6 Gunung di Indonesia Erupsi Bersamaan, Ini Penjelasan Kepala Bidang Gunung Api
Merdeka.com - Jumat (10/4) malam, terjadi letusan Gunung Anak Krakatau yang berlangsung sampai Sabtu (12/4) pagi pada pukul 05.44 WIB.
"Letusan terjadi hingga pagi ini," jelas Kasbani selaku Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dilansir dari Liputan6.
Menurut laporan dari PVMBG, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi mulai pukul 22.35 WIB dan kemudian mengeluarkan kolom abu hingga 500m di atas puncak Gunung Anak Krakatau.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Mengapa Semeru erupsi lagi? Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
-
Kapan erupsi Gunung Semeru terjadi? 'Terjadi erupsi Gunung Semeru pada Rabu, 19 Juni 2024 pada pukul 05.55 WIB,' kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Lumajang, dilansir Antara, Rabu (19/6).
-
Apa penyebab Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi meletus bersamaan? 'Busur vulkanik bertindak sebagai event organizer. Lantaran mereka (Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi) dipengaruhi interaksi lempeng tektonik yang sama,' jelas ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman, dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (11/5/2024).
Kolom abu tersebut tarpantau berwarna kelabu dengan kepekatan sedang hinggap tebal yang mengarah ke utara. Sedangkan, erupsi tersebut terekam di alat seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 38 menit 4 detik.
Kemudian, untuk tipe erupsi pada Gunung Anak Krakatau ini bersifat strombilan yang secara teknis bersifat sangat kecil dan terjadi secara terus menerus.
Tak hanya Anak Gunung Krakatu, beberapa gunung berapi di Indonesia juga mengalami erupsi hampir bersamaan dan terjadi terus-menerus. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Anak Gunung Krakatau
Antara
Informasi yang dilansir dari Liputan6.com, pada hari Jumat (10/4) malam, wilayah Jakarta dan sekitarnya dibuat heboh dengan adanya suara dentuman yang tidak berhenti. Ternyata dentuman itu berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau yang berlangsung sampai Sabtu (12/4) pagi pada pukul 05.44 WIB.
"Letusan terjadi hingga pagi ini," jelas Kasbani selaku Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Menurut laporan dari PVMBG, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada pukul 22.35 WIB dan kemudian mengeluarkan kolom abu hingga 500m di atas puncak Gunung Anak Krakatau. Kolom abu tersebut tarpantau berwarna kelabu dengan kepekatan sedang hinggap tebal yang mengarah ke utara. Sedangkan, erupsi tersebut terekam di alat seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 38 menit 4 detik.
Kemudian, untuk tipe erupsi pada Gunung Anak Krakatau ini bersifat strombilan yang secara teknis bersifat sangat kecil dan terjadi secara terus menerus.
"Makannya Krakatau ini level II," tambahnya.
Gunung Merapi
Handout/Merapi Observation/AFP
Sebelumnya, tidak hanya Gunung Anak Krakatau yang mengalami erupsi. Gunung Merapi yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah pun juga mengalami erupsi pada Jumat (10/4).
Gunung Merapi dilaporkan erupsi dengan tinggi kolom abu mencapai 3.000 meter di atas puncak atau 5.968 Mdpl (meter di atas permukaan laut)
Sedangkan tingkat kepekatan tebal dan abu berwarna kelabu. Kolom abu tersebut terbawa angin menuju arah barat laut. Erupsi ini terekam di alat seismogram dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi 1 menit 43 detik.
Gunung Semeru
2020 Merdeka.com/antaranews.com
Letusan yang terus menerus juga terjadi pada Gunung Semeru di Jawa Timur. Sedangkan, tinggi kolom abu yang dikeluarkan Gunung Semeru hanya mencapai 200 hingga 300 meter saja.
"Semeru hampir setiap hari, 200-300 meter saja. Sudah karakteristik Semeru seperti itu," ungkap Kasbani.
