Wisata halal demi Jakarta bermoral

Merdeka.com - Sebagai Ibu Kota Negara, Provinsi DKI Jakarta menjadi salah satu lokasi yang dipilih wisatawan dalam negeri maupun mancanegara untuk liburan. Segala macam tujuan wisata tersaji di Jakarta dan pelancong tinggal memilih.

Meski senang Jakarta banyak disinggahi dan dipilih sebagai tempat berlibur, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan wakilnya Sandiaga Uno, ingin mengembangkan konsep wisata yang sedikit berbeda dari biasanya. Yakni menghadirkan pariwisata halal di Jakarta.

Ide itu muncul setelah melihat wilayah Provinsi Sumatera Barat yang telah lebih dulu menerapkan. Dia pastikan, konsep ini akan dimatangkan sehingga ketika diterapkan tidak asal-asalan. Bukan karena selama ini kawasan wisata di Jakarta belum baik, namun Sandi menilai selama ini hanya fokus pada pembangunan fisik.

"Sedangkan di sisi lain, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama spiritual masih minim. Karena itu kami di Jakarta juga ingin mengembangkan wisata halal ini," kata Sandiaga awal Januari lalu.

Untuk mendukung terlaksananya rencana itu, lanjut Sandi, ke depan akan dibangun hotel di Jakarta yang berkonsep syariah. Rencananya, konsep berbasis syariah akan dibangun di belakang Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara.

Alasan memilih Jakarta Islamic Center sebagai hotel bersyariah tujuannya mengubah opini publik soal Jakarta utara sebagai prostitusi menjadi wilayah islami.

"Itu juga lihat status daripada Jakarta Utara yang kita semua setuju daerah sana yang dianggap daerah enggak jelas atau burem. Sehingga kita hadir untuk netralisasi ini untuk angkat nilai-nilai sosial," kata Direktur Utama PT Jakarta Tourisindo, G Jeffrey Rantung, sebagai BUMD yang bergerak di bidang tourism.

Wisata halal ditargetkan rampung 2020

Selang tiga bulan setelah wacana itu dilontarkan, Sandiaga memastikan semua persiapan menuju wisata halal di Jakarta sedang dipersiapkan. Dia menargetkan di 2020, konsep wisata halal bisa dinikmati di Jakarta.

"Kita ingin 2020 Jakarta bisa mencapai target sebagai kota dengan destinasi dan wisata halal yang bisa bersaing. Kita juga targetkan satu juta (wisatawan) global halal tourism bisa datang ke Jakarta untuk lima tahun ke depan," kata Sandi.

Sebagai tahap awal, kawasan Kota Tua akan dijadikan wilayah percontohan wisata halal. Dia berharap, konsep wisata halal di Jakarta bakal sesukses di Tokyo yang lebih dulu menerapkan. Apalagi, Indonesia sebagai salah satu negara muslim terbesar bisa menerapkan konsep ini.

"Saya kaget juga, halal ramen di sana sangat menjamur. Terus di Tokyo Station, sign untuk musala dan mereka juga punya namanya moslem friendly restaurant. Jadi belum halal, tapi moslem friendly. Di situ menarik juga," tegas Sandi.

"Mungkin memberikan layanan dan juga atraksi berbasis halal tourism, misalnya tari saman yang bisa diklasifikasikan sebagai atraksi yang berbasis syariah, berbasis halal. Jadi destinasi ini punya konsep-konsep seperti itu. Kita harus siapkan lembaga-lembaga penunjangnya," jelas dia.

Meskipun menerapkan wisata halal di Jakarta, dia memastikan tak akan radikal. "Tapi kita memberikan opsi bagi pariwisata yang berbasis syariah, untuk global halal tourism ada loh destinasi-destinasi halal di Jakarta, di Indonesia," sambungnya.

Dipastikan Sandi, pengembangan wisata halal ini telah memiliki Pergub. Namun, politisi Gerindra ini mengatakan, akan melakukan sedikit revisi demi menyesuaikan dengan kondisi terkini. Pergub mengatur soal objek wisata dan termasuk kesiapan SDM.