Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Fakta Plasma Darah yang Jadi Alternatif Obat Corona, Mulai Dijual di Pasar Gelap

5 Fakta Plasma Darah yang Jadi Alternatif Obat Corona, Mulai Dijual di Pasar Gelap Ilustrasi Darah. ©2020 Merdeka.com/www.pixabay.com

Merdeka.com - Sampai sekarang kondisi dunia karena persebaran virus corona masih belum sepenuhnya kondusif. Upaya untuk menghentikan dan mengobati virus corona sudah dilakukan oleh berbagai pihak.

Salah satu pengobatan alternatif untuk menyembuhkan orang yang terinfeksi virus corona adalah dengan menggunakan plasma darah.

Secara teknis, metode pengobatan tersebut adalah dengan melakukan transfer plasma darah dari pasien yang sembuh dari virus corona kepada pasien yang masih terinfeksi.

Sudah ada beberapa penelitian mengenai obat alternatif tersebut. Ada yang menyebutkan bahwa plasma darah bukanlah obat masal sampai jual beli melalui pasar gelap.

Bagaimana fakta-faktanya? Berikut rangkumannya yang dihimpun dari berbagai sumber:

1. Bukan Obat Masal

Informasi yang didapatkan dari Prof. Amin Soebandrio selaku Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman kepada jurnalis merdeka.com, bahwa plasma darah tersebut bukanlah obat yang bisa dipakai oleh siapa saja. Teknisnya, plasma darah pendonor harus cocok dengan penerima.

"Iya artinya itu bukan obat masal. Seperti tablet sakit kepala misalnya paracetamol. Itu kan bisa dipakai siapa saja tanpa banyak pertimbangan. Kalau terapi plasma ini, harus berdasarkan individual. Jadi yang pasti, antara plasma yang diberikan dengan resipien yang menerima harus ada kecocokan," jelas Amin.

2. Uji Coba Plasma Darah di Indonesia

Sedangkan untuk pemakaiannya harus melalui proses uji coba laboratorium yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk melakukan proses tersebut laboratorium UTD (unit transfusi darah) harus berada di bawah pengawasan Palang Merah Indonesia (PMI).

"Pengambilan plasma darahnya bisa di UTD (unit transfusi darah) di bawah pengawasan PMI dan UTD itu harus memiliki sertifikat harus mengolah produk darah, di Indonesia ada 15 yang tersebar di seluruh Indonesia," ucap Amin.

Kemudian untuk proses pengambilan plasma darah tersebut harus dilakukan di laboratorium yang terbatas dan pengujian yang khusus.

"Tapi kalau laboratorium pengujian kadar antibodinya itu hanya bisa dikerjakan di laboratorium yang memilih fasilitas biosafety level 3. Itu tidak banyak di Indonesia," tambahnya.

3. Negara yang Melakukan Uji Coba Terapi Plasma Darah

Sudah ada beberapa negara di dunia yang telah melakukan uji coba terhadap plasma darah ini. Informasi yang didapatkan dari berbagai sumber, negara pertama adalah Amerika Serikat dengan sekitar 600 pasien yang telah menerima metode ini.

Negara ke dua adalah Inggris yang akan mengirimkan 100 ribu plasma darah ke Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) setiap minggunya. Kemudian Iran sudah melakukan metode penyembuhan tersebut kepada 300 orang yang terinfeksi virus corona.

Sedangkan negara seperti Indonesia, India masih dalam tahap awal pengembangan metode ini.

4. Mulai Dijual di Pasar Gelap

Namun, plasma darah yang sedang dilakukan uji percobaan ini kabarnya juga dijual di pasar gelap melalui situs online. Bahkan jual beli plasma darah di situs gelap tersebut sudah ramai diperbincangkan di berbagai media internasional.

Informasi yang dilansir dari ABC News, salah satu peneliti dari Australia National Univesity (ANU) di Canberra menemukan aktivitas jual beli tersebut di dunia maya. Bahkan plasma darah tersebut dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok kriminal untuk mencari keuntungan.

"Di pasar gelap ini akan ada saja orang yang mau membeli, kalau dikatakan obat ini sedang menjalani uji klinis. Dari 20 situs gelap, tiga di antaranya menjual 90 persen produk-produk yang berkaitan dengan virus corona Covid-19," jelas Profesor Rod Broadhurst selaku peneliti dari ANU.

