Bantu Lewati Masa Krisis Ekonomi, Orang Miskin di Yogyakarta Terima Ini dari SAPDA
Merdeka.com - Sebanyak 1.750 warga prasejahtera (miskin) dan rentan di Kota Yogyakarta menerima paket bantuan pangan dari Yayasan Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak (SAPDA). Distribusi bantuan yang bertujuan menekan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 berlangsung pada 29 April hingga 6 Mei 2021.
Para warga penerima paket bantuan pangan berasal dari 7 kelurahan di 3 Kemantren (Kecamatan), yaitu di Kecamatan Kotagede (Kelurahan Purbayan, Rejowinangun, dan Prenggan), Kecamatan Jetis (Kelurahan Cokrodiningrat dan Bumijo), dan Kecamatan Wirobrajan (Kelurahan Wirobrajan dan Patangpuluhan).
Bangun Solidaritas
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Siapa yang terlibat dalam penyaluran bantuan? Dalam penyaluran bantuan, Insan BRILian (pekerja BRI) saling bahu membahu untuk turun langsung memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak
-
Siapa yang terdampak kesenjangan? Dampaknya dapat dirasakan oleh individu dan kelompok yang kurang beruntung, seperti penurunan kualitas hidup, ketidakadilan, perasaan terpinggirkan, dan kesulitan untuk meraih kesempatan yang sama dengan kelompok yang lebih beruntung.
-
Bagaimana bantuan disalurkan? 'Hari ini saya sudah berikan santunan kepada ahli waris dan kami juga memberikan kepada korban yang suaminya meningal dunia untuk dimasukkan ke dalam daftar nama penerima bantuan sosial,' tuturnya saat meninjau langsung lokasi kejadian pada Kamis, (14/3) malam.
-
Apa yang diberikan dalam bantuan Kemendag Peduli? Bantuan 2.000 Paket Kebutuhan Pokok Bantuan yang diserahkan berupa barang kebutuhan pokok sebanyak 2.000 paket. Masing- masing paket tersebut terdiri atas 5 kg beras, 1 liter minyak goreng, dan mi instan.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
Distribusi paket bantuan pangan untuk warga miskin dan rentan di Yogyakarta ini merupakan pelaksanaan Program Warga Aktif Membangun Solidaritas dan Ketahanan dalam Menghadapi Covid-19 atau Active Citizens Building Solidarity and Resilience in Response to Covid-19 (ACTION).
Program ACTION sepenuhnya didanai oleh Uni Eropa, serta diinisiasi dan dikoordinir oleh Hivos. Selanjutnya, diimplementasikan oleh SAPDA, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK), Institut KAPAL Perempuan, dan Pamflet Generasi.
Penerima Bantuan
©2021 Merdeka.com/Dok. SAPDA
Penerima bantuan pangan terdiri dari 891 lansia, 535 penyandang disabilitas, 188 perempuan kepala rumah tangga, 60 anak penyandang disabilitas, 44 perempuan pencari nafkah utama, dan 21 orang dari kelompok seksual minoritas.
Rincian penerima bantuan penyandang disabilitas yakni 247 penerima dengan ragam disabilitas daksa, 137 penerima dengan ragam disabilitas mental, 75 penerima dengan ragam disabilitas tuliwicara, 52 penerima dengan ragam disabilitas intelektual, 45 penerima dengan ragam disabilitas netra, dan 2 penerima penerima dengan lebih dari satu ragam disabilitas.
“Para penerima bantuan adalah kelompok yang mudah terdampak pandemi. Mereka rentan kehilangan sumber penghidupan karena mayoritas bergantung pada anggota keluarga lain dan sulit menjangkau akses ekonomi. Mereka juga rentan secara kesehatan dan rentan mendapatkan kekerasan dari lingkungan sekitarnya. Mereka seringkali tidak terlihat dan tidak terdengar karena selama ini terpinggirkan dan dipandang tidak mampu berkontribusi dalam keluarga dan masyarakat,” ujar Direktur SAPDA, Nurul Saadah Andriani, melalui keterangan tertulis yang diterima Merdeka (5/5).
