hujan badai.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaklumi hal tersebut. Berdasarkan data yang diberikannya dari 20-22 Mei, Jabodetabek memang berpotensi hujan lebat disertai angin kencang atau disebut thunder strom. Dan satu lagi ada istilah lainnya yakni rain strom atau hujan lebat.
Menurut Dwikorita banyak yang menyebut ini sebagai hujan badai.
-
Mengapa badai matahari berbahaya? Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Frontiers in Astronomy and Space Sciences mengungkapkan, badai matahari yang berpotensi merusak dapat menimbulkan malapetaka pada infrastruktur penghantar listrik, seperti jaringan pipa.
-
Apa yang jadi makna hujan bagi sebagian orang? Mungkin sebagian orang menganggap hujan bukanlah fenomena alam biasa. Bagi mereka, di dalam hujan terdapat berbagai macam makna yang begitu mendalam. Nuansa gelap yang menenangkan di langit, irama derau putih, gemericik tetesan air yang bertemu tanah, hingga aroma petrichor yang begitu khas.
-
Kenapa kata-kata hujan aesthetic banyak digunakan? Kata-Kata Hujan Aesthetic ini bisa jadi status media sosial.
-
Bagaimana perubahan iklim mempengaruhi badai? Kenaikan suhu laut memengaruhi badai ini dalam beberapa cara yang dapat diukur.
-
Apa yang dimaksud dengan cuaca? Cuaca adalah kondisi atmosfer di suatu wilayah pada suatu saat tertentu. Atmosfer terdiri dari lapisan gas yang mengelilingi bumi, dan cuaca mencakup berbagai unsur seperti suhu, kelembapan, tekanan udara, dan curah hujan.
"Ada yang menterjemahkan sebagai hujan badai. Namun ada juga yang menganggap siklon tropis sebagai badai tropis karena mengakibatkan hujan lebat disertai angin kencang," kata Dwikorita kepada Liputan6.com, Rabu (20/5).
Namun, dia menegaskan, pihaknya menghindari istilah badai tersebut.
"Karena istilah badai ini bisa multitafsir, maka kami cenderung menghindari memakai istilah tersebut," ungkap Dwikorita.
Karena itu, pihaknya memakai istilah lain. "Sehingga istilah baku yang kami pakai adalah (dalam mm/hari), Hujan Ringan, Hujan Sedang, Hujan Lebat, Hujan Sangat Lebat, dan Hujan Ekstrem. Terminologi ini lebih terukur, jelas dan tidak multi tafsir," ungkap Dwikorita.
Menurut dia, yang perlu diwaspadai adalah potensi banjir.
"Yang harus diwaspadai dan membahayakan berisiko banjir, longsor ataupun banjir bandang kalau sudah menunjukkan warna orange, maka BMKG segera mengeluarkan peringatan dini mulai 3 hari sampai dengan 30 menit sebelum kejadian," katanya.
Reporter: Putu MertaSumber :Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hujan badai yang dimaksud yaitu hujan disertai angin kencang serta kilat dan petir.
Baca SelengkapnyaAda pula peringatan mengenai hujan yang disertai dampak seperti banjir
Baca Selengkapnya"Maret- April lah pancaroba. Jadi itu yang harus diwaspadai. Angin kencang ya, tidak harus memutar, tetapi angin kencang pun juga bisa terjadi," ujar Dwikorita
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan lengkap dari BMKG tentang prakiraan cuaca yang meleset di HP.
Baca SelengkapnyaBMKG memperkirakan wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dari siang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaWarga pun diimbau untuk berhati-hati saat melakukan aktivitas di luar ruangan.
Baca SelengkapnyaPrediksi hujan tersebut akan terjadi diberbagai daerah diantaranya Sumatera Barat, Bengkulu hingga Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaBMKG mengungkapkan, bibit Badai Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia bagian Tenggara, Barat Daya Banten.
Baca SelengkapnyaHari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaBelakangan ini media sosial dihebohkan dengan fenomena awan hujan yang disebut menghindari wilayah Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaFenomena potensi bencana periode Natal dan Tahun Baru 2024 patut diwaspadai warga.
Baca Selengkapnya