Berawal dari Tukang Sapu, Pria Gunungkidul Ini Sekarang Jadi Miliarder
Merdeka.com - Di dunia ini, banyak orang ingin hidup sukses. Namun nyatanya, tak semua orang bisa meraih kesuksesan seperti apa yang mereka inginkan. Banyak di antara mereka yang menyerah di tengah jalan, atau ada pula yang merasa hidupnya sudah cukup dan tak lagi mengejar kesuksesan itu. Tiap orang punya cara hidupnya masing-masing.
Tri Sumono (44) mengajarkan pada kita semua bahwa untuk mencapai kesuksesan tidak diperoleh dengan cara yang mudah. Dilansir dari Brilio.net, pria asal Padukuhan Kenteng, Desa Wiladeg, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul itu, awalnya merantau ke Jakarta hanya berbekal seadanya. Ia hanya membawa dua potong kain baju, satu celana, satu sarung, dan uang seratus ribu rupiah.
Setelah sempat ikut orang selama dua tahun, ia mencari pekerjaan tanpa memilih-milih. Tak hanya itu, dalam bekerja dia menunjukkan semangat serta keuletan yang tinggi. Hingga sekarang, Tri berhasil menjadi seorang miliarder dengan usahanya yang bergerak di banyak bidang. Berikut kisah sukses Tri yang berawal jadi tukang sapu:
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Bagaimana Sudaryono mencapai kesuksesan? Perjalanan hidup Mas Dar dari dusun kecil di Grobogan hingga puncak kesuksesan di berbagai bidang ini menjadi inspirasi bagi banyak orang.
-
Apa pekerjaan Try Sutrisno di masa kecil? Mulai berjualan air di stasiun kereta, menjual rokok eceran, hingga menjadi pesuruh di markas militer.
-
Siapa pengusaha sukses asal Sumut itu? Marihad Simon Simbolon adalah sosok penting di balik suksesnya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang logistik, perminyakan, dan industri kelapa sawit.
-
Bagaimana Trenggono memulai kariernya di dunia bisnis? Setelah menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Industri dan S2 Magister Manajemen di Institut Teknologi Bandung (ITB), Trenggono memulai kariernya sebagai programmer di Federal Motor pada 1986 hingga 1992.
-
Bagaimana wirausahawan mencapai hasil? Wirausahawan yang berhasil tidak hanya terpaku pada proses, tetapi juga sangat memperhatikan hasil akhir dari setiap usaha yang dilakukan.
Berawal dari Tukang Sapu
Kisah sukses Tri Sumono menjadi pengusaha, berawal saat ia merantau ke Jakarta pada tahun 1993. Pada waktu itu, Tri hanyalah seorang lulusan SMA yang tidak memiliki keahlian apapun.
Dengan berbekal seadanya, Tri mencari kerja tanpa memilih-milih. Awalnya dia bekerja sebagai kuli bangunan selama enam bulan, setelah itu barulah ia melamar pekerjaan di salah satu grup media besar di Jakarta, sebagai tukang sapu.
©2020 brilio.net
Semangat dalam Bekerja
Selama bekerja, Tri Sumono selalu melakukannya dengan semangat sehingga atasannya terkesan dan kagum dengan keuletannya saat bekerja. Satu tahun setelah menjadi tukang sapu, dia diangkat jadi office boy.
©Revolusimental.go.id
Satu tahun berselang, dia kemudian diangkat lagi jabatannya menjadi sales. Satu tahun berselang dia kembali diangkat jadi seorang marketing. Hingga kini, ia menjadi seorang pengusaha sukses yang memiliki berbagai sektor usaha.
Punya Banyak Usaha
Dalam menjalani hari-hari sebagai pengusaha, Tri berhasil melebarkan sayap bisnisnya. Tercatat dia memiliki 11 sektor usaha, di antaranya kopi jahe, sari beras merah, jasa pengemasan minuman, pengadaan alat kantor dan alat tulis, toko kelontong, peternakan, properti, bahan baku es krim, sektor pertanian, kontrakan, dan perawatan mesin cetak.
Karena usahanya itu pulalah, Tri berhasil menguliahkan anaknya di Jurusan Kedokteran UMY dan satu lagi anaknya, masih duduk di SMP kelas IX di Jakarta.
Ini Tips Suksesnya
Meskipun sukses sebagai pengusaha, Tri tidak mau dikatakan bahwa dia seorang pengusaha sukses. Dia mengatakan kalau penghasilannya setidaknya cukup untuk membeli nasi. Sebagai pengusaha dan motivator, dia memberi pesan pada para anak muda khususnya di Kabupaten Gunungkidul untuk terus berusaha dan berjuang demi penghidupan yang lebih baik. Dalam sebuah kesempatan, dia tak lupa untuk membagi tips suksesnya.
“Kunci sukses itu ada empat hal yang harus kita lakukan. Pertama, mempunyai kemauan, kedua mempunyai keberanian untuk memulai sesuatu, ketiga mempunyai rasa komitmen walaupun gagal sekali atau dua kali tapi harus bangkit berjuang, dan yang terakhir do’a bahwa sesuatu hal itu akan berjalan dengan baik jikalau kita dekat dengan Tuhan,” kata Tri Sumono dikutip dari Brilio.net pada Jumat (25/9). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah perjalanan pria meraih kesuksesan di perantauan.
Baca SelengkapnyaPerjuangan keras harus ditempuh pria bernama Hadi di usianya yang masih belia.
Baca SelengkapnyaBerawal dari budi daya lobster di dalam kamar berukuran 3 x 3 meter, ia kini jadi bos lobster di Surabaya.
Baca SelengkapnyaPenjual bakso tersebut berhasil membuka tiga cabang di berbagai wilayah Cirebon, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSuparno, warga Tulungagung Jawa Timur ini tak menyerah saat bisnisnya gagal. Ia beralih jualan empon-empon. Hasilnya, baru setahun ia bisa beli mobil cash.
Baca SelengkapnyaDia ogah mengandalkan ekonomi keluarga untuk menjemput kesuksesannya
Baca SelengkapnyaPopularitas peyek kacang produksinya mulai meningkat hingga berdampak peningkatan omzet.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menabung seribu rupiah hingga Rp15 ribu.
Baca SelengkapnyaDia nekat untuk memulai hidup mandiri sejak usia belia.
Baca SelengkapnyaIa memberdayakan masyarakat sekitar untuk hidup sejahtera bersama-sama
Baca SelengkapnyaWalau dia tak tamat menempuh pendidikan di bangku SD, nyatanya kini ia berhasil menjadi seorang bos dengan punya banyak karyawan.
Baca SelengkapnyaBak sudah jatuh, tertimpa tangga. Dia menjadi seorang pengangguran dan kembali ke Tanah Air saat terjadi krisis moneter.
Baca Selengkapnya