6 Fakta Penolakan Jenazah Positif Corona di Semarang, Ulah Provokator
Merdeka.com - Sampai sekarang wabah virus corona di Indonesia masih mengkhawatirkan dan banyak orang berupaya untuk menangani kasus tersebut. Termasuk petugas medis yang selalu ada di barisan terdepan ketika menangani pasien kasus virus corona.
Baru-baru ini ada kabar duku yang datang dari salah satu petugas medis yang menangani kasus virus corona. Nuria Kurniasih adalah perawat yang bertugas di RSUP dr. Kariadi, Semarang.
Perawat yang berusia 38 tersebut pada akhirnya dinyatakan meninggal pada Kamis (9/4) karena positif terjangkit virus corona. Sebelumnya, perawat yang bertugas di bagian geriatri tersebut sempat dirawat di ICU RSUP dr. Kariadi selama satu pekan lebih.
-
Siapa yang meninggal karena kanker? Pada 30 November 2003, Adhemar Dion, ayah Celine Dion, meninggal dunia karena kanker di Montreal, Kanada, saat berusia 80 tahun.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Bagaimana cara seseorang meninggal karena usia tua? Menurut Dr. Elizabeth Dzeng, asisten profesor kedokteran di University of California, San Francisco, 'Tidak ada dokter yang akan mencantumkan 'usia tua' sebagai penyebab kematian di sertifikat kematian. Biasanya, penyebabnya adalah sesuatu seperti serangan jantung atau gagal organ, yang dipicu oleh penyakit-penyakit yang mendasari seperti infeksi, kanker, atau penyakit jantung.' Hal ini menunjukkan bahwa istilah 'usia tua' hanyalah label umum yang sering digunakan ketika penyebab spesifik kematian tidak diketahui atau sulit ditentukan.
-
Bagaimana wanita tersebut meninggal? Dua kerangka ini telah dipindahkan untuk uji laboratorium, bertujuan untuk memastikan bagaimana pasangan ini meninggal dan mengapa wajah wanita itu bolong.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang meninggal? Meskipun ia berjanji akan mengunggah video Kamari mukbang alias makan lagi, Papa Dali sudah pergi selamanya tanpa memenuhi janjinya.
Hal itu disampaikan oleh Junait selaku Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Semarang. Selama satu pekan dirawat Nuria mengalami sesak napas dan telah menunjukkan gejala-gejala terjangkit virus corona.
"Ada gangguan respirasi, jadi ada dugaan corona covid-19. Seminggu lebih dirawat," jelas Junait.
(foto: Liputan6.com/WAG/edhie prayitno ige)Setelah melakukan proses perawatan jenazah kasus virus corona sesuai dengan prosedur, jenazah Nuria akan dimakamkan di area tempat tinggalnya, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, Ungaran Barat.
Namun, ketika akan memasuki area tempat tinggalnya ada beberapa warga yang menolak kedatangan jenazah Nuria untuk dimakamkan di area makam tersebut. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut fakta penolakan jenazah positif corona di Semarang.
1. Aksi Provokator
Informasi yang dilansir dari Liputan6.com, sebelum pemakaman akan dilakukan, pihak RT sudah sepakat bahwa akan ada jenazah kasus virus corona yang akan dimakamkan di tempat pemakaman tersebut. Beberapa orang juga sudah ditugaskan untuk membuat liang lahad untuk jenazah Nuria di TPU yang masuk wilayah RT 06 RW VIII Sewakul itu.
Namun, menurut Alexander Gunawan selaku Gugus Tugas Pencegahan Corona Covid-19 Kabupaten Semarang, ada beberapa warga yang mengaku warga sekitar yang menghadang mobil jenazah dan menolak untuk melakukan pemakaman.
"Entah mengapa, tiba-tiba ada penolakan kedatangan jenazah perawat itu oleh sekelompok masyarakat. Padahal informasi awal dari RT setempat sudah tidak ada masalah," ungkap Alex.
2. Ditolak Dua Kali
Setelah mengalami penolakan sebanyak dua kali pada hari Kamis siang, maka dengan terpaksa jenazah Nuria tersebut dikembalikan ke kamar jenazah RSUP dr. Kariadi. Akhirnya jenazah baru bisa dikebumikan pada Kamis malam di area pemakaman keluarga pegawai RSUP dr. Kariadi.
