Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Digantikan KRL, Ini 4 Fakta Sejarah KA Prameks yang Akan 'Pensiun' Tahun Ini

Digantikan KRL, Ini 4 Fakta Sejarah KA Prameks yang Akan 'Pensiun' Tahun Ini Kereta Prambanan Ekspress. ©2019 Merdeka.com/Arie Sunaryo

Merdeka.com - Kereta Api Prambanan Ekspress atau lebih dikenal dengan nama KA Prameks merupakan layanan kereta api jarak pendek yang menghubungkan Solo-Yogyakarta-Kutoarjo. Setiap harinya, KA Prameks selalu dipadati penumpang terutama bagi mereka yang sehari-hari bepergian dari Jogja ke Solo maupun sebaliknya.

Keramaian penumpang akan melonjak tiap akhir pekan. Kebanyakan dari mereka adalah wisatawan atau mahasiswa yang pulang ke rumah seminggu sekali.

Namun, seiring perkembangan zaman, KA Prameks akan segera digantikan rangkaian KRL. Salah satu faktor penggantian itu adalah makin membludaknya arus penumpang antara Jogja dan Solo sehingga dibutuhkan kereta dengan kapasitas penumpang yang lebih banyak, serta armadanya yang harus segera diganti dengan yang baru.

Orang lain juga bertanya?

Namun di balik namanya yang sudah melegenda di kalangan warga Jogja dan Solo, KA Prameks memiliki sejarah yang menarik untuk disimak. Berikut adalah 4 Fakta Sejarah KA Prameks:

Kereta Api Kuda Putih

sejarah ka prameks

©Wikipedia.org

Layanan kereta api jalur Jogja-Solo dibuka pada tahun 1963. Kala itu jalur itu dilayani oleh Kereta Api Kudah Putih yang menjadi kereta api rel diesel pertama di Indonesia. Dilansir dari Wikipedia, nama “kuda putih” sendiri berasal dari gambar dua ekor kuda yang terdapat pada hiasan berbentuk kupu-kupu di atas kaca kabin masinisnya.

Kereta api itu juga dijuluki KA Turangga Seta dan seperti KRD Prameks masa kini, mampu melaju hingga 90 km/jam. Namun mulai dekade 1970-an, sejumlah unit KRD ini mulai rusak dan tidak tersedia suku cadang. Pada akhirnya, KA Kuda Putih berhenti beroperasi di tahun 1980 dan salah satu unitnya sekarang dijadikan kereta pusaka dan monumen yang terpajang di Stasiun Lempuyangan.

Era KA Prameks

sejarah ka prameks

©Wikipedia.org

Penamaan “Prambanan Ekspress” pada kereta api lintas Jogja-Solo itu dimulai pada tahun 1994. Pada waktu itu, rangkaiannya berjumlah empat gerbong dan masih ditarik lokomotif diesel dengan tarif Rp2.000. Karena minat penumpangnya banyak, ditambah satu gerbong eksekutif dengan tarif Rp5.000.

Mulai tahun 1998, rangkaian yang ditarik lokomotif itu kemudian diganti dengan rangkaian KRD buatan tahun 1980. Karena terbilang tua, KRD itu sering mengalami kerusakan dan perjalanannya sering mengalami keterlambatan.

Oleh karena itulah kemudian ada penambahan satu Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) buatan PT INKA di tahun 2006 untuk menunjang perjalanan KRD yang sering mogok itu.

Diperpanjang hingga Kutoarjo

kereta prambanan ekspress

©2019 Merdeka.com/Arie Sunaryo

Pada tahun 2007, lintasan pelayanan beberapa perjalanan KA Prameks diperpanjang hingga Kutoarjo seiring dengan pengoperasian jalur ganda Yogyakarta-Kutoarjo pada 29 September 2007.

Pada awalnya, dalam sehari KA Prameks Solo-Kutoarjo melayani perjalanan sebanyak dua kali pulang pergi. Bahkan dulu layanan kereta api tersebut sempat diperpanjang hingga Sragen.

Seiring dengan jumlah penumpang yang meningkat dan armadanya yang semakin banyak, perjalanan KA Prameks yang melayani lintas Yogyakarta-Solo diperbanyak menjadi 10 kali perjalanan pulang pergi dan untuk lintas Solo-Kutoarjo sebanyak 4 kali pulang pergi.

Diganti dengan KRL

commuter line di stasiun klender

©2020 Merdeka.com/Imam Buhori

Seiring dengan berjalannya waktu, armada KA Prameks sering mogok dan jumlah penumpang juga bertambah banyak. Sering kali armada kereta yang hanya terdiri dari 4-5 gerbong itu penuh sesak dan banyak penumpang yang tidak kebagian tiket.

