Air Banjir di Kudus Berwarna Hitam dan Berbau Menyengat, Ini Penjelasan Pemkab
Merdeka.com - Pada Kamis (5/2), cakupan banjir di Kudus semakin meluas. Hal ini membuat warga yang sebelumnya ingin tetap bertahan akhirnya memilih mengungsi.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus, Budi Waluyo mengatakan banjir menggenangi lima desa yaitu Desa Payaman, Termulus, dan Kirig di Kecamatan Mejobo. Serta Desa Karangrowo dan Ngemplak di Kecamatan Undaan.
Namun tak hanya kelima desa itu, banjir juga melanda Desa Jati Wetan, Kota Kudus. Bahkan banjir yang terjadi di desa itu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Lantaran air banjir yang menggenangi rumah warga itu berwarna hitam dan mengeluarkan bau menyengat.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Kenapa Jakarta banjir? 'Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,' ujar dia.
-
Kenapa warga Musi Rawas terdampak banjir? Banjir dengan ketinggan air mencapai 400 sentimeter menyebabkan 8.227 warga terdampak.
-
Apa yang terjadi akibat banjir di Bandung? Hujan lebat yang melanda Bandung sepanjang Kamis (11/1) lalu menyebabkan bencana banjir hingga vira di media sosial.
-
Kenapa banjir bandang terjadi di Sumbar? Mahyeldi menjelaskan banjir bandang itu disebabkan curah hujan yang terbilang esktrem. Sementara hujan hampir tidak terjadi musim panas. Alhasil hujan ekstrem yang turun memicu banjir bandang dan longsor.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Mengapa bisa demikian? Berikut selengkapnya:
Penjelasan Pemkab Kudus
©jatengprov.go.id
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan untuk memastikan penyebab banjir yang berwarna hitam dan mengeluarkan bau menyengat itu, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium. Dia menerangkan, sampel air dari banjir itu sedang diteliti oleh Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH). Hal inilah yang membuatnya belum bisa memberi keterangan lebih lanjut.
“Kita belum tahu penyebabnya dari mana. Untuk di sekitar sini, yang terdekat adalah Pabrik Pura. Tapi Pabrik Pura sudah dikontrol terkait pengolahan limbah. Baru ada penelitian dari dinas PKPLH. Untuk uji labnya tidak bisa keluar segera, paling setelah satu minggu baru keluar hasilnya,” ungkap Hartopo dikutip dari Jatengprov.go.id pada Jumat (5/2).
Pabrik Sudah Beri Bantuan
Namun walau belum tahu penyebabnya, Hartopo mengatakan bahwa PT Pura telah ikut memberikan bantuan terkait penyedotan air banjir. Sementara itu dari pemerintah juga memberi bantuan berupa pompa air yang mampu menyedot air sebanyak 1.200 liter per detik. Pompa itu akan menyedot air banjir menuju Sungai Wulan yang dinilai paling dekat dengan lokasi.
“Dalam hal ini, PT Pura merasa punya tanggung jawab walaupun belum bisa untuk justifikasi. Mereka akan memberi penyedotan air di sini. Pompa sodetan dari sini ke Sungai Wulan pun sudah kita buka,” ungkap Hartopo.
Selain itu, Hartopo mengatakan bahwa keberadaan dapur umum tetap aktif agar para pengungsi terpenuhi kebutuhan pangannya. Dapur umum yang berada di Balai Desa Payaman misalnya, mampu memproduksi sebanyak 1.000 bungkus nasi bungkus per hari.
©jatengprov.go.id (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaAir sumur warga diduga tercemar BBM itu sudah berlangsung selama 7 tahun.
Baca SelengkapnyaBendungan ini menjadi tumpuan utama warga Jatisari dan sekitarnya. Sehari-hari, air dimanfaatkan untuk keperluan mandi, mencuci bahkan memasak
Baca SelengkapnyaAir yang biasa digunakan jernih mendadak keruh berwarna kecoklatan.
Baca SelengkapnyaKondisi kali Ciliwung di musim kemarau saat ini sedang surut dan menghitam dengan banyak tumpukan sampah.
Baca SelengkapnyaAir yang menggenang di bagian selatan Kudus akan diarahkan ke kolam retensi.
Baca SelengkapnyaSudah sebulan limbah industri berbahaya mencemari Kali Bekasi sehingga menghambat pasokan air bersih.
Baca SelengkapnyaAir berubah warna dan bau menyengat. Kondisi ini membuat banyak ikan mati dan warga mengalami penyakit gatal.
Baca SelengkapnyaIqbal mengatakan banjir yang terjadi di Kabupaten Muratara ini menggenangi sejumlah lokasi.
Baca SelengkapnyaBanjir yang merendam sejumlah wilayah di kabupaten setempat akibat hujan deras.
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaSungai Cileungsi mulai menghitam, mengeluarkan bau tak sedap hingga matinya ikan-ikan di sana diduga disebabkan tercemar.
Baca Selengkapnya