7 Fakta Miris Banjir Besar di Jateng Selatan, Korban Tewas hingga Ancaman Kesehatan
Merdeka.com - Cuaca ekstrem yang melanda Jateng beberapa hari belakangan membuat sejumlah tempat dilanda banjir. Bahkan hampir semua kabupaten yang berada di wilayah Jateng bagian selatan tak luput dari genangan banjir, mulai dari Cilacap hingga Purworejo.
Karena banjir besar ini, akses jalan provinsi terhambat, ribuan jiwa harus mengungsi, ada pula yang harus merenggang nyawa, dan jumlah kerugian materiil tak terelakan lagi. Berikut ini kami sajikan beberapa fakta tentang dampak banjir yang melanda wilayah Jateng selatan:
Banjir Kepung Tiga Kecamatan di Kebumen
-
Apa dampak cuaca ekstrem di Jateng? Dampak Cuaca Ekstrem Terjang Jateng, Sebabkan Longsor hingga Angin Kencang di Beberapa Tempat Cuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
-
Mengapa cuaca ekstrem terjadi di Jateng? Potensi cuaca ekstrem itu dipicu oleh pola belokan angin dan korvergensi yang terlihat dominan di wilayah Pulau Jawa termasuk Jateng, serta labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jawa Tengah.
-
Apa dampak kemarau di Jateng? Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
-
Apa yang terjadi akibat dampak kemarau di Jateng? Dampak kemarau mulai terasa pada beberapa daerah di Jawa Tengah.
-
Apa dampak musim kemarau di Jateng? Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
-
Dimana saja kekeringan terjadi di Jateng? Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, mengatakan bahwa saat ini ada 30 kabupaten atau kota di Jateng yang telah menetapkan status siaga bencana. Pernyataan Suharyanto itu ia sampaikan pada Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Kekeringan Jawa Tengah yang digelar di Gedung Gradika Bhakti Praja Semarang.
©YouTube/Liputan6 SCTV
Hujan deras yang mengguyur Kebumen mengakibatkan tiga kecamatan dan belasan desa di sana terkepung banjir pada Hari Selasa (15/3). Akibat banjir itu, ratusan rumah terendam hingga ketinggian lebih dari satu meter. Aktivitas warga lumpuh, namun mereka tetap memilih bertahan di rumah.
Dikutip dari kanal YouTube Liputan 6 SCTV pada Kamis (17/3), banjir itu terjadi setelah Kebumen diguyur hujan lebat sepanjang Senin malam (14/3) hingga Selasa (15/3) dini hari. Akibat debit air yang penuh, Sungai Kalibakung meluap ke permukiman warga.Selain merendam permukiman, banjir juga merendam persawahan. Darwin, salah seorang ketua RT setempat mengatakan, banjir itu membuat para petani padi terancam gagal panen.
Jalan Nasional Lumpuh©YouTube/Liputan6 SCTV
Banjir besar yang melanda Jateng selatan membuat sejumlah ruas di Jalan Nasional yang menghubungkan Yogyakarta-Kebumen, hingga Cilacap lumpuh. Selain banjir di area Banyumas, banjir juga meredam Jalan Nasional di area Kebumen, tepatnya di daerah Gombong serta di Karanganyar.
Banjir itu mengakibatkan kemacetan hingga 6 kilometer. Ketinggian air yang mencapai 50 cm membuat sejumlah kendaraan tidak bisa melintas. Bahkan sejumlah kendaraan roda dua mogok karena dipaksa pengendaranya untuk menerobos banjir.
“Jalan Raya Karanganyar-Gombong terdampak banjir dari Sungai Karanganyar setinggi 40 cm. Sehingga lalu lintas agak macet, namun bisa diatasi oleh beberapa petugas polisi yang mengatur,” kata Junaidi, perangkat Desa Panjatan, Kecamatan Karanganyar.
Banjir Renggut Korban Jiwa
©YouTube/Liputan6 SCTV
Pada Rabu pagi (16/3), seorang lansia ditemukan tewas di tengah genangan banjir. Mudasir (90), ditemukan warga dalam kondisi tertelungkup tak jauh dari rumahnya di Desa Demangsari, Kecamatan Ayah, Kebumen.
Dugaan sementara, korban terperosok saat berupaya kembali ke rumahnya pada malam hari sebelumnya. Sebelumnya korban mengungsi ke tempat anaknya yang berjarak 200 meter dari rumah korban.
“Jam 10 tadi malam almarhum sudah merasa tidak kerasan mengungsi di rumah anaknya. Mungkin almarhum ini mau pulang ke rumahnya tanpa pamitan sama anaknya,” kata Warisman, kepala Desa Demangsari, Kebumen.
