Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

14 Maret: Meninggalnya Bung Hatta, Sang Proklamator yang Jujur dan Sederhana

14 Maret: Meninggalnya Bung Hatta, Sang Proklamator yang Jujur dan Sederhana mohammad hatta. ©2015 blogspot.com

Merdeka.com - Mohammad Hatta atau biasa dikenal Bung Hatta merupakan proklamator bangsa Indonesia. Hatta adalah salah satu putra terbaik bangsa yang telah membawa bangsa Indonesia merdeka. Tidak hanya itu, Bung Hatta juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang sangat sederhana dan bijaksana.

Bapak proklamator ini lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902, merupakan keturunan ulama besar dari kakeknya yang bernama Syaik Abdurrahman. Tidak heran apabila sejak kecil Bung Hatta sudah diajarkan ilmu agama dan terdidik sebagai sosok yang dikenal disiplin.

Kemudian pada 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta. Setelah itu Bung Hatta resmi dipilih untuk pertama kali, menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Soekarno.

Tepat hari ini, 14 Maret pada 1980 silam, sang proklamator itu menghembuskan napas terakhirnya. Tentu saja, hal ini menjadi duka yang mendalam bagi seluruh bangsa Indonesia. Meski telah tiada, tetapi perjuangan serta jasa-jasanya akan terus dikenang dan dijadikan inspirasi oleh masyarakat Indonesia.

Lantas, seperti apa sosok Bung Hatta dan kiprahnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Simak ulasannya yang dirangkum dari Liputan6.com:

Awal Karier Politik Bung Hatta

mohammad hatta dan rahmi

©Mohammad Hatta, Hati Nurani Bangsa

Bung Hatta memulai berkiprah di bidang politik dimulai saat ia terpilih menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang pada tahun 1916. Pengetahuan politiknya berkembang dengan cepat saat Hatta sering menghadiri berbagai ceramah dan pertemuan-pertemuan politik.

Melansir dari laman Histori.id, sampai pada tahun 1921 Hatta menetap di Rotterdam, Belanda dan bergabung dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air yang ada di Belanda, Indische Vereeniging.

Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi perkumpulan bagi pelajar, namun segera berubah menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusuma) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).

Di Perhimpunan Indonesia, Hatta mulai meniti karir di jenjang politiknya sebagai bendahara pada tahun 1922 dan menjadi ketua pada tahun 1925. Saat terpilih menjadi ketua PI, Hatta mengumandangkan pidato inagurasi yang berjudul "Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan".

Bung Hatta Diangkat Menjadi Presiden

soekarno hatta sjahrir

©2012 Merdeka.com

Sehari sebelum hari kemerdekaan dikumandangkan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengadakan rapat di rumah Admiral Maeda. Panitia yang hanya terdiri dari Soekarno, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti tersebut merumuskan teks proklamasi yang akan dibacakan keesokan harinya dengan tanda tangan Soekarno dan Hatta atas usul Soekarni.

Kemudian pada 17 Agustus 1945 di jalan Pagesangan Timur 56 tepatnya pukul 10.00 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Keesokan harinya, pada tanggal 18 Agustus 1945 Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Hatta sebagai Wakil Presiden.

Berita kemerdekaan Republik Indonesia telah tersohor sampai Belanda. Tak pelak, Belanda pun berkeinginan kembali untuk menjajah Indonesia. Dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, pemerintahan Republik Indonesia dipindah ke Yogyakarta.

Pada Juli 1947, Bung Hatta meminta bantuan ke India dengan menemui Jawaharhal Nehru dan Mahatma Gandhi. Nehru berjanji, India akan membantu Indonesia dengan melakukan protes terhadap tindakan Belanda dan agar dihukum pada PBB.

Bung Hatta, Sosok Jujur dan Sederhana

mohammad hatta

©Koleksi pribadi keluarga

Sepanjang hidupnya, Bung Hatta dikenal sebagai salah seorang pemimpin yang sederhana dan jujur. Meski diangkat sebagai Wakil Presiden RI, ia tidak pernah menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi. Dia hanya menggunakan uang negara yang dianggarkan untuknya dan memang haknya.

Dikutip dari Historia.id, Bung Hatta kerap mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat Indonesia. Dalam pidatonya, ia pernah menegur salah seorang Gubernur yang menyambutnya dengan berlebihan. Hal ini yang kemudian membuktikan bahwa Bung Hatta adalah sosok yang sederhana dan rendah hati.