Ketika melakukan perawatan jenzah juga sudah dipastikan oleh DPP PPNI bahwa sudah sesuai prosedur pemulasaran jenazah. Dengan prosedur tersebut diharapkan tidak ada penolakan dan memberikan stigma buruk terhadap jenazah.
3. Pak RT Minta Maaf
Karena kejadian yang berawal dari kesalahpahaman dari beberapa pihak, akhirnya Purbo selaku Ketua RT 6 Dusun Sewakul, Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang meminta maaf kepada keluarga almarhum Nuria.
Permintaan maaf tersebut disampaikan bersama Edy Wuryanto selaku Ketua DPW PPNI Jawa Tengah di kantor PPNI Jawa Tengah. "Saya minta maaf kepada keluarga besar almarhumah yang sempat tidak jadi dimakamkan di Sewakul. Secara pribadi menyesal, saya mohon maaf sekali," ungkap Purbo, pada Jumat (10/4/).
Purbo juga mengungkapkan bahwa dirinya mencoba untuk menampung saran dan kritik warga kemudian akan disampaikan kepada perangkat desa.
"Saya tidak punya daya, kewajiban saya berkoordinasi ke perangkat desa saja. Saya juga meminta maaf kepada perawat seluruh Indonesia," tambahnya.
4. Bentuk Ungkapan Bela Sungkawa
Kejadian ini kemudian mendapatkan respon dari dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Bentuk ungkapan bela sungkawa tidak hanya disampaikan begitu saja, para anggota PPNI juga memakai 'Pita Hitam di Lengan Kanan' ketika bertugas, gerakan ini terhitung mulai 10-16 April 2020.
"Beliau adalah salah satu perawat terbaik di RSUP dr. Kariadi Semarang. Kami menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya dan memberikan penghormatan setinggi-tingginya sebagai Pahlawan Kemanusiaan atas komitmen dan dedikasinya selama memberikan pelayanan kesehatan di garda terdepan yang saat ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk melawan pandemik Covid-19," tutur Edy Wuryanto selaku Ketua DPW PPNI Jawa Tengah.
5. Usut Tuntas
Belajar dari kejadian ini, pihak DPP PNII memohon kepada pihak pemerintah, petugas kepolisian, bahkan anggota TNI untuk bisa menjaga keselamatan serta keamanan, harkat martabat profesi perawat dalam menangani kasus virus corona ini. Apa lagi dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Harif Fadhillah selaku Ketua Umum DPP PPNI juga mengecam kasus tersebut dan menginginkan kasus penolakan jenazah tersebut diusut tuntas melalui jalur hukum oleh pihak yang berwenang.
"Kami perawat Indonesia mengecam tindakan penolakan jenazah yang dilakukan oleh oknum-oknum warga yang tidak memiliki rasa kemanusiaan," jelasnya.
6. Himbauan Ganjar Pranowo
Kasus ini juga akhirnya direspon oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan mengajak semua pihak bisa bekerja sama dengan tenaga medis untuk bisa mengurus pemakaman pasien korban virus corona dengan lancar.
Ganjar juga menginformasikan hal tersebut di akun instagram pribadinya kepada masyarakat bawha ketika jenazah dimakamkan, virus yang ada di tubuh jenazah juga akan ikut mati.
"Ketika jenazah itu dikubur, secara otomatis virusnya akan mati, karena inangnya juga mati. Tidak bisa keluar dan menjangkiti warga," tegasnya.
Selain itu Ganjar juga mewakili seluruh warga Jawa Tengah meminta maaf kepada seluruh rekan-rekan tenaga medis yang tengah berjuang di barisan terdepan dalam menghadapi virus corona. (mdk/dem)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaIa membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
Baca SelengkapnyaUndip menyayangkan penghentian sementara praktik Dekan FK Undip tersebut.
Baca SelengkapnyaJenazah korban ditemukan saat tetangga mencium aroma busuk dari rumah BT.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaWarga negara Indonesia (WNI) berinisial SAP yang melewati izin tinggal (overstay) meninggal dunia di Rumah Sakit Sano Ishikai, Tochigi, Kamis (25/1).
Baca SelengkapnyaPengacara menduga ada kelalaian yang dilakukan petugas jaga saat itu.
Baca Selengkapnya