5 Etika Calon Jemaah Haji Menurut Imam Al-Ghazali, Luruskan Niat hingga Jaga Lisan
Merdeka.com - Seperti diketahui, sebagian umat Muslim di seluruh dunia yang menjadi calon jemaah haji, sedang mempersiapkan diri menuju pelaksanaan haji 2023. Beberapa negara bahkan telah memberangkatkan sebagian calon jemaah haji ke Jeddah dalam beberapa gelombang, termasuk Indonesia.
Dalam tahap persiapan ini, calon jemaah haji dianjurkan untuk menjaga kesehatan dengan baik agar bisa mendapatkan kondisi fisik yang sehat dan bugar selama ibadah haji. Selain itu, calon jemaah haji juga perlu mematangkan segala bekal pengetahuan tentang rangkaian ibadah yang akan dilaksanakan.
Selain itu, hal yang tak kalah penting, Anda juga perlu memahami bagaimana etika calon jemaah haji yang baik sesuai dalam ajaran Islam. Dalam hal ini, terdapat beberapa etika calon jemaah haji menurut Imam Al-Ghazali yang perlu diperhatikan.
-
Bagaimana cara orang berhaji? Biasanya, ada serangkaian acara yang dilakukan menjelang seseorang menunaikan ibadah Haji. Salah satunya yakni momen berpamitan kepada sanak, saudara, hingga orang-orang terdekat.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan jamaah haji? Karmijono meminta jemaah menjaga kondisi kesehatannya dengan selalu membawa obat di saku baju atau tas pinggang. Tak lupa sering minum air mineral, dan tidak melewatkan makan.
-
Bagaimana cara menyampaikan kata mutiara naik haji? Kumpulan kata mutiara naik haji yang berisi doa dan harapan ini dapat dibagikan secara langsung, melalui pesan singkat, atau bahkan media sosial.
-
Apa yang diwajibkan dipakai oleh penyedia katering jemaah haji? Untuk pertama kalinya, produk dan bahan makanan Indonesia diwajibkan dipakai oleh penyedia katering di Arab Saudi
-
Bagaimana cara melaksanakan ihram dalam tata cara haji? Ihram adalah niatan untuk masuk dalam manasik haji. Orang yang meninggalkan niat ini, maka hajinya tidak sah.
-
Kenapa jemaah haji harus menjaga kesehatan? Namun pihaknya ingin jemaah haji benar-benar sehat karena perjalanan menuju puncak haji masih cukup panjang.'Cuma kita mau dia memang benar-benar stabil, sehingga kalau kita kembalikan ke kloter itu dalam kondisi yang sehat dengan catatan,' kata Karmijono.
Etika calon jemaah haji yang perlu dipraktikkan mulai dari meluruskan niat dalam berhaji, mempersiapkan bekal secukupnya, menjaga lisan, menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki, hingga menjaga penampilan dengan bijak dan tidak berlebihan.
Beberapa etika ini penting diperhatikan untuk menunjukkan kesungguhan hati untuk datang dan beribadah kepada Allah di Tanah Suci. Dikutip dari NU Online, berikut kami merangkum beberapa etika calon jemaah haji menurut Imam Al-Ghazali, perlu Anda ketahui.
Etika Calon Jemaah Haji: Meluruskan Niat, Mempersiapkan Bekal, Menjaga Lisan
Meluruskan Niat
Etika calon jemaah haji yang perlu diperhatikan pertama adalah meluruskan niat. Penting bagi calon jemaah haji untuk memurnikan niat haji untuk fokus beribadah kepada Allah. Dengan niat yang tulus dan bersih, maka segala rangkaian ibadah yang dilakukan akan lebih bermakna.
Berbeda, jika menunaikan ibadah haji dengan niat agar bisa mendapatkan gelar haji. Ini timbul dari tujuan yang tidak mulia, yaitu hanya ingin mendapatkan pengakuan dari manusia. Tidak berhaji karena murni ingin menyembah Allah dan memohon ampunan-Nya. Dengan begitu, penting untuk kembali meluruskan niat masing-masing sebelum melaksanakan rangkaian ibadah haji.
Mempersiapkan Bekal
Etika calon jemaah haji menurut Imam Al-Ghazali berikutnya, yaitu mempersiapkan bekal secukupnya. Bekal yang dimaksud adalah segala hal yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan ibadah haji. Mulai dari pakaian, persediaan uang selama berada di Mekkah, dan lain sebagainya.