Gunung Kerinci
Gunung lain yang berada di luar Pulau Jawa yang juga mengalami erupsi adalah Gunung Kerinci. Gunung yang berada di Pulau Sumatra tepatnya di wilayah Jambi ini memiliki karateristik sama dengan Gunung Semeru.
Sedangkan untuk erupsinya masih tergolong erupsi kecil. Sedangkan, di dalam Gunung Kerinci juga terdapat sumber magma yang sering terdorong.
"Saya akan cek lagi Kerinci, kadang-kadang memang erupsi tapi kecil-kecil saja, di Kerinci ada sumber lava, sekali-sekali terdorong," tambah Kasbani.
Gunung Ibu dan Gunung Dukono
Selain empat gunung tersebut,pantauan di peta Magma Indonesia juga mencatatGunung Ibu dan Gunung Dukono di Maluku Utara juga mengalami erupsi. Keenam gunung tersebut mengalami erupsi dalam waktu yang hampir bersamaan.
Berdasarkan laporan periode Jumat (10/4) pukul 00.00 - 24.00 WIT, Gunung Ibu yang terletak di Halmahera Barat terlihat asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 200-800 meter dari puncak
Sementara di Gunung Dukono yang terletak di Halmahera Utara juga teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal tinggi sekitar 100-250 meter dari puncak.
Masyarakat sekitar Gunung Ibu dan Gunung Dukono pun dilarang beraktivitas dalam radius 2 kilometer. Mengingat letusan abu vulkanik bisa terjadi secara periodik yang kemudian diikuti sebaran abu yang mengikuti arah dan kecepatan angin.
Warga juga diimbau untuk menyediakan masker/penutup hidung dan mulut guna menghindari bahaya abu vulkanik.
Penjelasan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
BPPTKG/ ilustrasi gunung erupsi
Kepala Bidang Gunung Api PVMBG Hendra Gunawan pun menjelaskan informasi terkait erupsi Gunung Anak Krakatau yang hampir bersamaan dengan lima gunung lain. Menurutnya hal itu bukan anomali dan bukan terjadi secara bersama-sama.
"Itu buka anomali, memang gunung-gunung lain secara berkala juga terus erupsi tiap hari, kalau Gunung Anak Krakatau terjadi erupsi artinya gunung itu yang baru ikut bersama erupsi," kata Hendra saat dihubungi, sabtu (11/4).
Hendra menjelaskan, erupsi gunung terjadi selama bertahun-tahun secara berkala dan semua kejadiannya terus dipantau dan dilaporkan oleh Mitigasi Bencana Geologi.
"Jadi itu gunung-gunung yang sudah erupsi bertahun-tahun, jadi kalau erupsi gunung bukan hanya Krakatau tapi juga Gunung Ibu, Gunung Dukono itu meletus itu bertahun-tahun tapi bukan dalam frekuensi waktu bersamaan, ada yang berhenti sehari dua hari lalu ikut lagi (erupsi)," terang dia.
(mdk/dem)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa penyebab gunung meletus bisa diduga sebelumnya, namun ada juga yang tak terduga.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan ilmuwan mengenai fenomena gunung meletus di akhir tahun.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter atau 1 Km di atas puncak.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai negara kepulauan yang berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca SelengkapnyaData PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III.
Baca SelengkapnyaDengan kenaikan status tiga gunung api aktif itu, Tyas mengatakan ada beberapa potensi bahaya yang harus dijauhi oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPada kurun waktu 15 hari, Gunung Raung sudah mengalami gempa tektonik sebanyak 71 kali.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur kembali erupsi pada Kamis (6/6) pagi.
Baca SelengkapnyaLetusan eksplosif memunculkan fenomena alam kilatan petir vulkanik
Baca SelengkapnyaJumlah erupsi Gunung Semeru sejak 1 Januari hingga 4 Juli 2024 pukul 06.00 WIB tercatat sebanyak 638 kali letusan.
Baca Selengkapnya