5 Fakta Terbaru Pembunuhan Sadis di Rembang, Dikenal Sebagai Keluarga Baik
Merdeka.com - Pelaku pembunuhan sadis satu keluarga di Rembang masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Dalam peristiwa itu, tercatat empat orang meninggal dunia yaitu Ki Anom Subekti (60), Tri Purwati (50), Alfitri Saidatina (13), serta Galuh Lintang Laras (12).
Dilansir dari Liputan6.com pada Jumat (5/2), mereka semua merupakan keluarga seniman. Ki Anom Subekti merupakan seniman yang cukup terkenal di Rembang.
Malam hari setelah peristiwa itu, seluruh korban disemayamkan di rumah duka dan dimakamkan saat itu juga. Pemakaman diiringi tangis histeris pihak keluarga dan kerabat yang tak menyangka bahwa keluarga itu menjadi korban dari sebuah peristiwa pembunuhan sadis.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Siapa saja yang tewas di keluarga Malang? Dua orang korban meninggal dunia yakni ibu, Sulikhah (35) dan anak kedua ARE (13) diduga meminum racun obat nyamuk cair. Sementara Wahaf Efendi (38) memotong urat nadi tangan kiri dan meninggal dunia saat dalam upaya penanganan di rumah sakit.
-
Bagaimana cara keluarga itu dibunuh? Terdapat 15 kerangka perempuan, anak-anak, dan pemuda yang tewas akibat pukulan kuat di kepala. Semua mayat pada lokasi ini memiliki tanda bekas pukulan di tengkorak mereka, ini menunjukan pada masanya mayat-mayat tersebut dibunuh secara brutal.
-
Kapan keluarga di Malang ditemukan tewas? 'Kalau melihat kondisi rumah, rumah hanya satu pintu ke depan. Di belakang ada jendela, tetapi tidak ada kerusakan sama sekali. Pintu juga tidak rusak, barang-barang dalam kamar masih tersusun rapi,' jelas AKP Gandha Syah Hidayat di lokasi kejadian, Selasa (12/12).
-
Dimana keluarga itu dimakamkan? Ketiga anggota keluarga itu ditemukan di sebuah lubang kubur berisi 15 jasad di bagian tengah Kota Yaroslavl.
-
Kenapa keluarga di Malang diduga bunuh diri? Dugaan sementara, sepertinya bunuh diri dilakukan oleh satu keluarga. Di mana satu keluarga ini beranggotakan empat orang, bapak -ibu dan putri kembarnya. Namu alhamdulillah satu orang putrinya dalam kondisi selamat, saat ini sedang mendapat pendampingan PPPA dan Psikolog.
Padahal selama ini warga sekitar mengenal mereka sebagai keluarga baik-baik. Hingga kini, polisi masih berusaha mengungkap otak di balik pembunuhan sadis itu.
Berikut adalah 5 fakta terbaru seputar pembunuhan satu keluarga di Rembang:
Suara Bising Motor pada Tengah Malam
©2021 Liputan6.com
Sami, ketua RT setempat yang rumahnya tak jauh dari TKP, menceritakan bahwa pada tengah malam dia mendengar suara sepeda motor bolak-balik dan mengeluarkan suara yang bising. Namun selain suara motor, dia mengaku tak mendengar suara mencurigakan yang terdengar dari rumah korban.
“Sekitar jam 12 malam itu ada sepeda motor yang knalpotnya jeblok. Dia itu wira-wiri gitu. Sampai depan rumah saya, belok lagi, sampai depan rumah saya lagi, mbelok lagi, begitu,” kata Sami dikutip dari kanal YouTube Musyafa Musa pada Kamis (4/2).
Diiringi Tangis Histeris
©YouTube/Musyafa Musa
Pemakaman keempat jenazah korban itu diiringi tangis histeris oleh keluarga korban. Bahkan, Danang, ayah dari Galuh Lintang, berteriak histeris karena masih belum percaya bahwa putri kesayangannya turut menjadi korban pembunuhan saat bermain ke rumah kakeknya.
Kebetulan pada hari nahas itu, sang nenek yang juga turut menjadi korban, Tri Purwati, akan merayakan ulang tahun. Di rumah itu, sehari-hari keluarga Ki Anom Subekti membuka usaha penyewaan gamelan.
Almarhum Merupakan Seorang Seniman
©YouTube/Musyafa Musa
Salah satu korban meninggal dalam peristiwa itu adalah Ki Anom Subekti. Menurut Purwono, rekan Anom Subekti sesama seniman, menceritakan bahwa di masa mudanya almarhum merupakan pemain ketoprak dan dalang wayang kulit yang handal.
Setelah itu, dia menjabat sebagai PNS di Dinas Penerangan Humas Pemkab Rembang hingga pensiun. Ki Anom Subekti juga berperan dalam menciptakan lagu gending berjudul “Rembang Bangkit” bersama almarhum dalang Ki Adi Sumarto. Hingga sekarang, gending itu masih melegenda di tengah masyarakat Rembang.
Rekan Seniman Bertemu Almarhum dalam Mimpi
©YouTube/Musyafa Musa
Sebelum kejadian tragis itu, Purwono mengungkapkan bahwa dia bermimpi bertemu almarhum Ki Anom Subekti selama dua hari berturut-turut. Kemudian hari Selasa pagi atau dua hari sebelum peristiwa itu, Purwono menelpon rekan sesama senimannya itu untuk menanyakan kabarnya.
“Pagi itu saya telpon langsung pada beliau, ’Pakdhe sehat?’ kita sama-sama kangen. Beliau kangen saya, saya juga kangen beliau,” kata Purwono dilansir dari kanal YouTube Musyafa Musa pada Jum’at (5/2).
Dikenal Sebagai Keluarga yang Baik
Purwono sendiri tak menduga bahwa Ki Anom Subekti dan keluarganya menjadi korban dari pembunuhan sadis. Selama ia mengenalnya, keluarga Ki Anom Subekti dikenal sebagai keluarga baik-baik.
“Semoga saja pelaku segera tertangkap. Karena kami bisa menyatakan bahwa Mas Bekti sekeluarga itu orang baik,” kata Purwono. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga yang penasaran masuk ke rumah dan menemukan satu mayat. Warga akhirnya melapor ke polisi dan ditemukan tiga mayat lagi di rumah tersebut.
Baca SelengkapnyaIbu korban menangis tiada henti saat mengantarkan empat peti jenazah anaknya ke TPU Perigi, Sawangan, Depok.
Baca SelengkapnyaTiga orang sekeluarga di Kabupaten Malang, Jawa Timur ditemukan tewas Selasa (12/12).
Baca SelengkapnyaMelihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca SelengkapnyaKronologi Satu Keluarga di OKU Saling Bacok, Dipicu Prahara Cinta Segitiga
Baca SelengkapnyaTersangka membunuh tetangganya itu karena menyimpan dendam sepuluh tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaSekeluarga Tewas di Malang Diduga Bunuh Diri Bersama
Baca SelengkapnyaKorban dibunuh kedua tersangka menggunakan pisau daging.
Baca SelengkapnyaHingga kini, belum diketahui sebab keluarga mengakhiri hidup dengan cara tragis.
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMomen haru upacara persemayaman Kopda Hendrianto. Isak tangis keluarga kehilangan Kopda Hendrianto.
Baca SelengkapnyaHasil autopsi menunjukkan bahwa kakak beradik MB (14) dan BN (7) mengalami luka yang mengerikan.
Baca Selengkapnya