Persiapkan segala sesuatu dengan porsi yang cukup dan tidak berlebihan. Hindari pula perilaku bersenang-senang dan penuh dengan perasaan duniawi selama menjalankan ibadah haji, seperti makan makanan enak, belanja mewah, dan lain sebagainya. Ingat kembali niat awal haji, yaitu mendedikasikan waktu serta tenaga untuk menyembah Allah.
Menjaga Lisan
Etika calon jemaah haji menurut Imam Al-Ghazali selanjutnya, yaitu menjaga lisan. Penting bagi calon jemaah haji untuk meninggalkan al-rafats, yaitu segala perkataan yang sia-sia, keji, dan kotor. Dilarang bagi calon jemaah haji untuk mengumpat, termasuk membicarakan segala sesuatu yang tidak pantas dan kotor, seperti membicarakan hubungan suami-istri.
Dianjurkan pula bagi calon jemaah haji untuk menghindari kata al-fusuq, yaitu kata umum yang mengarah pada keadaan keluar dari ketaatan Allah. Serta dianjurkan untuk menjaga lisan dari kata al-jadal, yaitu suatu hal yang berlebihan dalam permusuhan, pertengkaran, dan hal-hal yang menyebabkan dengki serta perpecahan.
Etika Calon Jemaah Haji: Ibadah Haji dengan Berjalan Kaki, Menjaga Penampilan
Ibadah Haji dengan Berjalan Kaki
Etika calon jemaah haji lainnya juga termasuk anjuran untuk melakukan rangkaian ibadah haji dengan berjalan kaki. Seperti diketahui, segala rukun yang dilakukan dalam ibadah haji sebaiknya dilaksanakan dengan berjalan kaki. Mulai dari ihram, wukuf, thawaf, sa’i hingga tahallul.
Dalam hal ini, berjalan kaki menunjukkan suatu kesungguhan seorang hamba dalam menyembah Allah. Terlihat usaha yang dilakukan dari dalam hati dengan menggerakkan tubuhnya dari satu rukun ke rukun lainnya. Namun, bagi jemaah haji lansia atau yang memiliki keterbatasan fisik, diperbolehkan untuk melakukan rangkaian ibadah dengan alat bantu seperti kursi roda, skuter listrik, dan lain sebagainya, selama memenuhi uzur.
Menjaga Penampilan
Etika calo jemaah haji yang terakhir namun tak kalah penting, yaitu menjaga penampilan. Dianjurkan bagi calon jemaah haji untuk menjaga penampilan dengan bijak dan tidak berlebihan. Hindari mengenakan perhiasan yang berlebihan, baju yang mewah, dan berbagai pernak-pernik yang memperlihatkan kekayaan atau status sosial.
Saat datang ke Baitullah, seluruh umat muslim di dunia dalam keadaan sama, setara, tidak ada yang lebih tinggi dan lebih rendah. Tidak ada lagi golongan kaum miskin, kaya, lemah, kuat, dan sebagainya. Dengan begitu, dianjurkan untuk menjaga penampilan tetap sederhana selama beribadah haji untuk mendukung kemurnian niat untuk menghadap dan beribadah kepada Allah. (mdk/ayi)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penting untuk memperhatikan larangan-larangan ibadah haji sebab ada sanksi.
Baca SelengkapnyaWidi mengatakan seseorang yang akan menunaikan ibadah haji harus memenuhi syarat.
Baca SelengkapnyaLisan menjadi sumber masalah jika tidak dijaga dengan baik. Berikut doa menjaga lisan yang patut diamalkan umat muslim.
Baca SelengkapnyaSelama mengikuti manasik haji, jemaah akan mendapatkan berbagai manfaat dan pengetahuan tentang pelaksanaan ibadah haji.
Baca SelengkapnyaUmrah bisa dilakukan kapanpun kecuali pada hari tertentu seperti hari Arafah pada 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.
Baca SelengkapnyaAdapun operasional pemberangkatan jemaah haji Indonesia memasuki hari kedua.
Baca SelengkapnyaJemaah Haji Wajib Tahu, Ini Larangan Saat Berihram yang Tak Boleh Dilanggar
Baca SelengkapnyaAda beberapa hal penting yang harus dilakukan jemaah haji sebelum bergerak ke Mekkah untuk menjalankan umrah wajib.
Baca SelengkapnyaMomen Idul Adha dapat Anda manfaatkan secara maksimal dengan manjalankan amalan-amalan sunnah penambah pahala.
Baca SelengkapnyaKumpulan doa dan adab saat berada di dalam masjid.
Baca SelengkapnyaPetugas Penyelenggaraan Ibadah Haji di Arab Saudi telah menyiapkan sendal untuk jemaah.
Baca Selengkapnya