Bertahan di Tengah Pandemi, Ini Terobosan yang Dilakukan Kemari Coffee Shop
Merdeka.com - 2020 menjadi tahun yang berat bagi banyak orang. Pandemi Covid-19 yang merebak di hampir seluruh dunia termasuk Indonesia berdampak sangat besar di berbagai sektor. Salah satu yang terdampak paling keras dari adanya pandemi ini adalah industri makanan dan minuman.
Pandemi Covid-19 ini menjadi tamparan keras bagi seluruh penggiat bisnis di bidang ini. Pada beberapa bulan awal merebaknya Covid-19, banyak pebisnis di Indonesia yang agenda jual beli dan promosinya terganggu. Bahkan tak sedikit toko yang harus tutup karena tidak bisa menutup biaya produksi.
Delapan bulan setelah kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di Indonesia, pandemi Covid-19 masih jauh dari kata usai. Pihak-pihak yang terdampak pun harus bisa bertahan di tengah hantaman pandemi dengan caranya masing-masing.
-
Bagaimana Warung Kopi Ake berkembang? Warung Kopi Ake berperan penting sebagai penjaga tradisi sekaligus pionir dalam sektor perkopian di Belitung. Bukanlah hal mudah, dulunya mereka membeli biji kopi dari Jawa dan Lampung, karena Belitung bukanlah daerah penghasil biji kopi.
-
Bagaimana Herd Coffee Roasters beradaptasi di masa pandemi? Mulai Adaptasi Dalam situasi sulit tersebut, Andri dan timnya beradaptasi dengan mengembangkan penjualan online melalui platform Tokopedia. Mereka memperkenalkan kemasan yang lebih kecil dan menambah variasi produk, dari kopi lokal hingga internasional.
-
Kenapa Tri Lanang Coffe buka cabang di Modernland? 'Alhamdulillah mendapat respons baik pada Tri Lanang Coffee volume satu, kami akhirnya membuka cabang di Ruko Golf Boulevard Modernland, berharap tempat kedua ini bisa memenuhi kebutuhan nongkrong di Kota Tangerang,' imbuh Wira sapaan akrabnya.
-
Dimana Warung Kopi Tinggi berada saat ini? Saat ini, kedai dengan resep turun temurun itu terpisah menjadi dua, yakni Warung Kopi Tinggi di di Jalan Batu Jajar No.35 B, Hayam Wuruk dan Bakoel Koffie di kawasan Cikini.
-
Dimana Tri Lanang Coffe berada? 'Alhamdulillah mendapat respons baik pada Tri Lanang Coffee volume satu, kami akhirnya membuka cabang di Ruko Golf Boulevard Modernland, berharap tempat kedua ini bisa memenuhi kebutuhan nongkrong di Kota Tangerang,' imbuh Wira sapaan akrabnya.
-
Kenapa kopi Indonesia bisa bersaing? Menurut Aga, Indonesia sudah bisa bersiang dengan para pemain kopi di seluruh dunia. Salah satu faktornya adalah Indonesia merupakan negara penghasil kopi sekaligus konsumen terbesar.
Hal tersebut juga dirasakan oleh Kemari Coffee Shop, sebuah kedai masa kini di Yogyakarta yang menjual berbagai menu makanan dan minuman dengan menu andalan sajian berbasis kopi. Sudah berdiri selama lebih dari tiga tahun dan memiliki tiga cabang, kedai kopi ini terus berinovasi untuk terus bertahan di tengah pandemi.
Berdiri Sejak April 2017
Dokumentasi - Kemari Coffe Shop
Kemari Coffee Shop membuka kedai pertama pada April 2017 lalu di Jalan Sorowajan Gowok. Sampai saat ini, kedai ini juga menjadi kedai pusat Kemari Coffee Shop.
Selanjutnya cabang kedua dibuka di Jalan Palagan yang berkonsep ekspres atau pengunjung tidak bisa menikmati menu kedai tersebut di tempat. Lalu cabang yang paling baru adalah Kemari Coffee Shop yang berada di Jalan Kaliurang. Cabang tersebut baru dibuka pada bulan Agustus 2020 lalu di tengah masa pandemi.
"Sebenarnya ada keraguan dari tim manajemen untuk membuka outlet di tengah pandemi. Namun, kita tetap mengusahakan bagaimana caranya mempunyai pasar dan bagaimana caranya kita mensortir orang-orang dengan protokol kesehatan. Soalnya mengingatkan orang itu cukup susah. Tadinya kita ingin buka di bulan Juni, karena mempertimbangkan kenyamanan bersama maka kita buka di bulan Agustus," kata Gita Tania selaku tim marketing Kemari Coffee Shop.
Gita juga mengakui jika pandemi Covid-19 berdampak sangat besar terhadap bisnis kedai kopinya. Sikap masyarakat yang enggan untuk keluar rumah sebelum adanya kebijakan new normal membuat omzet kedai kopi ini menurun.
"Jadi dampak sebelum ada kebijakan new normal ya cukup lumayan (secara omzet). Tapi setelah itu omzet sudah kembali normal namun belum sesuai target yang ingin dicapai," ucap Gita.
Dibukanya cabang ketiga di tengah masa pandemi juga telah melalui pertimbangan yang matang. Keputusan ini juga merupakan bentuk tanggung jawab manajemen terhadap tim yang bekerja. Apa lagi tim tersebut juga harus memikirkan bagaimana untuk terus produktif di masa pandemi.
"Ya kalau namanya perusahaan kita harus menyelamatkan nyawa karyawan juga ya. Karena kita juga mempunyai banyak sumber daya manusia yang cukup lumayan, jadi kita harus muter lagi bagaimana caranya temen-temen bisa tetap produktif di tengah pandemi dan tetap mendapatkan untung," tutur Gita.