Nurul berharap, bantuan ini turut membantu penerima manfaat melewati krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Setidaknya dalam beberapa waktu akan terjaga persediaan makanan yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Tetapi dampak lebih jauh yang kami harapkan adalah para penerima bantuan pangan program ACTION menjadi kelompok prioritas dalam program bantuan dan perlindungan sosial ke depan, karena selama ini mereka mungkin belum cukup mendapatkan perhatian,” imbuhnya.
Penentuan Penerima Bantuan
©2021 Merdeka.com/Dok. SAPDA
Project Officer SAPDA untuk program ACTION Sholih Muhdlor mengungkapkan, distribusi bantuan pangan dilakukan berbasis pendataan dan asesmen yang di lima daerah pada Desember 2020.
“Penerima manfaat tidak harus memiliki KTP atau Kartu Keluarga sesuai tempat tinggal, yang terpenting adalah berdomisili di wilayah intervensi program ACTION. Beberapa dari penerima manfaat bahkan sama sekali tidak memiliki surat kependudukan,” jelasnya.
Selain membantu masyarakat pra sejahtera dan rentan, distribusi bantuan pangan ini juga bertujuan memberdayakan kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Tiga UMKM rintisan komunitas penyandang disabilitas di Kota Yogyakarta dilibatkan sebagai pemasok bantuan pangan, yaitu Ardhan Barokah, Mbah Bayan, dan Santo Sembako. Selain itu, bantuan pangan juga dipasok dari Rumah Pangan Kita (RPK) yang merupakan UMKM binaan DP3AP2KB Kota Yogyakarta; dan E-Warung Kube 22 yang merupakan UMKM binaan Dinas Sosial Kota Yogyakarta.
Distribusi Bantuan Pangan
Selain Kota Yogyakarta, distribusi bantuan pangan rencananya juga akan dilakukan di empat daerah lain, yaitu Kabupaten Bogor pada Mei 2021 (2.075 penerima manfaat), Kota Makassar pada Juni 2021 (1.534 penerima manfaat), Kabupaten Lombok Timur pada Juli 2021 (303 penerima manfaat), dan Kota Jakarta Timur pada Agustus 2021 (1.534 penerima manfaat). Total bantuan pangan yang didistribusikan ke 5 daerah tersebut mencapai 7.000 paket.
Rincian penerima bantuan pangan tersebut terdiri dari 3.869 lansia, 1.259 penyandang disabilitas, 1.312 perempuan kepala rumah tangga, 221 individu kelompok seksual minoritas, anak penyandang disabilitas dan 132 pencari nafkah utama. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Secara simbolis, bantuan diberikan oleh BRI Peduli dan IWABRI di YPAC Jakarta pada Senin (18/11).
Baca SelengkapnyaBRI berkolaborasi dengan Ikatan Wanita BRI (IWABRI) menyalurkan bantuan beasiswa, bantuan perbaikan sarana dan prasarana bagi siswa/i penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaAksi ini pun dilakukan dengan sasaran masyarakat kurang mampu.
Baca SelengkapnyaProgram ini disebut bisa mengentaskan kemiskinan dan menurunkan angka stunting
Baca SelengkapnyaLangkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka di tengah tekanan ekonomi yang terus meningkat.
Baca SelengkapnyaPerekonomian mereka terangkat berkat Bantuan Keistimewaan Khusus (BKK) yang dianggarkan dari Dana Keistimewaan
Baca SelengkapnyaMirah, salah satu penerima manfaat yang menerima bantuan ATENSI menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kementerian Sosial.
Baca SelengkapnyaProgram itu dijalankan dengan melakukan pemberdayaan keluarga miskin maupun warga yang masih pengangguran
Baca SelengkapnyaMereka mendapat bantuan modal usaha hingga bagi hasil bea cukai tembakau
Baca SelengkapnyaAirlangga menuturkan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) yang terdaftar melalui Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan angka yang terlalu rendah.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah, menginginkan fenomena bansos di ajang Pemilu ini tidak lagi terjadi.
Baca Selengkapnya3 ahli waris korban bencana mendapatkan santunan masing-masing Rp15.000.000.
Baca Selengkapnya