Banyak sekali kisah kesederhanaan Bung Hatta, mulai dari pernah tidak mampu membayar listrik, tidak mampu membeli sepatu bally, dan masih banyak lagi. Tak heran jika sikapnya yang jujur dan sederhana tersebut begitu dikagumi oleh masyarakat Indonesia.

Pada tanggal 14 Maret 1980, sosok yang jujur dan bersahaja itu menghembuskan napas terakhirnya. Hal ini menjadi duka yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Meski telah tiada, tetapi perjuangan dan jasa-jasanya akan selalu dikenang di hati oleh masyarakat Indonesia.

 

(mdk/jen)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kelahiran Mohammad Hatta 12 Agustus 1902, Pahlawan Nasional yang Sederhana dan Bijaksana
Kelahiran Mohammad Hatta 12 Agustus 1902, Pahlawan Nasional yang Sederhana dan Bijaksana

Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional yang dikenal cerdas, jujur, dan bijaksana.

Baca Selengkapnya
Momen di Balik Layar Detik-detik Proklamator Soekarno-Hatta Bacakan Teks Proklamasi, Khidmat & Sederhana
Momen di Balik Layar Detik-detik Proklamator Soekarno-Hatta Bacakan Teks Proklamasi, Khidmat & Sederhana

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menjadi saksi bisu detik-detik Indonesia merdeka usai ratusan tahun di bawah belenggu penjajahan.

Baca Selengkapnya
30 Kata-kata Mutiara Para Pahlawan Indonesia, Inspiratif dan Penuh Makna Perjuangan
30 Kata-kata Mutiara Para Pahlawan Indonesia, Inspiratif dan Penuh Makna Perjuangan

Kata-kata mutiara dari para pahlawan ini menjadi inspirasi dan penyemangat bagi generasi muda untuk terus mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif.

Baca Selengkapnya
Momen Lawas Wakil Presiden Mohammad Hatta Saat Kunjungan ke Sumatera Barat, Begini Potretnya
Momen Lawas Wakil Presiden Mohammad Hatta Saat Kunjungan ke Sumatera Barat, Begini Potretnya

Wakil Presiden Mohammad Hatta disambut hangat masyarakat di daerah Sumatera Barat saat melakukan kunjungan kerja pada bulan April 1954. Ini momen selengkapnya.

Baca Selengkapnya
30 Kata-kata 17 Agustus dari Tokoh Nasional, Penuh Makna dan Kobarkan Semangat Kemerdekaan
30 Kata-kata 17 Agustus dari Tokoh Nasional, Penuh Makna dan Kobarkan Semangat Kemerdekaan

Banyak kata-kata inspiratif dari tokoh nasional yang bisa memupuk rasa nasionalisme.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Bung Karno Bicara Kesederhanaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Kesaksian Bung Karno Bicara Kesederhanaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Proklamasi Kemerdekan 17 Agustus 1945 digelar dengan sangat sederhana. Bahkan Sukarno pun tak pernah membayangkan peristiwa besar digelar dengan sederhana.

Baca Selengkapnya
Berduka Hamzah Haz Wafat, Puan Kenang Sosok Teduh yang Merangkul
Berduka Hamzah Haz Wafat, Puan Kenang Sosok Teduh yang Merangkul

Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan dukacita atas wafatnya tokoh bangsa, Hamzah Haz.

Baca Selengkapnya
Terungkap, ini Alasan Bung Karno Pilih Tanggal 17 Agustus Untuk Proklamasikan Kemerdekaan RI
Terungkap, ini Alasan Bung Karno Pilih Tanggal 17 Agustus Untuk Proklamasikan Kemerdekaan RI

Kenapa tidak memilih tanggal lain? Ini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya
Anies 'Curhat' ke Bung Hatta: Negara Kondisinya Sedang Tidak Baik-baik Saja
Anies 'Curhat' ke Bung Hatta: Negara Kondisinya Sedang Tidak Baik-baik Saja

Berbicara keadilan dan kesejahteraan, Anies lantas bercerita secara imajiner ke Bung Hatta, bahwa keadaan Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

Baca Selengkapnya
Mitos Bendera Pusaka dari Kain Tukang Soto & Seprai, Ini Kesaksian Fatmawati Soekarnoputri
Mitos Bendera Pusaka dari Kain Tukang Soto & Seprai, Ini Kesaksian Fatmawati Soekarnoputri

Di Medsos dinarasikan jika warna merah bendera berasal dari tenda tukang soto. Sedangkan kain putihnya diambil dari seprai rumah Bung Karno. Benarkah demikian?

Baca Selengkapnya