Tetap Menerapkan Protokol Kesehatan
Dokumentasi - Kemari Coffe Shop
Selama lebih dari tiga tahun berdiri, Kemari Coffee Shop sudah mempunyai banyak pelanggan tetap yang rutin berkunjung. Mereka juga tak lupa untuk menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi ini.
"Terus pelanggan yang dateng secara reguler cukup banyak dan mereka juga tetap memperhatikan protokol kesehatan. Apa lagi pelanggan tetap yang sering datang di kedai pusat, juga banyak yang datang di cabang yang di Jalan Kaliurang. Jadi kita sudah punya pelanggan tetap dan kedai yang di Jalan Kaliurang itu juga sudah punya pelanggan tetap," tambah Gita.
Tidak hanya para pelanggan tetap, lanjut Gita, ada juga beberapa komunitas yang sering berkumpul menghabiskan waktu di Kemari Coffee Shop. Salah satunya adalah komunitas sepeda yang hampir setiap pagi datang untuk menyantap menu sarapan di Kemari Coffee Shop.
Bekerja Sama dengan Banyak Pihak
Dok. Jogja Home Coming
Pada akhir September lalu Kemari Coffee Shop juga bekerjasama dengan komunitas paguyuban non-profit yang bergerak di bidang musik bernama Jogja Home Coming.
Mereka menggelar acara temu rindu bersama musisi dan pelaku kreatif yang bertujuan untuk membantu UMKM dan beberapa band yang sudah mempunyai karya sendiri untuk tampil. Walaupun diadakan di tengah pandemi, acara tersebut tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Dokumentasi - Kemari Coffe Shop (Sesi potong tumpeng dari pihak Kemari Coffe Shop dengan pihak Jogja Home Coming)
"Jadi, Jogja Home Coming itu sama Kemari Coffee Shop kemarin kerjasama untuk membuat aktivasi berbentuk acara yang mana ada juga lapak untuk menjual barang-barang berbentuk pakaian yang bertujuan untuk menghidupkan berbagai UMKM yang terdampak pandemi jadi tidak bisa membuka toko. Nah kita kita membuat aktivasi lagi dan ditambah panggung hiburan dari Jogja Home Coming dan kita juga memberikan panggung untuk teman-teman musisi. Jelas sesuai ekspektasi atau bahkan sampai melebihi ekspektasi, berjalan dengan lancar dan juga menerapkan protokol kesehatan yang sesuai," jelas Gita.
Gita juga menjelaskan jika acara tersebut terselenggara dengan baik karena adanya kerja sama dengan banyak pihak yang ingin terus bergerak di masa pandemi. Pihak-pihak yang terlibat mempunyai semangat untuk terus produktif dan berbagi di masa sulit seperti sekarang.
"Aktivasi tersebut juga menunjukkan bahwa di tengah masa pandemi ini kita juga harus bertahan di segala lini bisnis manapun. Iya itu yang di kedai pusat. Kenapa tidak di Kemari yang di Jalan Kaliurang? Karena kita masih ingin mendapatkan pengunjung yang senatural mungkin, organik jangan tersegmented di pembukaan awal," tutur Gita.
Terobosan Lainnya
Dokumentasi - Kemari Coffe Shop
Selain menggelar acara temu rindu bersama musisi dan pelaku kreatif, Kemari Coffee Shop juga melakukan terobosan lain. Salah satunya adalah menjalin kerja sama dengan pelaku bisnis lain yang juga bergerak di bidang kuliner untuk melakukan kolaborasi menu minuman.
"Kebetulan di bulan ini kita juga ada program kolaborasi dengan kedai lainnya. Terus kita kerja sama, apakah mungkin menu kita dan menu mereka bisa menjadi sebuah menu gabungan. Ternyata kerja sama tersebut bisa dan mempunyai respon yang baik dari para pelanggan," kata Gita.
Tidak hanya itu, nantinya di akhir tahun akan ada sebuah proyek dari Kemari Coffee Shop untuk memproduksi cenderamata. Pembuatan cenderamata tersebut nantinya juga akan bekerjasama dengan para seniman lokal.
"Kalau tahun baru nanti kita pengen mengeluarkan merchandise. Aktualisasinya ya mungkin kita kolaborasi juga dengan seniman yang ada di Jogja untuk jadi juru desainnya," pungkas Gita. (mdk/dem)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Billy Kurniawan juga memiliki 3 ribu karyawan operasional dan berhasil menjual hingga 15 juta gelas kopi per bulan.
Baca SelengkapnyaMau begadang minum kopi, kumpul-kumpul bareng sambil ngopi, melepas penat dengan kopi.
Baca SelengkapnyaKini hadir Moe Djamoe yang langsung jadi favorit semua kalangan, berkat variasi dan rasa yang lebih segar.
Baca SelengkapnyaKafe-kafe berikut ini adalah kafe tertua di dunia yang masih ada hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaNgopi di sini bisa sekaligus konsultasi tentang permasalahan hukum.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaLangkah pria ini ditentang oleh keluarga yang masih menganut sosial yang konservatif.
Baca SelengkapnyaBerkat riset dan inovasi, Dinova Store masih terus bertahan hingga saat ini. Bahkan, Sri masih mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak muda.
Baca SelengkapnyaBanyak pengusaha yang gulung tikar dan mengalami stres.
Baca SelengkapnyaKedai kopi ini hadir agar seluruh lapisan masyarakat bisa mencicipi nikmatnya minuman kopi ala kafe.
Baca Selengkapnya