5. Cara Kerja Plasma Darah

Pasien yang telah terinfeksi virus corona dapat mulai membentuk antibodi dalam hitungan hari setelah terinfeksi. Antibodi yang dipercaya menetralkan virus ini dibuat khusus oleh sistem imun untuk melawan virus corona baru dan dianggap sebagai komponen kunci pemulihan.

Secara proses, untuk memproduksi antibodi dapat memakan waktu sekitar satu atau dua minggu. Tetapi begitu itu terjadi, sistem imun akan dengan cepat menanggapi paparan virus berikutnya.

Informasi yang dilansir dari Nature.com, plasma konvalesen disebut sebagai terapi antibodi pasif atau terapi plasma darah yang termasuk jenis kekebalan pasif. Jenis ini dapat memberikan antibodi dengan segera, tetapi protein hanya akan bertahan untuk waktu yang singkat, beberapa minggu hingga beberapa bulan.

"Kami menggunakan plasma yang kaya antibodi dari pasien yang sedang sembuh untuk mencegah infeksi atau mengobati infeksi pada pasien lain," kata Jeffrey Henderson selaku dokter penyakit menular dan ilmuwan di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis dilansir dari Nature.

Plasma adalah bagian kuning dari cairan darah yang berpotensi untuk menyelamatkan seseorang yang terinfeksi dan dalam keadaan kritis. Sedangkan untuk beberapa virus dan vaksin, kekebalan aktif dapat bertahan dalam beberapa tahun atau bahkan seumur hidup. (mdk/dem)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Targetkan 33 Rumah Sakit Vertikal Dapat CPOB dari BPOM Tahun Ini
Menkes Targetkan 33 Rumah Sakit Vertikal Dapat CPOB dari BPOM Tahun Ini

Budi menyebut, pemerintah terus menggencarkan transformasi kesehatan.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla Jawab Isu PMI Jual Darah
Jusuf Kalla Jawab Isu PMI Jual Darah

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) menjawab isu PMI menjual darah.

Baca Selengkapnya
Deretan Teknik Pengobatan Ekstrem yang Dipercaya Mujarab di Zaman Kuno
Deretan Teknik Pengobatan Ekstrem yang Dipercaya Mujarab di Zaman Kuno

Berikut daftar teknik pengobatan ekstrem di zaman kuno. Mana yang lebih mengerikan?

Baca Selengkapnya
Sejarah Panjang Donor Darah, dari Eksperimen Berisiko hingga Gerakan Kemanusiaan Global
Sejarah Panjang Donor Darah, dari Eksperimen Berisiko hingga Gerakan Kemanusiaan Global

Dari penemuan golongan darah sampai penemuan skrining darah, simak sejarah panjang donor darah berikut!

Baca Selengkapnya
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis

Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik tentang Donor Darah, Seberapa Banyak Darah yang Anda Sumbangkan?
Fakta Menarik tentang Donor Darah, Seberapa Banyak Darah yang Anda Sumbangkan?

Berapa banyak darah yang harus didonor? Apa manfaatnya untuk kesehatan? Simak melalui penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya
PD Pasar Jaya: Pedagang Pakai QRIS Belum sampai 50 Persen, Ini Alasannya
PD Pasar Jaya: Pedagang Pakai QRIS Belum sampai 50 Persen, Ini Alasannya

Padahal perkembangan teknologi di ibu kota jauh lebih cepat

Baca Selengkapnya
⁠Pesulap Merah Bongkar Toko Barang-barang Klenik yang Sering Digunakan Dukun 'Ini Harganya Rp10 Ribuan'
⁠Pesulap Merah Bongkar Toko Barang-barang Klenik yang Sering Digunakan Dukun 'Ini Harganya Rp10 Ribuan'

Pesulap Merah membongkar sebuah toko yang jualan alat dukun klenik.

Baca Selengkapnya
6 Golongan Orang yang Tidak Boleh Mendonorkan Darah, Wajib Tahu
6 Golongan Orang yang Tidak Boleh Mendonorkan Darah, Wajib Tahu

Donor darah adalah tindakan mulia yang dapat menyelamatkan nyawa, namun keamanan dan kesehatan pendonor dan penerima darah harus selalu menjadi prioritas.

Baca Selengkapnya
Tujuan Transfusi Darah Putih, Ketahui Manfaat dan Efek Sampingnya
Tujuan Transfusi Darah Putih, Ketahui Manfaat dan Efek Sampingnya

Transfusi darah putih adalah prosedur medis yang melibatkan pemberian sel darah putih dari donor ke penerima untuk mengatasi defisiensi.

Baca Selengkapnya