Rencananya mulai akhir tahun 2020 rangkaian kereta api itu akan diganti dengan rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) yang kapasitasnya lebih tinggi.

“Nantinya ada 10 traniset (rangkaian kereta) yang disiapkan. Saat ini kereta sedang di INKA. Yang pastinya KRL ini lebih efisien, ramah lingkungan, dan kapasitasnya lebih tinggi,” ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulkifli dikutip dari ANTARA pada Jumat (27/6). (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Libur Nataru, KRL Solo-Yogyakarta Tambah 10 Perjalanan
Libur Nataru, KRL Solo-Yogyakarta Tambah 10 Perjalanan

Menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, KAI Commuter mengoperasikan 30 perjalanan setiap hari mulai Kamis (21/12/2023) hingga Rabu (3/1/2024).

Baca Selengkapnya
1.088 Unit KRL Berusia 30 Tahun, KAI Minta PMN Rp2 Triliun untuk Peremajaan
1.088 Unit KRL Berusia 30 Tahun, KAI Minta PMN Rp2 Triliun untuk Peremajaan

Terlebih, volume penumpang KRL Jabodetabek ke depan akan terus bertambah hingga mencapai 362 juta orang pada 2025.

Baca Selengkapnya
KAI Perpanjang Relasi KA Blambangan Ekspres jadi Pasar Senen-Ketapang PP, Kursi Kelas Ekonomi Tak Lagi Tegak 90 Derajat
KAI Perpanjang Relasi KA Blambangan Ekspres jadi Pasar Senen-Ketapang PP, Kursi Kelas Ekonomi Tak Lagi Tegak 90 Derajat

KA Blambangan Ekspres kini melayani perjalanan dari Pasar Senen-Ketapan PP.

Baca Selengkapnya
Pecah Rekor Rute Terjauh, Kereta Api Blambangan Expres Layani Rute Stasiun Ketapang-Pasar Senen
Pecah Rekor Rute Terjauh, Kereta Api Blambangan Expres Layani Rute Stasiun Ketapang-Pasar Senen

Pecah Rekor Rute Terjauh, Kereta Api Blambangan Expres Layani Rute Stasiun Ketapang-Pasar Senen

Baca Selengkapnya
Jadwal KRL Solo-Jogja dan Sebaliknya, Beserta Waktu Keberangkatan dari Setiap Stasiun
Jadwal KRL Solo-Jogja dan Sebaliknya, Beserta Waktu Keberangkatan dari Setiap Stasiun

Bulan November 2024, para pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) rute Solo-Jogja dapat menikmati kenyamanan perjalanan dengan jadwal yang telah disusun.

Baca Selengkapnya
KAI Minta Anggaran Rp1,8 Triliun untuk Beli 11 Rangkaian KRL Baru
KAI Minta Anggaran Rp1,8 Triliun untuk Beli 11 Rangkaian KRL Baru

11 rangkaian KRL baru itu untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang KRL Jabodetabek.

Baca Selengkapnya
Jumlah Penumpang KRL Jabodetabek Diprediksi Tembus 16,4 Juta pada Musim Lebaran 2024
Jumlah Penumpang KRL Jabodetabek Diprediksi Tembus 16,4 Juta pada Musim Lebaran 2024

Penumpang Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta (Basoetta) juga diperkirakan mencapai 131.000 pada periode Lebaran Idul Fitri 2024.

Baca Selengkapnya
Menguak Sejarah Jalur Kereta Api Jogja-Bantul, Dulu Tarifnya Hanya 1 Rupiah
Menguak Sejarah Jalur Kereta Api Jogja-Bantul, Dulu Tarifnya Hanya 1 Rupiah

Jalur kereta api ini ditutup karena kalah bersaing dengan moda transportasi lain

Baca Selengkapnya
H-1 Tahun Baru, 51.000 Lebih Penumpang Naik dan Turun di Stasiun Daop 6
H-1 Tahun Baru, 51.000 Lebih Penumpang Naik dan Turun di Stasiun Daop 6

Disusul Stasiun Lempuyangan sebanyak 13.141 pelanggan dan Stasiun Solobalapan sebanyak 8.122 pelanggan

Baca Selengkapnya
Kereta Ekonomi Rasa Eksekutif, KA Jayabaya Tak Lagi Pakai Kursi Tegak
Kereta Ekonomi Rasa Eksekutif, KA Jayabaya Tak Lagi Pakai Kursi Tegak

Selama ini, kereta api kelas ekonomi memakai kursi tegak.

Baca Selengkapnya
Potret Penampakan 16 Rangkaian KRL Jabodetabek yang Baru
Potret Penampakan 16 Rangkaian KRL Jabodetabek yang Baru

Pengadaan 16 trainset kereta baru KAI Commuter menyiapkan anggaran hampir Rp4 triliun.

Baca Selengkapnya