Sopir Bus Diamuk Warga karena Terjang Banjir©YouTube/Liputan6 SCTV
Bergeser ke Purworejo, seorang sopir bus diamuk warga karena memaksa menerjang banjir. Genangan air yang dilewati bus itu terhempas hingga rumah-rumah yang berada di pinggir jalan.
Warga yang sudah terkena bencana tak kuasa menahan amarah karena mereka menganggap sopir bus itu menambah penderitaan mereka. Diduga, bus itu melaju dengan kencang di tengah genangan banjir pada Selasa (15/3) sore. Selain itu, mereka khawatir bangunan semi permanen milik mereka ambruk akibat tak kuat menahan genangan banjir.
“Jadi di jalan yang tergenang banjir ini di kanan kirinya terdapat warung-warung yang terbuat dari bahan yang tidak permanen. Kalau terkena terjangan ombak akibat kendaraan yang melaju kencang, akan menimbulkan kerusakan pada warung-warung itu,” kata Muslim Hidayat, KBO Lantas Polres Purworejo dikutip dari YouTube Liputan 6 SCTV pada Kamis (17/3).
Ancaman Krisis Air Bersih
©YouTube/Liputan6 SCTV
Di Kecamatan Butuh, Purworejo, banjir menggenangi ratusan rumah warga. Namun banjir berangsur surut hingga menyisakan ketinggian sekitar 40 cm pada Selasa (15/3) sore. Tak hanya rumah, banjir juga mengancam sumur milik warga sehingga mereka khawatir akan mengalami krisis air bersih.
“Jadi kalau ditinggal ya bingung. Jadi kalau untuk mandi atau masak air sudah nggak bisa, ini sudah lumpuh total. Jadi kalau mau mandi ya sekedarnya saja,” kata Fitri, salah seorang korban banjir di Purworejo.
Meski banjir telah surut, petugas tidak mau ambil risiko terhadap ancaman banjir susulan. Mereka pun mengevakuasi warga di Kecamatan Butuh yang rumahnya masih terendam banjir dengan perahu karet. Dalam evakuasi itu, mereka memprioritaskan anak-anak dan lansia.
Ribuan Jiwa Mengungsi©YouTube/Liputan6 SCTV
Di Banyumas, banjir menyebabkan ribuan jiwa harus mengungsi. Namun pada Selasa (15/3) siang, sudah banyak warga yang kembali ke rumah karena air telah surut.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, Pemkab Banyumas melalui BPBD langsung turun tangan untuk melakukan penanganan begitu mendengar ada banjir. Sedangkan Pelaksana Tugas BPBD Titik Puji Astuti mengatakan ada tiga titik pengungsian yang disediakan, yaitu di Desa Pandak, Desa Prembun, dan Gebangsari.
Warga Pilih Bertahan Jaga Harta Benda©YouTube/Liputan6 SCTV
Jauh ke Kabupaten Grobogan, banjir melanda enam dusun di Desa Cingkrong. Ketinggian banjir yang mencapai 80 cm mengganggu aktivitas warga di desa itu. Hampir 90 rumah terendam.
Pada Rabu (16/3) dini hari, banjir susulan dengan arus cukup deras kembali menerjang desa itu. Namun para warga tetap memilih tinggal di rumah. Mereka ingin memastikan harta benda mereka tidak hanyut terbawa arus banjir.
“Nunggu di rumah, menunggu barang-barang biar nggak hilang. Kalau semakin meninggi ya tetap di rumah saja,” kata Sulastri, salah satu korban banjir di Grobogan. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPBD Jateng bersama BPBD kabupaten kota juga menyediakan tempat pengungsian.
Baca SelengkapnyaPenjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin memint semua pihak terkait bergerak cepat membantu warga.
Baca SelengkapnyaBanjir terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan sehingga mengakibatkan jalan nasional jalur Demak-Semarang lumpuh total.
Baca SelengkapnyaNana menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya melakukan perbaikan tanggul yang jebol di sejumlah titik.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaSembilan Kecamatan di Kabupaten Cirebon terdampak banjir setelah hujan deras yang melanda kawasan itu.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Luwu menyebabkan bencana banjir bandang dan tanah longsor.
Baca SelengkapnyaBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan masih mendata terkait jumlah korban terdampak banjir.
Baca SelengkapnyaBanjir melanda sejumlah wilayah di pesisir Sumatera Barat. Seorang warga Pariaman dilaporkan meninggal dunia akibat bencana ini.
Baca SelengkapnyaBanjir yang mengepung Kota Semarang, Jawa Tengah disebabkan karena cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaPj Gubernur mengimbau warga selalu waspada mengingat cuaca hujan masih akan terjadi beberapa saat ke depan.
Baca SelengkapnyaRibuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Baca Selengkapnya